DESTINY-78

1.9K 164 0
                                    

Athena meneguk ludahnya susah payah. Menatap lurus kearah teman-temannya yang sekarang sedang menatapnya horor. Entah kenapa Athena tiba-tiba merasakan hawa yang tidak mengenakkan. Terasa sangat mengancam.

Athena lantas menarik ujung baju Dewa yang berdiri di samping kursi rodanya. Dewa melirik dan menunduk saat Athena memberinya kode. Gadis itu berbisik padanya.

"Kenapa mereka bisa ada disini?"

Dewa melirik kedepan sekilas. "Mereka perlu tau kondisi lo," balas Dewa ikut berbisik.

"Tapi nggak sekarang, Dewa."

"Terus kapan? Mereka bakalan kecewa kalau lo masih merahasiakan ini dari mereka."

Athena diam. Kembali menoleh ke depan. Tersenyum canggung seraya mengangkat sebelah tangannya menyapa. "Hai, lama nggak ketemu. Apa kabar?"

Irene berdecih seraya menyilangkan tangannya di depan dada. "Masih inget sama kita?" sinisnya. Naomi menyenggol lengan Irene pelan. Menegur cewek itu.

"Apa sih?" kesal Irene.

Naomi menghela napas. Melangkah mendekati Athena yang duduk di kursi rodanya. Naomi menatap Athena yang tersenyum padanya. Gadis itu benar-benar tidak bisa dikatakan baik. Athena sangat kurus dari terakhir mereka bertemu. Di tambah sekarang kepalanya yang botak hanya di tutupi oleh kupluk.

"Gimana keadaan lo?" tanya Naomi.

"Seperti yang lo lihat," jawab Athena. Gadis itu berdehem sebentar sebelum melanjutkan. "Sori, karena selama ini gue nggak pernah kasih tau soal penyakit gue sama kalian. Gue cuma nggak mau aja, kita menjalani pertemanan karena kalian kasihan sama gue yang penyakitan. Gue cuma pengen seperti orang-orang yang sembuh dan sehat. Menjalani hari-hari dengan teman-teman yang memang tulus sama gue," jelas Athena menyesal.

Gadis itu mendongak menatap Naomi yang masih berdiri di depannya. Athena tersenyum membalas tatapan Naomi. "Dan gue mendapatkan itu dari kalian. Makasih udah mau temenan sama gue."

Naomi mendekat, membungkuk untuk memeluk Athena. Memberikan semangat untuk gadis itu. Walaupun Naomi tahu penyakit Athena sangat parah dan kemungkinan untuk sembuh adalah kecil, tapi tidak ada yang tahu keajaiban, kan? Siapa tahu Tuhan mau berbaik hati mengangkat semua penyakit Athena dan membuat gadis itu sembuh kembali.

"Gue juga seneng banget bisa kenal dan jadi temen lo, Na," kata Naomi setelah melepaskan pelukannya.

"Heh! Enak aja ya cuma lo berdua yang peluk-pelukan. Gue juga mau!" ujar Irene ikut memeluk Athena erat.

"Ren, sesak napas gue, Ren!" Athena memukul pelan punggung Irene agar cewek itu melepaskan pelukannya yang sangat erat. Membuat Athena sesak napas.

"Sori, sori." Irene cengengesan. "Lo nggak minta maaf juga nih sama gue?"

Athena mengangguk. "Gue minta maaf, ya. Gue nyesel sekaligus senang kalian disini."

"Gue udah maafin lo kok. Walaupun jujur gue sedikit kecewa karena lo nggak pernah kasih tau kita yang sebenarnya."

"Maaf, ya."

"Udah ah, emangnya sekarang lebaran maaf-maafan segala."

"Emangnya minta maaf harus lebaran doang?" tanya Ben.

"Diem lo! Orang aneh nggak usah ikut nimbrung!" ujar Irene kejam.

Ben berdecih sedangkan teman-temannya sudah tertawa melihat perdebatannya dengan Irene yang berakhir dengan Ben harus mengalah lagi.

///////

"Lagi ngapain?"

Athena menoleh, tersenyum manis pada Dewa yang baru masuk ke kamar rawatnya. Dewa duduk di sofa, bersebalahan dengan Athena yang sedang menyusun bunga mawar yang terlihat cantik di dalam vas.

DESTINY [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang