DESTINY-02

5K 372 20
                                        

"Pertama melihatmu membuat ku semakin penasaran dan ingin lebih mengenalmu."

–AthenaWiatamaHusein–

///////

Seperti biasa, Dewa berjalan di koridor sendiri dengan wajah datar dan tatapan dingin dan tajam. Setiap langkahnya yang tegas terdengar menggema di sepanjang lorong yang ia lewati membuat orang-orang yang berada disana seketika menyingkir. Semua orang menatap Dewa dengan pandangan berbeda-beda. Namun Dewa tidak mempedulikan karena itu sudah menjadi hal biasa baginya.

Dewa berjalan dengan langkah santai. Tasnya ia sandang di sebelah bahunya. Terlihat cool namun tidak ada yang berani mendekati. Tidak ada yang ingin mencari masalah dengan murid troublemaker seperti Dewa.

Orang-orang mengenal Dewa sebagai cowok urakan, pembangkang, dan selalu membuat masalah. Atau lebih kejamnya 'si pembawa sial.'

Menjadi langganan ruang BK untuk mendapatkan hukuman. Walaupun sudah sering di hukum, namun Dewa tidak pernah kapok. Ia masih membuat masalah di sekolah dengan berkelahi di lingkungan sekolah.

Karena sifatnya itu membuat Dewa di takuti seluruh sekolah. Tidak ada yang berani dengannya dan hanya berani ngomong di belakang cowok itu. Begitulah tabiat kebanyakan orang-orang, hanya berani ngomong di belakang. Kalau sudah di samperin nyali mereka akan langsung ciut.

Dan... satu-satunya orang yang dekat dengan Dewa hanyalah Ben. Sahabatnya dari SD sampai sekarang. Ben tidak peduli dengan apa yang di katakan orang-orang mengenai Dewa. Dia kenal Dewa sudah lama. Bukan sebulan atau dua bulan. Malah Ben sudah kenal Dewa bertahun-tahun. Jadi dia sudah kenal Dewa luar dalam dan seperti apa Dewa sebenarnya. Jadi ia tidak terpengaruh oleh orang-orang yang membujuknya untuk menjauhi Dewa.

Ben adalah teman pertama Dewa saat ia di jauhi oleh teman-temannya saat kecil dulu. Ben adalah orang yang mau berdekatan dengannya saat teman-temannya perlahan menjauhinya dan memusuhinya.

"Pagi, my bro!"

Ben datang dan langsung merangkul Dewa. Ya, hanya Ben yang bisa sedekat ini dengan murid troublemaker seperti Dewa. Murid yang di jauhi oleh seluruh murid di sekolah. Murid yang dikucilkan.

Dewa tidak membalas sapaan Ben. Ia hanya melirik Ben sekilas dan kembali berjalan.

"Diem ae lu, Wa. Kaya jomblo gue di kacangin mulu," ujar Ben.

"Emang lo jomblo," sarkas Dewa tanpa menoleh. Menohok.

Ben mendesis. "Biarpun jomblo, gue masih banyak yang ngantri!"

"Emang gue peduli?" balas Dewa menepis tangan Ben di pundaknya dan berjalan lebih dulu. Meninggalkan Ben yang mengumpat kesal dengan sikap Dewa.

"Wa! Tungguin gue!!" teriak Ben mengejar Dewa.

Bruk!

Saat berbelok, tiba-tiba seseorang menabrak Dewa tanpa sengaja. Dewa menatap seorang cewek berambut coklat yang digerai mengelus keningnya yang tadi sempat membentur dada bidang Dewa. Lantas cewek itu mendongak menatap Dewa.

"Sorry, gue nggak sengaja nabrak lo," ujar cewek itu meringis karena sudah ceroboh.

"Punya mata kan?"

DESTINY [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang