Athena berjalan di koridor dengan perasaan kesal. Matanya sejak tadi terus mencari keberadaan Dewa yang sekarang entah ada dimana. Ia bahkan sudah menyusuri setiap lingkungan sekolah namun belum juga menemukan batang hidung cowok itu.
Kenapa sulit sekali sih bertemu dengan Dewa? Seharinya Athena hanya bertemu dengan Dewa di kelas. Itu pun kalau cowok itu tidak bolos.
Athena menghentakkan kakinya kesal. Mencari Dewa hampir sama mencari jarum di tumpukan jerami. Sangat sulit.
"Tuh anak kemana sih? Kalau mau ngilang bilang-bilang napa? Kan jadinya gue nggak bingung gini nyarinya," dumel Athena geram. Ia mendecak pelan seraya berkacak pinggang.
Athena menoleh melihat beberapa orang cowok tengah bermain basket di lapangan outdoor dengan penonton yang kebanyakan dari mereka adalah cewek. Cowok-cowok itu tampak mahir bermain basket.
Sebuah bola basket dengan mulus masuk kedalam ring. Diikuti sorakan dan teriakan heboh dari cewek-cewek yang menonton di pinggir lapangan.
"ABI!! SEMANGAT!!"
"KAK ABI!! YA AMPUN KEREN BANGET!!!"
"ABI!! KEREEENNN!!"
"KAK ABI!! GO! GO! GOO!!!"
Seperti itulah teriakan para cewek-cewek yang menyemangati cowok yang Athena dengar namanya adalah Abi. Cowok itu berlari sembari menggiring bola basket tersebut dan berhasil memasukkan bola itu kembali ke dalam ring.
Athena mengedikkan bahunya. Ia tidak begitu tertarik seperti cewek-cewek itu. Tujuannya adalah untuk mencari Dewa. Athena kembali berjalan dengan mata terus mencari sosok Dewa.
Buk!
Athena menunduk saat sebuah bola basket menggelinding dan menubruk sepatunya. Athena membungkuk mengambil bola tersebut.
"Hei! Bisa lemparin bolanya kesini?!"
Gadis itu menoleh ke arah lapangan dimana seseorang baru saja berseru padanya. Ia melihat seorang cowok berjalan menghampirinya yang masih berdiri di pinggir lapangan.
Cowok itu berhenti di depan Athena.
"Boleh minta bolanya?" ulang cowok itu menunjuk bola di tangan Athena.
Athena mengangguk. Memberikan bola tersebut pada cowok itu. "Ini."
Cowok itu meneliti wajah Athena yang tampak tak asing baginya. Ia merasa pernah bertemu di suatu tempat dengan gadis itu.
"Elo... cewek yang tadi pagi jatuh di koridor, kan?" tanyanya menunjuk Athena.
Athena meneliti wajah cowok itu. Tampak tak asing. Ingatannya seolah di tarik kembali pada saat ia bertubrukan dengan cowok di koridor pagi tadi.
"Elo..." Athena menunjuk cowok di depannya.
"Gue yang nabrak lo tadi pagi," ujarnya. "Gue Abi, 12 IPA–1." Cowok itu mengulurkan tangannya pada Athena.
Athena meliriknya. Sempat bingung, namun ia membalas uluran tangan Abi.
"Athena, 11 IPA–3," balas Athena tersenyum.
"Murid baru? Gue belum pernah lihat."
Athena mengangguk. "Baru pindah kemarin."
Abi manggut-manggut.
"ABI!"
Keduanya menoleh ke arah lapangan, dimana teman-teman Abi memanggilnya.
"Bentar!" seru Abi. Lalu beralih pada Athena. "Gue kesana dulu, ya."

KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY [ END ]
Roman pour Adolescents"Aku tidak pernah menyalahkan rindu, sebab rindu hadir karena adanya KENANGAN." ~ Dewa Althaf ~ "Aku juga tidak pernah menyalahkan pertemuan, meskipun akhirnya adalah PERPISAHAN." ~ Athena Wiatama Husein~ >>>> Dewa Althaf. Satu nama yang di pandang...