DESTINY-74

1.9K 168 0
                                        

"Bagaimana keadaan anak saya, Dokter?" tanya Hana setelah Dokter memeriksa keadaan Athena.

Dokter tersebut menoleh pada Hana dan Husein yang berdiri berdampingan, menunggunya berbicara. Sedangkan Avran dan Arvin berdiri di masing-masing sisi tempat tidur. Seolah sedang menjaga sang adik yang sedang beristirahat.

"Lebih baik kita bicara di ruangan saya." Dokter tersebut keluar lebih dulu.

"Avran, Arvin, jagain Athena, ya," ujar Hana yang langsung diangguki oleh kedua putranya.

Setelahnya Hana dan Husein keluar. Mengikuti sang Dokter menuju ruangannya. Keduanya duduk berhadapan dengan Dokter tersebut. Dia terlihat sedang memperhatikan sebuah kertas hasil diagnosa penyakit Athena.

"Bagaimana, Dokter? Athena baik-baik saja, kan?" tanya Hana was-was.

Dokter tersebut terlihat menghela napas. Meletakkan kertas yang di pegangnya di atas meja lalu menautkan jari-jarinya. Menatap serius ke arah Hana dan Husein.

"Keadaan Athena semakin hari semakin memburuk. Sel kanker dalam tubuhnya semakin ganas dan berkembang dengan sangat cepat. Selain itu...." Dokter menggantungkan ucapannya. Menatap ragu pada Hana dan Husein. Tapi dia juga tidak mau merahasiakan hal ini karena bagaimanapun keluarga Athena terutama Ayah dan Ibunya harus tahu.

"Selain apa, Dokter?" tanya Husein.

"Dilihat dari hasil pemeriksaan Athena, ada sel kanker lain yang ternyata sudah bersarang di hatinya."

Mendengar itu Hana dan Husein terkejut bukan main. Jantung mereka seolah berhenti berdetak untuk beberapa saat. Satu kanker saja sudah membuat putri mereka tidak berdaya seperti saat ini, dan sekarang di tambah kanker lainnya?

"Kanker tersebut menyerang sel-sel jaringan lunak dalam tubuh Athena," lanjut Dokter tersebut. "Kanker tersebut termasuk salah satu kanker ganas. Dan jika dibiarkan kanker tersebut akan dengan cepat menyebar dan nyawanya tidak bisa tertolong lagi."

Hana langsung menangis. Dia benar-benar tidak sanggup mendengarnya. Husein langsung mendekap sang istri, memberikan kekuatan dan menenangkan sang istri. Walaupun dia juga merasakan perasaan yang sama seperti Hana.

Orang tua mana yang tidak akan sedih mendengar kabar seperti itu tentang anak mereka? Itulah yang Hana dan Husein rasakan. Menyalahkan diri mereka sendiri karena tidak sanggup melakukan apapun untuk menyembuhkan anak gadis mereka.

"Dokter, saya mohon lakukan apapun supaya anak saya sembuh. Saya mohon, Dokter, saya mohon," ujar Husein bergetar sembari merangkul Hana yang sudah menangis di dekapannya.

Dokter tersebut menatap iba pada keduanya. Dia turut merasakan perasaan kedua orang tua tersebut. Seolah dia sendiri yang sedang dalam situasi seperti saat ini.

"Baiklah, saya akan berusaha menyembuhkan Athena. Kita akan melakukan kemoterapi untuk membunuh sel kanker tersebut sebelum benar-benar mengambil alih tubuh Athena."

Husein dan Hana menatap Dokter tersebut dengan tatapan berharap.

"Lakukan, Dokter. Asalkan putri kami sembuh."

///////

"Jadi... Aku harus kemo, Mi?" tanya Athena memastikan setelah mendengar cerita dari orang tuanya tentang penyakitnya.

Athena masih sedikit shock mendengar bahwa ada sel kanker lain yang bersarang di tubuhnya. Kanker yang dapat mengambil alih tubuhnya dan berkembang biak dengan cepat. Dan untuk mengatasi itu Athena harus melakukan kemoterapi supaya sel kanker tersebut bisa di bunuh sebelum menyebar.

DESTINY [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang