Athena berhenti berjalan. Ia menghentakkan kakinya dan menoleh ke belakang. Ia masih kesal dengan ketiga cowok itu. Berani-beraninya mereka menjelek-jelekkan orang di belakang. Saat di gertak langsung kicep. Rasanya Athena masih belum puas memaki ketiga cowok itu. Supaya mereka sadar bahwa mereka itu tidak lebih baik dari Dewa.
"Sial. Gue masih kesel sama tuh bocah! Beraninya main belakang." Athena berdecih. Ia meremas bukunya untuk mengeluarkan emosi yang masih menggumpal di hatinya. Sampai-sampai ia tidak sadar bahwa bukunya sudah remuk karenanya.
"Gak sayang sama bukunya?"
"ASTAGHFIRULLAH!" Athena berbalik saat seseorang bersuara tepat di belakangnya.
Athena melihat Abi yang sudah berdiri di depannya dengan membawa sebuah buku tulis di tangannya.
"Kak Abi?" Athena tersenyum simpul.
"Kenapa? Lagi ada masalah?" tanya Abi kembali melirik buku Athena yang benar-benar sudah remuk.
"Ha? Ohh, e..enggak kok. Gak ada masalah apa-apa," kata Athena tersenyum kikuk.
Athena menunduk melihat bukunya. Merapikannya walaupun sudah tidak semulus tadi lagi.
Abi tersenyum melihatnya. "Lo mau kemana?" tanya Abi setelah memperhatikan Athena yang sibuk merapikan bukunya.
"Mau ke perpustakaan sih. Tapi kayaknya gak jadi deh," ujar Athena.
"Kenapa?" Abi mengernyit heran.
TengTengTeng!
Tepat saat itu bel masuk berbunyi. Athena menghela napas lega. Ia jadi tidak harus memikirkan alasan lain lagi.
"Itu, bel udah bunyi. Gue duluan ya, Kak." Athena langsung berlalu pergi. Namun dari samping Abi dengan cepat mencekal pergelangan lengan Athena. Membuat gadis itu menoleh padanya.
"Kenapa, Kak?" tanya Athena.
Abi merubah posisinya menghadap Athena. Ingin ia bertanya tapi lidahnya entah kenapa tiba-tiba tidak bisa di ajak kompromi.
"Kak?" panggil Athena membuat Abi tersadar dari lamunannya.
"Hah! Iya, kenapa?"
Athena semakin heran melihat Abi seperti orang linglung begini. "Kakak mau ngomong apa?" tanya Athena.
"Oh, i..ituu..." Abi melepaskan cekalannya dari Athena. "Gak jadi deh. Lain kali aja."
Athena semakin menatap Abi heran. Namun ia juga tidak ingin memaksa. Jika memang penting maka Abi akan mengatakannya padanya.
Athena mengangguk sembari tersenyum. "Ya udah, gue duluan ya, Kak," ujarnya yang di angguki oleh Abi.
Athena kembali berjalan melanjutkan langkahnya yang tertunda.
///////
Athena, Irene dan Naomi berjalan keluar dari gedung sekolah beriringan, sembari berbincang dan tertawa dengan hal aneh yang di katakan oleh Irene. Cewek itu memang pandai melawak. Andai saja Irene ikut komika, pasti menang.
Dengan sengaja seseorang dari belakang menabrak Athena yang memang berjalan di sebelah kanan. Athena mengaduh saat seseorang itu menabraknya dengan kasar.
"Woi! Punya mata kan lo! Hati-hati kalo jalan!" seru Athena kesal pada orang itu.
Sosok itu berbalik dan menunjukkan jari tengahnya pada Athena. Membuat ketiga cewek itu melotot melihatnya. Setelahnya cowok itu berbalik pergi.
"SIALAN LO! KALO BERANI SINI LAWAN GUE! WOI! MENTAL KACANG! SINI LO!!" teriak Athena muak melihat cowok itu.
Ia tahu siapa cowok itu. Dia adalah salah satu cowok yang tadi ikut berdebat dengannya di tangga bersama kedua temannya. Athena semakin geram. Cowok itu hanya berani lawan cewek.
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY [ END ]
Подростковая литература"Aku tidak pernah menyalahkan rindu, sebab rindu hadir karena adanya KENANGAN." ~ Dewa Althaf ~ "Aku juga tidak pernah menyalahkan pertemuan, meskipun akhirnya adalah PERPISAHAN." ~ Athena Wiatama Husein~ >>>> Dewa Althaf. Satu nama yang di pandang...