DESTINY-15

2.7K 245 0
                                        

"Athena! Ayo makan, sayang!"

"Iya, Mi!"

Athena menutup bukunya dan keluar dari kamar. Berjalan menuruni anak tangga menuju ruang makan. Dimana Hana dan Husein sudah duduk manis di kursi menunggunya. Biasanya Husein jarang bisa makan di rumah karena pekerjaannya. Tapi akhir-akhir ini dia selalu menyempatkan waktu untuk makan malam bersama anak dan istrinya.

Athena duduk berhadapan dengan Hana. Wanita cantik itu langsung mengambilkan makanan untuk suami dan anaknya. Athena makan dengan lahap. Saat menemani Abi ke toko buku tadi ia belum makan. Jadinya ia benar-benar lapar.

Sebenarnya Abi selalu mengajaknya untuk makan dulu sebelum pulang. Tapi entah kenapa nafsu makan Athena hilang begitu saja. Jadinya mereka tidak makan dan Athena hanya berkeliling menemani Abi.

"Na, tadi yang nganterin kamu itu siapa?" tanya Hana. Sepulang sekolah tadi ia melihat anak perempuannya ini di antar oleh seorang laki-laki yang tidak ia kenal. Namun Athena tampak begitu akrab dengannya. Biasanya Hana ataupun Husein mengetahui siapa saja laki-laki yang dekat dengan Athena.

"Itu Kak Abi, Mi. Kakak kelas aku di sekolah," jawab Athena menelan makanannya.

"Kamu di antar sama laki-laki?" tanya Husein. Ia memang sedikit berbeda jika Athena dekat dengan seorang laki-laki. Sifat tegas dan protektifnya langsung keluar dan akan menunjukkan wajah garangnya pada laki-laki yang mencoba mendekati Athena, putri bungsunya.

Husein melakukan itu karena ia tidak mau putrinya di sakiti oleh laki-laki brengsek. Hanya menunjukkan kebaikan mereka di depan namun ternyata busuk di belakang dan hanya mencoba memanfaatkan Athena. Husein tidak akan membiarkan hal itu terjadi.

Husein memang tegas sebagai seorang Ayah, tapi ia juga tidak terlalu mengekang anak-anaknya dan membiarkan mereka bebas dengan jalan mereka sendiri. Jika itu masih berada di jalan positif dan tidak melenceng.

"Cuma temen, Yah. Teee... Meeenn..." ujar Athena.

"Iya, Yah. Gak usah galak-galak gitu nanya nya," timpal Hana.

"Bukannya galak, Mi. Ayah kan cuma nanya. Lagian kan wajah Ayah emang galak gini. Jadi gak bisa di ubah," ujar Husein membela diri.

Hana memutar matanya. "Terserah Ayah, lah."

"Iya dong, masa terserah Mimi sih?"

"Iihhh! Ayah!"

"Sayang Mimi juga," goda Husein.

Hana langsung diam. Tidak bisa berkata-kata jika Husein sudah mulai merayunya. Wajahnya seakan panas mendengar kata-kata manis itu dari Husein.

Walaupun terkenal garang dan juga tegas, namun Husein juga memiliki sikap yang kebanyakan orang tidak tahu. Hanya keluarganya saja yang mengetahuinya. Contohnya sikapnya sekarang, Husein sangat suka menggoda Hana dengan kata-kata manis sampai Hana benar-benar salah tingkah di buatnya.

Athena tertawa melihat Hana jadi malu-malu kucing seperti itu. Seperti remaja yang sedang kasmaran.

"Hahaha! Ayah udah lah. Kasihan Mimi wajahnya jadi blushing gitu!" ujar Athena tertawa.

"Adek!" tegur Hana membuat tawa Athena terhenti. Namun sedetik kemudian tawanya kembali meledak. Wajah Hana benar-benar merah.

"Iya ya, wajah Mimi jadi merah gitu loh," tunjuk Husein kembali menggoda Hana.

Wanita itu tidak tahan lagi. Anak dan suaminya selalu saja suka menggodanya. Hana segera berdiri pergi dari ruang makan. Meninggalkan Athena dan Husein yang masih tertawa.

"Ayah sih! Mimi kan jadi malu tuh!" ujar Athena menyalahkan Husein dengan sisa tawanya.

"Kenapa jadi salah Ayah? Mimi tuh yang mudah di goda," elak Husein.

DESTINY [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang