"Kamu tuh kaya penyelamat. Selalu ada di saat aku butuh. Selalu datang di saat yang tepat. Walaupun kamu masih gengsi buat nunjukin kepedulian kamu. Tapi aku seneng, karena secara perlahan kamu udah mau nerima aku."
–AthenaWiatamaHusein–
///////
"Na, gue bisa minta tolong gak?"
Athena yang sedang memakai sepatunya di depan tenda mendongak ke arah Mutia, teman sekelasnya. Athena lalu berdiri di depan Mutia.
"Kenapa, Mut?" tanya Athena.
"Lo bisa gak ambil air di sungai? Soalnya gue di panggil sama Bu Surti. Gue minta tolong ya."
Athena mengangguk. "Oh, ya udah biar gue aja. Sini embernya."
"Makasih ya, Na." Mutia memberikan ember yang ia pegang pada Athena.
Mutia berbalik pergi. Athena segera pergi ke sungai untuk mengambil air seperti kata Mutia. Kebetulan tadi pagi Athena berjalan-jalan, jadi ia sudah hapal dimana letak sungai terdekat.
Perlahan langkah Athena melambat saat melihat seorang cewek yang sedang berjongkok di pinggir sungai. Sama halnya seperti Athena, cewek itu sedang mengambil air.
Athena mendekat dan ikut berjongkok di pinggir sungai. Mengambil air dengan embernya.
Cewek yang berada di sampingnya yang tak lain adalah Selina menoleh. Melihat Athena yang sedang mengisi embernya dengan air. Keningnya berkerut, merasa pernah melihat gadis itu sebelumnya.
Setelah embernya terisi Athena berdiri. Berbalik hendak kembali ke tenda. Namun suara Selina membuat langkahnya terhenti. Athena menoleh pada cewek itu yang berjalan mendekat padanya.
"Hai," sapa Selina dengan senyum ramah.
Athena ikut tersenyum walaupun sedikit canggung. "Hai," balasnya.
"Lo cewek yang waktu itu bareng Dewa kan saat naik bus?" tanyanya memperhatikan Athena.
Ditanya seperti itu semakin membuat kerutan di keningnya terlihat jelas. Athena juga memperhatikan cewek di depannya ini. Cantik. Itulah kata-kata yang dapat Athena simpulkan saat melihat cewek itu.
"Ahh, iya. Kenapa?" tanya Athena.
"Gue liat lo sama Dewa deket. Kalian... Pacaran?"
Athena diam kemudian ia tertawa pelan. Selina menatap Athena heran. Entah apa yang lucu dari pertanyaannya barusan. Selina pikir tidak ada.
"Enggak, gue sama Dewa cuma temenan doang," ujar Athena.
"Tapi... Keliatannya kalian cocok banget loh." Selina terkekeh kikuk. Dadanya tiba-tiba terasa sesak saat kata-kata itu meluncur begitu saja dari mulutnya. Karena rasa penasarannya membuat mulutnya tidak bisa di kontrol lagi.
"Alhamdulillah lah kalo ada yang bilang kita cocok. Gue juga gak pengen maksa Dewa buat suka sama gue. Karena tujuan gue cuma pengen buat dia bahagia."
Selina terdiam. Menatap Athena dengan tatapan dalam. Dari matanya cewek itu bisa menangkap sebuah ketulusan dari ucapannya. Gadis itu benar-benar berbeda dan ia dapat merasakannya.
Selina tersenyum seraya mengangguk-angguk.
"Selina!"
Keduanya menoleh pada Viktor yang berdiri tidak jauh dari mereka. Cowok itu melambaikan tangannya menyuruh Selina mendekat.
"Ya udah, kalo gitu gue duluan ya," kata Selina.
Athena mengangguk. Selina segera melangkahkan kakinya mendekat pada Viktor. Cowok itu langsung mengambil alih ember yang di pegang Selina. Matanya kemudian melirik Athena yang juga tengah menoleh pada mereka.

KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY [ END ]
Fiksi Remaja"Aku tidak pernah menyalahkan rindu, sebab rindu hadir karena adanya KENANGAN." ~ Dewa Althaf ~ "Aku juga tidak pernah menyalahkan pertemuan, meskipun akhirnya adalah PERPISAHAN." ~ Athena Wiatama Husein~ >>>> Dewa Althaf. Satu nama yang di pandang...