DESTINY-04

3.4K 327 1
                                    

Selesai dari toilet Athena berjalan keluar sambil memasang kembali jam tangannya. Seperti kebiasaannya, ia akan melepaskan jam tangannya saat berada di toilet atau kamar mandi.

Setelahnya ia kembali berjalan, namun matanya menangkap sosok yang ia kenal. Itu adalah Dewa. Cowok itu berjalan sendirian di koridor dengan kedua tangan dimasukan dalam kantong celana. Sebuah senyum terbit di wajah Athena. Ia mendekat dan menghampiri Dewa.

"Hai!" sapa Athena ramah sembari mensejajarkan langkahnya dengan Dewa.

Dewa melirik tanpa minat, lalu kembali berjalan dengan pandangan lurus ke depan. Tidak mempedulikan cewek yang berjalan beriringan di sampingnya saat ini.

"Sendirian aja. Mau di temenin nggak?" tanya Athena yang lagi-lagi tidak di sahuti oleh Dewa.

"Wa," panggil Athena namun Dewa masih diam.

Dewa berbelok diikuti Athena. Cewek itu masih berjalan mengiringi langkah Dewa yang panjang daripadanya.

"Dewa! Kok kamu cuekin aku sih!" ujar Athena sebal karena di cuekin sejak tadi.

"Dewa!" Dengan beraninya Athena menarik tangan Dewa membuat cowok itu langsung berhenti berjalan. Dewa menoleh menatap Athena dingin. Cewek itu sempat merinding untuk kedua kalinya menatap mata tajam Dewa.

"Lepas." Dewa menyentak tangan Athena darinya.

Dewa melanjutkan langkahnya yang sempat tertunda. Tapi Athena tidak diam. Ia kembali mengejar Dewa dan menarik tangannya lagi.

"Dewa tunggu!"

"Mau lo apa sih!" kesal Dewa. Ia melirik tangannya yang masih dipegang oleh Athena. Menatapnya tidak suka.

"So-sorry," lirih Athena dan melepaskan tangannya. "Kamu mau kemana?" tanyanya.

"Emang penting gue kasih tau?" bukannya menjawab Dewa malah balik bertanya.

"Penting lah! Kan aku murid baru. Aku pengen lebih tau tentang sekolah ini." Athena lalu mengetukkan jarinya di dagu, berpikir. "Mmm... bagaimana kalau kamu ajak aku keliling sekolah? Supaya aku nggak nyasar. Kan kamu murid lama disini."

"Gue nggak tertarik."

"Tertarik aja lah! Yaaa! Pleasee... mau ya! Ayolaahh!!" Athena masih berusaha membujuk.

"Lo ajak orang lain aja sana."

"Tapi aku maunya kamu!" Athena masih tetap kekeuh.

Dewa tidak mendengarkan. Ia tetap berjalan meninggalkan Athena yang mencak-mencak dengan kekesalannya pada Dewa.

Tapi Athena tidak akan menyerah. Ia pasti bisa mendekati Dewa. Pasti!

///////

Saat ini di kelas 11 IPA–3, Athena dan teman-teman sekelasnya tengah memperhatikan Pak Lubis yang sejak tadi terus bicara soal rumus dan cara penyelesaian soal-soal dengan benar. Diantara semuanya masih ada juga yang bermain-main dalam belajar. Pasalnya sekarang adalah pelajaran terakhir dan kebanyakan dari mereka mulai mengantuk melihat setiap angka yang terdapat di papan tulis. Bahkan di bangku bagian pojok belakang sudah ada yang sampai ke alam mimpi.

"Baiklah, siapa yang bisa menyelesaikan soal ini?" tanya Pak Lubis setelah selesai menuliskan soal di papan tulis.

Tidak ada yang mengangkat tangan mereka karena memang tidak mengerti dengan cara penyelesaian soal tersebut. Karena Pak Lubis selalu memberikan soal yang berbeda dengan contoh. Belum lagi saat ulangan nanti, perbedaannya akan sangat jauh berbeda dari contoh-contoh soal yang diberikan.

DESTINY [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang