30

11.8K 1.3K 290
                                    

• I HOPE YOU ENJOY GUYS •

Jantung Anna berpacu dua kali lebih cepat, sekarang dia benar-benar gugup, takut disaat yang bersamaan karena nenek Jeon terus memperhatikan dirinya dari bawah sampai keatas.

Hatinya mulai dilanda kekhawatiran, tatapan nenek Jeon seakan memberinya petunjuk kalau kehadirannya tidak di terima dengan baik disini.

Plak!

"Akhh, nenek kenapa memukulku?!" protes Jungkook saat wanita paruh baya tersebut memberikan pukulan kuat di lengan kananannya.

"Yak! Kau memacari anak kecil!? Dasar kurang ajar! Gadis SMP ini harus fokus belajar! Kenapa kau malah memacarinya?! Huh?!"

"Apa----SMP?" tukas Jungkook dengan tatapan tidak percaya.

Jungkook dan Anna kini terlihat saling bertatap muka, sebelum akhirnya tawa lebar Jungkook pun menghiasi keheningan mereka.

"M-maaf, nek... Umurku 20 tahun, 2 tahun yang lalu aku sudah lulus SMA..."

"Oh? Benarkah? Tapi kau terlihat seperti anak SMP, nak..."

"Nenek, nenek sudah tua... Tidak pantas ngelawak..." tukas pria tersebut seraya memegangi perutnya yang kesakitan karena tadi benar-benar lucu.

Nenek Jeon mengarahkan tatapan tajamnya pada sang cucu, hingga membuat CEO muda tersebut pun langsung saja menghentikan tawaan itu sambil mengucapkan kata 'maaf pada sang nenek.

"Nenek pikir cucu nenek ini memacari anak sekolahan... Huh, nenek paling tidak suka kalau Jungkook memacari perempuan yang masih berstatus sebagai pelajar..."

Anna tersenyum menanggapi hal itu, sekarang dia tau kalau nenek Jeon sebenarnya orang baik. Kegugupan serta ketakutannya pun kini menghilang entah kemana setelah dia tau sifat asli nenek dari pacarnya ini.

Awalnya Anna mengira kalau kehadirannya tidak di terima, tapi ternyata nenek Jeon sempat salah paham dan mengira kalau dirinya masih bersekolah.

Drrttt...

Ponsel Jungkook berdering menandakan sebuah panggilan masuk, ia pun segera mengangkat panggilan tersebut.

"Apa?! Bagaimana bisa?! Dasar ceroboh!" tukas Jungkook dengan seseorang yang bertelponan dengannya itu.

"Aku keluar dulu, ada sedikit masalah kantor," pamit pria tersebut kemudian keluar dari ruangan dan melanjutkan pembicaraan di telpon bersama Tn. Oh.

"Kemari, duduklah..." ujar nenek Jeon seraya menuntun lengan Anna hingga gadis itu pun kini duduk di sebuah kursi yang berada di dekat ranjang tempat nenek Jeon berbaring.

Anna mulai memainkan jemarinya gelisah, tiba-tiba saja kegugupannya kembali datang mana kala nenek Jeon memperhatikan dirinya sedari tadi. Bahkan gadis itu pun terus saja menatap kearah lain saking gugupnya.

"Orangtuamu kerja apa, nak? Bisnis? Kedokteran? Kantoran? Atau----"

"Dulu, Ayahku adalah seorang hakim. Ayah sudah meninggal saat usiaku menginjak 3 tahun... Kalau Ibu cuma penjual bunga biasa, sama sepertiku..."

"Ah, maaf...Nenek tidak tau," sesalnya seraya memegangi jemari calon cucu mantunya tersebut.

"Aku berasal dari kalangan biasa, bukan konglomerat atau sejenis orang kaya apapun itu... Sejak Ayah meninggal, ekonomi keluargaku jadi berantakan... Maka dari itu sejak lulus SMA, aku memutuskan untuk bekerja, berjualan bunga keliling... Karena aku tidak mau merepotkan beban Ibuku dengan kuliah..."

Nenek Jeon tersentuh mendengar curahan hati Anna. Entah kenapa ia juga merasa sakit begitu membayangkan tentang perjuangan serta penderitaan gadis ini.

1. CEO JEON [M] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang