76

8.4K 995 574
                                    

• I HOPE YOU ENJOY GUYS •

"ANNA BERHENTI MEMBERONTAK!!"

Suasana tiba-tiba berubah menjadi hening, cukup. Seokjin kehilangan kesabarannya sampai disini. Ibu Anna yang melihat itu bahkan langsung pergi dan membawa Taegi menjauh agar anak sekecil itu tidak melihat pertengkaran hebat barusan.

Anna terisak, dengan gerakan pelan ia pun mulai terduduk kaku di lantai ruangan itu masih dengan air mata yang mengalir deras.

"Kau tidak bisa membuat keputusan sendiri, Oppa tau. Oppa sangat mengerti perasaanmu. Kau tertekan karena melihat pembunuhan tepat di depan matamu. Tapi jangan menyalahkan Jungkook sampai kau mau menyeretnya ke dalam penjara. Dia tidak sepenuhnya bersalah, Ann... Dia masih suamimu, suami sahmu karena kalian sama-sama belum menandatangani surat perceraian. Oppa tau kalian masih saling mencintai, dan tolong berhenti egois seperti ini."

Wanita itu tidak menjawab, ia sibuk mengepalkan kedua tangannya kuat dengan memegangi perutnya yang berisi malaikat kecilnya dengan Jungkook disana.

"Coba pikirkan dengan kepala dingin, kau dan Jungkook masih saling menyukai, kalian mencintai satu sama lain."

Seokjin meraih pergelangan tangan Anna lantas merangkul sang adik dan membawanya menuju kamar.

Di baringkannya wanita itu pada kasur kamarnya, Seokjin bahkan dengan lembut menaikan selimut hingga setengah tubuh Anna dan mengelus surainya pelan.

"Kau perlu istirahat, jangan banyak tertekan..." ujar Seokjin, mengecup surai sang adik kemudian melangkah pergi dari kamar ini setelah menutup pintunya.

Tes...

Sekali lagi air mata itu kembali timbul, meski sudah di ceramahi berkali-kali, emosi ini rasanya tak dapat dirinya kendalikan. Anna meremas spreinya kuat-kuat, mengeluarkan suara tertahan dan menangis kembali sejadi-jadinya.

Ia beranjak dari posisi tidurnya menjadi bersandar di punggung ranjang.

Tangannya meraih sebuah album yang tergeletak di atas nakasnya itu.

Bagian luarnya sudah rusak, foto-foto di dalamnya pun sudah dirinya copot dan remas hingga foto-foto kenangannya bersama Jungkook ikut lenyap.

Sekarang hanya tersisa tulisan-tulisan tangan Jungkook. Pria yang di bilang kakaknya masih menjadi suami sah nya itu meninggalkan luka yang lebih menyakitkan lagi akibat tulisan-tulisan tangan ini.

'Aku memilihmu sebagai pendamping ku bukan tanpa suatu alasan. Tadinya aku berpikir kalau aku sangat bodoh telah mencintai wanita yang tidak tau masak dan mengurus rumah sama sekali. Tapi sifat dan wajahmu tidak akan pernah bisa aku lupakan, Ann... Dan sekarang aku kembali menyadari satu hal. Kau sudah membuatku candu...'

Isakannya semakin terdengar, sebenernya ia pun enggan untuk membaca semua tulisan-tulisan tangan Jungkook ini. Namun entah mengapa rasa penasaran itu mendorongnya agar lebih melihat isi dari tulisan-tulisan tangan tersebut.

'Jika seandainya kisah kita sudah harus berakhir... Aku ingin akhir yang manis, misalnya dengan Tuhan mengambilku karena penyakit yang aku derita. Aku mau kisah kita berakhir tanpa adanya kata cerai. Biar saja penyakit ini semakin menggerogoti tubuhku agar aku dapat meninggalkanmu dengan tenang.'

'Aku juga mau sembuh, Ann.. Aku ingin tetap hidup untukmu dan anak kita. Maaf jika aku tak pernah meminum obat yang selama ini dokter berikan. Aku bosan, aku bosan jika harus mengkonsumsi benda itu tapi tidak pernah ada hasil yang bagus.'

'Setiap hari aku selalu merasakan sakit di bagian paru-paruku, aku sangat membenci moment disaat kita sedang bersama dan penyakit ini kambuh tidak tau waktu. Dan disana, aku harus menyiapkan senyum palsu agar kau tau bahwa aku baik-baik saja...'

1. CEO JEON [M] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang