8 tahun telah berlalu sejak malam itu..
"Tuan Putri, Anda cantik sekali.." Lily yang sudah kuanggap bagai ibuku sendiri berdiri dengan memegang pundakku sambil berkaca-kaca.
"Terima kasih Lily.." Aku pun ikut terbawa emosi melihat Lily "Terima kasih sudah menjaga dan merawatku sampai saat ini.."
"Tuan Putri.." Lily pun tidak bisa menahan tangisnya dan memelukku. Aku semakin terbawa emosi dan hampir terisak.
"Jangan ikut menangis Tuan Putri, nanti riasanmu berantakan" ujarnya sambil memegang pipiku dan melepaskan pelukannya."Iya.." Aku tersenyum sambil menyeka air mata yg sepertinya bisa turun kapan saja.
"Apa pengantin wanita sudah siap?" Felix sudah berdiri di depan pintu dengan pakaian formalnya, siap membawaku ke tempat Daddy.
"Tuan Putri... " Felix menatapku tanpa berkedip.. lalu dia pun ikut menangis. Namun tidak lama kemudian Lily menyikutnya "Sudah hentikan Sir Robaine.. Paduka pasti sudah menunggu Tuan Putri"
"Ayo Felix..Ayah sudah menunggu"
Hari ini seluruh Obelia sedang berbahagia. Putri Athanasia, putri paling berharga bagi Claude dan seluruh rakyat akan melangsungkan pernikahannya di Istana Emerald. Bunga mawar, Hiasan dan selebaran pemberitahuan pernikahan Putri Athanasia bertebaran di jalan - jalan Ibukota Obelia.
Seluruh rakyat dapat menyaksikannnya di Alun Alun kota melalui rekaman yang dibuat menggunakan sihir para penyihir menara.Lalu siapa pria yang berani mengambil hati Sang Putri dan meminta ijin menikahinya kepada Kaisar? Rakyat banyak yang belum mengetahuinya, namun di kalangan bangsawan sang pendamping pria sudah sangat dikenal.
Pria itu sangat menawan dan tampil sempurna di setiap pesta yang diadakan di Istana. Hanya dia yang bisa menari dengan Sang Putri. Dan hanya Claude yang menatap mereka dengan api menyala di matanya.
Muncul desas desus di kalangan rakyat bahwa pasangan muda mudi tersebut sering berkencan di luar Istana tanpa sepengetahuan Claude. Namun sampai saat ini tidak ada satupun yang memergoki mereka berdua di jalan.Di Istananya, Claude sudah bersiap dengan pakaian formalnya. Walaupun umurnya sudah tidak muda lagi, wajah dan tubuhnya tidak berubah dari 8 tahun yang lalu. Masih tampan dan gagah.
Dia memandangi 2 lukisan di hadapannya. Satu lukisan adalah lukisan yang dibuat saat Athanasia berumur 14 tahun, lukisan dirinya dan Athanasia. Keduanya tersenyum hangat."Akhirnya putri kecilku segera menjadi milik pria sialan itu.." Claude menghela nafas namun segera tersenyum setelah melihat senyum Athanasia di lukisan tersebut.
"Kau sudah dewasa.."Kemudian Claude melihat lukisan kedua..
Tidak ada yang pernah melihat lukisan itu kecuali dirinya dan Athanasia.. mereka membuatnya dengan sihir. Lukisan seorang wanita yang sangat mereka cintai. Dalam lukisan pun dia sangat cantik, persis dengan yang ada dalam ingatan Claude."Diana.. hari ini putri kita akan menikah. Aku.." Claude terdiam dan menatap sendu.
"Aku berharap kau di sisiku saat ini.. melihat putri cantik kita menikah. Tapi aku yakin kau melihatnya dari sana.." Claude mengelus lukisan itu..Tok..tok
"Paduka..Tuan Putri sudah tiba" suara Felix mengagetkan Claude.
"Ah iya.. suruh dia masuk" Claude segera menutup tirai kedua lukisan berharganya.
Pintu terbuka dan Claude hanya bisa menatapnya tanpa berkedip..
"Ayah..." Athanasia tersenyum hangat memanggil ayahnya.
-------
"Ayah.. Ayah" Aku melambai - lambaikan tangan di depan wajah Claude yang tampaknya terkejut melihat kecantikanku. Hump.. Aku anakmu dan Diana, tentu saja aku akan sangat cantik saat ini.
"Athanasia.. " Claude segera sadar dan menyebut namaku.
"Ayah, aku sudah siap.. bagaimana penampilanku?" tanyaku sambil mengayun -ayunkan gaun putih pernikahanku.
Claude tersenyum "Kau cantik.. seperti ibumu"
Hah? Ini siapa? Ayahku bukan? Bisa melontarkan pujian tanpa nada sarkatis.
"Daddy.." Aku segera berjalan ke arahnya, hendak memeluknya.
"Stop! Jangan memelukku dulu" Aku berhenti di depannya "Kau ingat janjimu? Kau tidak lupa kan janji yang kau katakan sebelum aku mengijinkanmu menikah dengan bocah tengik itu?"
"Ah Ayah.. tentu saja aku ingat" Claude sungguh tidak rela aku menikah, saat seperti ini pun masih menanyakan hal ini.
"Aku tidak akan lupa dengan Ayah. Aku akan tetap tinggal di Istana Emerald. Setiap pagi aku tetap akan sarapan dan minum teh dengan Ayah. Jika sesuatu terjadi dan membuatku sedih aku harus segera memberitahu Ayah. Ayah tetap nomor 1 di hatiku sampai kapan pun. Aku sayang Ayah"
Setelah mengucapkan janjiku panjang lebar, aku segera memeluk Claude dan mengecup pipinya.
"Ayah..Terima kasih sudah merawat, menjagaku, dan menyayangiku sampai saat ini. Aku akan hidup bahagia bersama dia. Jangan khawatir."
"Dasar kau ini. Sebelum aku mengomelimu, kau sudah menyiapkan perlawanan"
"Berbahagialah anakku.. putriku satu-satunya"
Claude memelukku dan mengelus kepalaku.
Di usiaku yang ke-26 akhirnya Claude mau melepaskanku menikah dengan pria yang kucintai.
![](https://img.wattpad.com/cover/228240887-288-k408456.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Eternal Life Season 1 (Who Made Me A Princess Fanfiction)
FanfictionDi usiaku yang ke-26 akhirnya Claude mau melepaskanku menikah dengan pria yang kucintai. Hari hariku kini semakin berwarna dengan keluarga kecilku. Suami tampan yang senang menggodaku. Putri kecil yang sangat mirip dengan ayahnya. Ayah yang semaki...