DESTINY-58

1.9K 159 0
                                        

"ATHENAAAA!!"

Uhukkk!

Athena tersedak minumannya saat suara melengking Irene masuk ke pendengarannya. Membuat seisi kelas yang masih diisi beberapa orang menutup telinga, mendelik menatap Irene yang baru masuk sambil tergesa-gesa. Gadis itu langsung mendekati bangku yang sekarang masih di duduki Athena.

Sejak bel istirahat berbunyi Athena tidak keluar kelas seperti beberapa hari belakangan ini. Gadis itu selalu membawa bekal dan beberapa hari ini juga membawa obat dan vitaminnya ke sekolah.

Irene dan Naomi selalu bertanya tentang keadaan gadis itu. Namun seperti biasa, Athena selalu beralasan bahwa obat itu juga termasuk vitamin untuk daya tahan tubuhnya. Apalagi fisik Athena lemah sejak kecil.

Irene dan Naomi hanya mengangguk saat itu. Antara percaya dan tak percaya. Entahlah, yang penting Athena jujur pada mereka.

"Kenapa sih, Ren?! Bikin kaget aja lo!" ujar Athena mengusap dadanya. Mendelik kesal pada Irene karena sudah membuatnya tersedak minuman.

Athena mengusap bibirnya dengan tissue yang selalu ia bawa. Menyimpan botol minumnya yang tersisa sedikit di dalam tas.

"NA! LO HARUS KE KANTIN SEKARANG NA!!" seru Irene histeris. Bahkan meja Athena pun dia pukul-pukul membuat kelas mereka bising dan heboh.

"Ren, bisa diem gak sih?!"

"Tau lo, Ren. Berisik banget!"

"Biasa aja, Ren! Gak usah lebay!"

Beberapa teman sekelas mereka yang merasa terganggu dengan kebisingan yang di buat Irene menyahut memperingati gadis itu. Tak lupa dengan tatapan sebal mereka melihat Irene yang sudah seperti cacing kepanasan. Tidak bisa diam.

"Diem lo semua! Gue gak ngomong sama kalian ya!" sentak Irene menunjuk teman-temannya dengan delikan tajam. Tidak peduli jika teman-teman sekelasnya kembali kesal dengannya.

"Sorry, semuanya. Maklum aja ya, Irene lagi PMS makanya tingkahnya selalu nyebelin," ujar Athena seketika mendapatkan lirikan tajam dari Irene.

"Gak usah ngomongin gue dulu. Ada hal yang lebih penting-ting-ting-ting!" ujar Irene.

"Hal penting apa?" tanya Athena mengerutkan keningnya. Namun kemudian matanya tiba-tiba membulat dan menatap Irene seraya berdiri dari duduknya. "JANGAN BILANG KALO LO PUTUS SAMA GALIH?!"

Sedetik kemudian Athena langsung meringis merasakan sakit di keningnya. Dimana Irene langsung menyentil kening Athena.

"Sakit, Ren! Kenapa kening gue di sentil sih!" ujar Athena mengelus keningnya.

"Lagian lo ngomongnya ngaco! Inget, Na, ucapan itu adalah doa. Dan secara langsung lo udah doain gue putus sama Galih!"

"Sorry-sorry, gue gak bermaksud gitu kok."

Irene mengibaskan tangannya. "Ada yang lebih penting sekarang. Ikut gue." Tanpa izin dari sang pemilik, Irene langsung menarik tangan Athena dan menariknya keluar kelas.

"Irene, berhenti!" Athena menghentikan langkahnya, otomatis juga membuat Irene berhenti.

"Gak ada waktu, Na. Ayo buruan!" Irene kembali menarik tangan Athena namun gadis itu kembali menghentikannya.

"Lo pikir gue kambing main tarik aja? Gue human, Ren! HUMAN!"

"Bodo amat gue kagak care!" ujar Irene mengikuti gaya bicara Athena seraya mengibaskan tangannya tidak peduli. "Kita harus buru-buru ke kantin! Ayo, cepetan!"

"Emang kita mau ngapain sih?" tanya Athena menghindari tangannya yang hendak kembali di tarik secara paksa oleh Irene.

Irene hendak menjawab namun dari arah berlawanan dari mereka Naomi datang. Gadis itu baru saja hendak kembali ke kelas setelah dari perpustakaan. Niatnya urung saat melihat kedua gadis yang begitu familiar terlihat di kedua matanya yang berlapis lensa kacamata. Langsung saja Naomi menghampiri Athena dan Irene yang terlihat sedang memperdebatkan sesuatu.

DESTINY [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang