55

10K 907 125
                                    

• I HOPE YOU ENJOY GUYS •

Dokter telah memeriksa keadaan Jungkook, kepalanya pun telah di perban, dan kata sang dokter tak ada yang perlu di khawatirkan karena luka yang di alami Jungkook tidak terlalu parah.

Sekarang laki-laki itu masih terbaring lemah di ranjang tidurnya. Sebenarnya Anna ingin suaminya di bawa kerumah sakit dan di rawat di sana, tetapi Ayah mertua sudah terlanjur memanggil Dokter Park kemari.

"Lalu bagaimana dengan penyakit paru-parunya?" Dokter Park terlihat menarik napas perlahan. "Sepertinya suami anda akhir-akhir ini jarang meminum obatnya... Mohon perhatikan itu karena jika terlambat, maka penyakit yang dia derita akan semakin parah."

"Astaga... Suamiku..." gumam Ny. Jeon seraya memegangi lengan suaminya dengan perasaan yang begitu khawatir.

"Jarang minum? Tapi setiap hari aku selalu memberinya obat, Dok... A-aku letakan di atas nakas."

"Mungkin setelah Nyonya taruh obatnya dan Nyonya meninggalkan suami Nyonya sendirian, dia tidak meminum obatnya..."

Anna menggerutu kesal di dalam batinnya. Benar, seharusnya dia harus melihat suaminya minum obatnya dulu dan bukan meninggalkannya. Jungkook lagi-lagi melakukan sebuah kebohongan besar, kebohongan yang bisa membuat penyakitnya bertambah parah.

"Kalau begitu saya permisi..." , "Mari, kami akan antar sampai diluar..." ujar Tn. Jeon lantas beranjak pergi darisana bersama Dokter Park yang mengikutinya dari belakang.

"Jaga Jungkook baik-baik, Nak..." Anna mengangguk sementara Ny. Jeon langsung saja ikut pergi bersama suaminya.

Cklek.

Anna menutup pintu kamarnya kembali setelah memasuki kamarnya. Tatapannya mengarah sendu pada suaminya yang masih belum sadarkan diri itu.

Ia beralih pada bunga yang di letakan pada buket berbahan koran itu lama. Mengambilnya setelah itu kembali menangis mengingat bagaimana Jungkook sampai senekat ini untuk mendapatkan maafnya.

"Aku memang suka bunga ini Jeon, tapi bukan begini caranya untuk mendapatkan maafku..." ujarnya seraya menangis hebat dengan buket bunga yang dirinya peluk erat-erat.

Ia mengambil sebuah vas di atas nakas, membuang bunga yang ada di vas tersebut dan menggantinya dengan bunga yang di ambil oleh suaminya.

Anna berjalan kearah tempat tidur, menatap lekat wajah damai suaminya dan mulai menyentuh pipi Jungkook dengan gerakan pelan.

"Panas..." gumamnya penuh perasaan khawatir.

Anna bergerak cepat menuju ke lantai bawah, mengambil semangkuk air hangat untuk mengompres suaminya. Setelah mendapatkan itu, wanita tersebut pun kembali bergegas menuju kamarnya dengan gerakan cepat.

Kini Anna telah duduk di pinggiran ranjang, mencelupkan kain tersebut ke dalam air hangat lalu menaruhnya di kening suaminya itu.

Kompresan itu ia lakukan berulang kali, sampai pada akhirnya air hangat itu kini berubah menjadi dingin.

Hoam....

Anna menguap, menatap kearah jam dinding di kamarnya yang menunjukan pukul 02.33 dini hari. Matanya benar-benar terjaga hanya untuk suaminya yang kini sedang terbaring lemah di tempat tidur ini. Namun ketika detik terasa cepat berlalu, wanita itu rasanya tak dapat menahan rasa lelah dan kantuknya.

Anna menyandarkan tubuhnya di punggung ranjang, sampai akhirnya matanya pun terpejam hingga dirinya ikut terlelap.

***

Hari telah berganti pagi, Jungkook mulai mengerjap-erjapkan matanya seraya memegangi kepalanya yang terasa sakit itu.

Dirinya bingung, kenapa kepalanya di perban seperti ini? Jungkook mencoba mengingat apa yang menimpanya kemarin.

1. CEO JEON [M] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang