DESTINY-43

1.9K 161 1
                                    

Dewa menghentikan motornya di depan rumah Athena. Keduanya masih diam di atas motor seperti saat perjalanan pulang tadi. Tidak ada yang berusaha untuk membuka obrolan. Keduanya masih canggung setelah kejadian di bianglala tadi. Bahkan Athena yang biasanya cerewet jadi lebih pendiam.

"Mm.. Na? Gak mau turun?" tanya Dewa gugup. Ia masih belum bisa menormalkan jantungnya yang saat ini masih berdegup kencang.

Athena yang sadar dari lamunannya mengerjap, lalu turun dari motor Dewa. Ia berdiri di sebelah Dewa dengan kepala menunduk. Ia masih malu mengingat kejadian itu. Wajahnya saat ini pasti masih memerah.

"Ma... Makasih, Wa. Ka-kamu hati-hati pulangnya," kata Athena terbata. Ia benar-benar masih gugup.

Segera Athena berbalik hendak pergi. Tidak tahan lagi berlama-lama di depan Dewa. Ia benar-benar masih malu.

Tapi sepertinya hal itu percuma, karena saat ini Dewa berhasil mencekal lengannya sebelum Athena benar-benar kabur masuk kedalam rumah. Athena memejamkan matanya saat jantungnya kembali berdisko hebat hanya karena Dewa memegang tangannya. Padahal sebelumnya ia tidak pernah seperti ini dengan Dewa.

Athena menoleh menatap Dewa yang sekarang sudah berdiri di hadapannya. Athena paham maksud tatapan Dewa saat ini padanya. Itu adalah sebuah tatapan bersalah.

"Na, sorry. Gue gak bermaksud—"

"Dewa," potong Athena tanpa mengalihkan pandangannya.

Dewa menatap Athena. Menunggu gadis itu yang akan memakinya karena sudah melakukan hal memalukan seperti tadi. Dewa paham jika Athena marah padanya. Karena wajar seorang perempuan marah jika bibirnya di cium oleh laki-laki yang bahkan tidak memiliki hubungan apapun dengannya.

"Sorry," lirih Dewa benar-benar merasa bersalah.

Athena tersenyum lalu mendekat. Dan tiba-tiba gadis itu mengecup pipi Dewa singkat, membuat cowok itu kaget dengan mata membulat. Tidak percaya dengan apa yang barusan terjadi. Rasanya begitu cepat sampai Dewa tidak bisa memprediksinya.

Athena mengusap wajah Dewa dengan senyuman di wajahnya. Tangannya ia lingkarkan memeluk Dewa hangat.

"Aku tau," bisik Athena namun masih terdengar oleh Dewa. "Aku maafin kamu."

Athena melepaskan pelukannya. Kembali menatap Dewa hangat. "Makasih buat hari ini. Aku benar-benar seneng banget, apalagi bisa bersama kamu," ucap Athena tulus.

Athena mengenggam tangan Dewa. "Aku berharap kita bisa kaya gini lagi. Menghabiskan waktu bersama-sama."

Dewa tersenyum lalu mengangguk. "Pasti. Kapanpun lo mau, kita akan pergi, menghabiskan waktu bersama," balas Dewa.

Athena mengangguk.

"Kalo gitu gue pulang dulu. Salam buat orang rumah," ujar Dewa menaiki motornya.

"Pasti. Kamu hati-hati ya. Jangan ngebut. Pelan-pelan aja asalkan selamat."

Dewa tersenyum di balik helmnya. Ia segera menghidupkan mesin motornya dan pergi dari rumah Athena. Gadis itu tersenyum lalu berbalik setelah motor Dewa tidak terlihat lagi oleh pandangan matanya.

///////

Perlahan pintu di kamar Athena terbuka. Beberapa orang masuk dengan pelan dan hati-hati. Tidak ingin membuat Athena bangun dengan langkah kaki yang mereka buat. Mereka berdiri di sekitar tempat tidur Athena dan saling memberi kode satu sama lain.

Lampu di kamar itu tiba-tiba menyala membuat Athena menggeliat merasa terganggu dengan cahaya yang begitu terang. Lantas Athena membuka matanya dan bangun.

DESTINY [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang