DESTINY-49

2K 160 2
                                    

Lagi-lagi Dewa menghela napas entah untuk keberapa kalinya. Tangannya memijit pangkal hidungnya untuk menghilangkan rasa pusing yang sejak tadi siang mendera. Bukan karena masalah pada pekerjaannya, juga bukan karena masalah di sekolahnya. Bisa diingat akhir-akhir ini Dewa sudah jarang masuk ruang BK karena masalah di sekolah. Ia juga tidak sering bolos lagi seperti sebelumnya.

Athena benar-benar sudah merubahnya.

Mata yang tadinya terpejam kembali terbuka. Mata Dewa menerawang menatap langit-langit kamar kontrakannya. Bingung harus bagaimana. Lagi, ia menghela napas berat.

Dewa masih ingat saat pulang sekolah tadi. Dimana ia dan Athena singgah di warung kaki lima untuk makan mie ayam. Tiba-tiba saja Athena ingin makan mie ayam langganannya. Gadis itu mengeluh karena saat jam istirahat ia tidak kebagian mie ayam. Jadinya dia hanya makan nasi goreng.

"Enak 'kan, Wa, mie ayamnya?" tanya Athena saat mereka makan di warung kaki lima. Dewa hanya mengangguk, fokusnya masih pada makanan di depannya.

"Mie ayam disini langganan aku. Rasanya enak dan pas," ujar Athena. "Abangnya juga gak pelit kayak penjual yang lain."

"Biasanya penjual yang lain itu harganya mahal tapi makanannya cuma sedikit."

Athena tak henti-hentinya bicara. Dewa hanya menjadi pendengar saja. Toh ia juga tidak begitu tertarik dengan pembahasan cewek yang duduk di depannya ini.

"Oh ya, Wa, kamu nanti malam ada acara gak? Atau kerja gitu?" tanya Athena.

Dewa yang tadi menunduk, mendongakkan kepalanya sehingga fokusnya kini pada Athena.

"Enggak. Emang kenapa?"

Athena tersenyum. Memposisikan tubuhnya duduk lebih nyaman.

"Kalo gitu kamu bisa dong nanti malam ke rumah aku?"

Kening Dewa langsung berkerut. "Ngapain?"

"Nanti malam keluarga aku mau adain acara barbeque dan makan bersama buat ngerayain ulang tahun Kakek aku. Dan acaranya diadain di rumah aku. Kamu bisa datang gak?" jelas Athena.

"Itu 'kan acara keluarga lo. Kenapa gue juga ikut?"

"Karena Mimi aku yang ngundang kamu. Ya, sedikit bujukan dari aku sih, hehe."

"Jadi.... Kamu mau ikut gak? Sekalian kenal sama keluarga aku."

"Kenapa?"

Athena mengedikkan bahu. "Siapa tau nanti bakalan jadi keluarga kamu juga," goda Athena mengerlingkan matanya.

Dewa mendengus dan menyentil kening Athena. Cewek itu lantas cemberut mengusap keningnya.

"Gue gak bisa," tolak Dewa.

"Kenapa? Katanya kamu gak sibuk."

"Gue cuma orang asing, Na. Pasti rasanya bakalan beda. Apalagi ini acara keluarga lo. Gue jadi sedikit...."

"Minder?" tebak Athena. Dewa menatap Athena lalu mengangguk perlahan.

"Lo tau sendiri kalo gue anak buangan. Gue gak mau buat image keluarga lo ancur gara-gara gue," jujur Dewa.

"Pemikiran macam apa sih itu? Dewa, aku udah bilang 'kan kalo aku gak peduli apa kata orang. Yang ngelakuin aku dan yang ngerasain juga aku. So, gak usah pikirin orang lain."

"Na, tapi gue—"

"Shut up!" Athena mengangkat tangannya. "Aku gak mau denger alasan sampah apapun lagi. Pokoknya nanti malam kamu harus datang. Titik! Gak pake koma apalagi garis miring!"

DESTINY [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang