EXTRA-PART 01

4K 205 26
                                        

Satu...

Dua...

Tigaaa!!

Congratulations!!!

Semuanya melempar topi wisuda masing-masing ke atas yang di sambut indahnya langit biru dengan perasaan senang yang membuncah dan wajah berseri. Senyuman lebar sejak tadi terus tercetak jelas di wajah mereka masing-masing. Sekarang mereka sudah lulus dengan gelar sarjana masing-masing. Memegang map ijazah yang menjadi bukti dari usaha mereka selama menjalani pendidikan dari awal mereka menginjakkan kaki di universitas.

Acara wisuda yang di laksanakan tadi berjalan dengan sangat lancar dan hikmat. Tak jarang orang tua ataupun kerabat dari mahasiswa dan mahasiswi yang datang berurai air mata menyaksikan anak-anak mereka sudah lulus dan menjadi seorang sarjana. Suasana haru begitu melingkupi aula besar itu.

Sebagai kenangan, mereka memulai sesi yang sejak tadi di tunggu-tunggu. Yaitu berfoto bersama teman-teman, keluarga dan kerabat sebagai kenangan.

"Dewa!"

Sang pemilik nama menoleh karena mendengar namanya di panggil. Melihat seorang perempuan cantik yang juga memakai jubah toga sama seperti dirinya mendekat. Tak lupa dia juga melemparkan senyuman manisnya pada Dewa.

"Congratulation, Pak Dokter." Perempuan itu mengulurkan tangannya di depan Dewa yang di sambut ramah oleh cowok itu.

"Terima kasih. Selamat juga buat lo, Bu Dokter," balas Dewa pada Eirene, perempuan yang satu jurusan dengan Dewa. Eirene tertawa mendengar sebutan Dewa padanya. Padahal tadi dia hanya merayu memanggil Dewa dengan sebutan "Pak Dokter".

Eirene adalah teman Dewa yang paling dekat dengannya semasa kuliah. Eirene selalu menemani Dewa dan membantu Dewa. Juga sifat ceria dan keras kepalanya yang sering mengingatkan Dewa pada seseorang di masa lalunya. Karena kedekatan mereka membuat teman-teman satu kampusnya sering menjodoh-jodohkan Dewa dan Eirene.

Dewa tidak terlalu menanggapi. Ia dan Eirene hanya berteman dan akan tetap seperti itu. Tidak akan lebih.

"Oh, ya, Mama sama Papa katanya mau ketemu," kata Eirene.

"Dimana?"

Eirene menoleh mencari keberadaan orang tuanya di tengah-tengah kerumunan orang-orang yang sedang berfoto ria bersama teman-teman, keluarga dan kerabat lainnya. Eirene tersenyum saat melihat orang tuanya yang sedang bercengkrama entah dengan siapa. Dilihat dari percakapan mereka yang terlihat sangat akrab Eirene bisa menebak bahwa laki-laki dan wanita yang sepantaran dengan orang tuanya itu adalah teman atau rekan bisnis Papanya.

"Mama! Papa!" panggil Eirene. Orang tuanya menoleh melihat Eirene melambaikan tangannya pada mereka. Segera mereka mendekati sang putri.

"Halo, Om, Tante." Dewa menyalami orang tua Eirene.

"Halo, Dewa. Selamat, ya, untuk kalian berdua," kata Mama Eirene tersenyum ramah seperti biasa.

"Terima kasih, Tante."

"Dewa, bagaimana jawaban kamu soal ajakan Om?" tanya Papa Eirene pada Dewa.

"Aku belum memutuskan, Om."

"Tidak apa-apa. Kalau kamu masih ragu, pikirkanlah dulu secara matang. Apapun keputusan kamu nanti Om akan terima."

"Terima kasih, Om."

Papa Eirene tersenyum membuat garis keriput di dekat matanya sedikit terlihat. "Om sangat berharap kamu menerima ajakan Om."

"Akan aku pikirkan lagi, Om."

DESTINY [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang