Mereka kini tengah berkumpul di kamar Seokjin. Jungkook yang sudah menggendong Seokjin dan di letakan di kamar ini dengan Jiae yang juga terbaring di sampingnya setelah di angkat oleh Anna dan juga Ibunya.
Jungkook sudah mandi tadi, dia pun telah mengenakan pakaian ganti dan tak membiarkan abs nya terlihat lagi.
"Apa kita siram saja mereka pakai air panas supaya mereka mau bangun?" tanya Jungkook membuat Anna memukul perutnya sekali lagi karena ide suaminya itu sangat buruk.
'Mereka kenapa malah menidurkan Jiae disampingku sih?! Bagaimana caraku bangun coba?!' batin Seokjin. Ia sekarang terjebak pada ide buruknya sendiri. Acting pingsan ini tidak berjalan lancar karena entah mengapa Jiae juga ikut pingsan dan membuat mereka sekarang tidur di satu ranjang.
Dengan pelan, kedua mata Jiae mulai mengerjap-erjap. Tangannya pun mulai bergerak-gerak dibarengi dengan keluhan pusing kepala yang di lontarkan oleh gadis ini.
"Jiae Eonni? Syukurlah kalau Eonni sudah bangun..." gumam Anna seraya membantu Jiae untuk bersandar di punggung ranjang.
"Ibu permisi kebelakang untuk buatkan minum ya?" ujar Ny. Bae lantas melangkah pergi meninggalkan kamar tersebut.
Jungkook mendekat pada Seokjin, memainkan hidung pria berbahu lebar tersebut dan memukul-mukul kepalanya. Ini adalah waktu yang tepat untuk melakukan pembalasan terhadap kakak Anna yang selalu menyiksanya dengan perkataan pedas setiap waktu.
"Oppa! Kenapa kau pukul-pukul kepala kakak ku begitu?!" protes Anna tidak terima.
"Sayang, apa kakakmu ini sudah mati? Aku dengar kalau pingsan lebih dari setengah jam itu hidupnya telah di ambang kematian, sebaiknya kita persiapkan saja kuburannya mulai dari sekarang."
Mendengar itu, tiba-tiba saja Seokjin pun terbangun lantas memberikan tatapan mematikannya pada Jungkook sementara suami dari adiknya itu hanya tersenyum sinis, karena pada dasarnya ia tau. Bahwa Seokjin cuma acting saja barusan.
"Tidak apa-apa, pertama kali dekat dengan seorang wanita akan membuat anggota tubuhmu merespon dengan menolak kedatangannya, padahal hatimu tidak..." mata tajamnya semakin terarah begitu Jungkook semakin menceramahinya. Lihatlah, amarahnya akan timbul sebentar lagi jika saja pria ini tak mengingat kalau disampingnya ada Jiae.
"Oppa... Kau baik-baik saja kan?" Seokjin mendadak kikuk, dia mulai gugup begitu Jiae menanyakan soal keadannya. Sungguh, dia benci situasi ini dan tak akan suka dengan situasi seperti ini sama sekali! Iya! Pria berbahu lebar itu membenci kedatangan Jiae! Tapi jika tak ada keluarganya terutama Jungkook, dia mungkin bisa menyambut baik kedatangan Jiae di rumah ini.
"A-aku tidak apa-apa! Jangan peduli padaku!"
"Oppa! Kau menyakiti hatinya!" seru Anna namun Seokjin justru beranjak dari kasur dan pergi dari kamar tersebut tanpa mengatakan apa-apa lagi.
"Jiae Eonni... Maafkan Oppa ku ya? Dia buruk soal cinta... Yakinlah kalau saat ini dia sedang gugup denganmu, makanya terpaksa bilang seperti itu."
"Aku harus keluar untuk mengangkat telpon." pamit Jungkook karena ponselnya sedari tadi berbunyi, berasal dari perusahaan yang mungkin membutuhkan sesuatu penting darinya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.