"Pagi!!"
Dewa yang masih duduk di atas motornya seraya bersedekap menoleh pada Athena yang datang dan memeluknya dari samping. Cowok itu sudah ada di depan rumah Athena. Menjemput gadis itu untuk sekolah.
"Pagi," balas Dewa singkat dan datar seperti biasa.
Melihat sikap cowok itu membuat Athena berdecak. "Pagi-pagi harus semangat Dewa. Kayak aku nih, semangat!"
"Gue nggak mau membuang tenaga karena terlalu bersemangat."
Athena merengut. "Terserah kamu lah."
Dewa menatap lekat Athena yang tampak murung. Lalu menghela napas. "Marah?"
"Enggak," ketus Athena memalingkan muka. "Cuma kesel."
"Kesel sama gue?"
"Iya!" seru Athena sewot. "Kesel banget sama kamu!"
"Masih pagi, jangan marah-marah."
Athena melotot. Dengan gemas memberikan cubitan di tubuh cowok itu. Tidak peduli Dewa kesakitan karenanya.
"Kamu yang buat aku marah-marah Dewa Althaf!"
"Ya maaf," ujar Dewa enteng.
"Cih, udahlah. Kamu berangkat sekolah sendiri aja. Badmood aku sama kamu!" Hendak berbalik namun tangannya di cekal oleh Dewa.
"Lepasin atau aku teriak maling?!" ancam Athena yang malah terdengar lucu bagi Dewa.
"Teriak aja. Emang berani?" tantang Dewa.
"Berani!"
"Kalau nanti gue di pukulin warga lo ikhlas? Tega sama gue?"
Athena refleks menggeleng dengan ekspresi cemberut. "Nggak ikhlas. Nggak tega juga. Nggak mau kamu dipukulin."
Dewa terkekeh melihat Athena seperti anak kecil yang takut orang-orang terdekatnya disakitin. Dengan lembut Dewa menarik Athena padanya. Memakaikan helm di kepala gadis itu.
"Maaf, gue nggak bermaksud buat lo kesel. Cuma lucu aja wajah lo kalau lagi marah-marah gitu," ujar Dewa merapikan poni Athena.
Athena tersenyum mendengar kejujuran Dewa. "Aku lucu? Aku gemesin?"
Dewa mengangguk. "Iya,"
"Kalau gitu kamu suka dong sama aku?" tanya Athena dengan percaya dirinya.
"Siapa bilang?"
Athena lagi-lagi melotot. "DEWA!"
"Emangnya lo suka sama gue?" tanya Dewa mengangkat sebelah alisnya. Melemparkan pertanyaan yang sudah ia tahu jawabannya.
Athena berdecak sebal. Tanpa menjawab Athena naik ke atas motor Dewa dengan wajah di tekuk.
"Yuk berangkat, nanti telat," ketus Athena.
Dewa memperhatikan Athena. Sepertinya ia benar-benar sudah keterlaluan membuat gadis kesal.
"Kita nggak akan berangkat sebelum lo jawab pertanyaan gue." Dewa kembali menghadap depan seraya bersedekap.
Diam-diam Dewa melirik Athena dari kaca spionnya. Sebenarnya ia tidak ingin melakukan ini pada Athena. Hanya saja ia sangat senang mendengar gadis itu menyatakan perasaannya dengan jujur ditambah dengan sikap polosnya yang seperti anak kecil.
Dewa melihat sepasang tangan putih yang perlahan melingkar di perutnya. Ia sedikit menoleh ke samping dimana Athena menumpukan dagunya di pundak Dewa. Jarak mereka begitu dekat membuat Dewa lagi dan lagi terpana melihat kecantikan gadis pecinta kucing tersebut.
![](https://img.wattpad.com/cover/229239070-288-k802179.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY [ END ]
Подростковая литература"Aku tidak pernah menyalahkan rindu, sebab rindu hadir karena adanya KENANGAN." ~ Dewa Althaf ~ "Aku juga tidak pernah menyalahkan pertemuan, meskipun akhirnya adalah PERPISAHAN." ~ Athena Wiatama Husein~ >>>> Dewa Althaf. Satu nama yang di pandang...