DESTINY-50

2K 168 1
                                    

"SO SWEEEETTT!!!!"

Tia dan Kina terpekik gemas setelah Athena menyelesaikan ceritanya. Sedangkan Athena, Yola, Mega dan Lili terpaksa menutup telinga mereka mendengar pekikan nyaring dari Tia dan Kina yang akan memecahkan kaca saat itu juga.

Setelah mereka berhenti berteriak, keempat pasang telinga gadis itu masih terasa berdengung. Keempatnya menatap tajam pada Tia dan Kina yang langsung memberikan cengiran mereka.

"Suara kalian bisa di kecilin gak sih? Nanti kalo yang di bawah denger kan jadi berabe!" ujar Mega.

"Hehe, sorry. Abisnya kita berdua tuh gemes banget dengernya," ujar Kina.

"Gemes sih gemes! Tapi gak usah buat orang budeg juga kali!" tajam Yola mengusap telinganya serta menggelengkan kepalanya. Mengusir suara aneh yang masih terdengar di telinganya.

"Terus lo ngundang dia ke ultahnya Kakek gak? Gue penasaran banget sama dia," ujar Tia.

"Gue sih ngundang. Malah Mimi sendiri yang nitip buat ngundang Dewa ke ultahnya Kakek."

"Nyokap lo kenal sama Dewa?" tanya Yola.

"Iya. Soalnya Dewa itu kerja di restorannya Mimi. Jadi otomatis dia kenal dong sama Mimi."

"Wah, salut gue sama si Dewa-Dewa ini. Udah romantis terus pekerja keras lagi. Kalo gue nih ya Na jadi elo, udah gue klaim si Dewa tuh milik gue. Bodo amat soal dia yang badboy lah, troublemaker lah, bodo amat! Yang penting ganteng terus perhatian!" ujar Tia heboh.

"Efek banyak baca novel romance gini nih. Udah ngayal bisa dapet cowok-cowok fiksi di novel," ujar Lili menoyor pelan kepala Tia.

"Gak apa-apa dong. Kan namanya juga berharap, siapa tau aja ke sampean."

"Jangan terlalu berharap buk! Ntar jatuhnya sakit," kata Yola mengingatkan.

Tia mengibaskan tangannya tidak peduli. "Bodo amat, Yol, bodo amat!"

"Yee... Dibilangin juga." Yola berdecak seraya menggelengkan kepalanya.

TokTokTok

Keenam gadis itu menoleh ke arah pintu yang sudah terbuka, menampakan dua orang laki-laki yang satu berdiri di ambang pintu seraya bersender dengan sebelah tangan di saku celana, sedangkan yang satu lagi merangkul laki-laki di sebelahnya. Kedua laki-laki itu memiliki wajah, bentuk tubuh, tinggi bahkan gaya fashion yang sama.

Mereka adalah Bima dan Bimo. Sepupu laki-laki Athena yang kembar identik. Sepupu Athena yang selalu konyol dan rusuh kalau mereka sudah berkumpul seperti ini.

"Halo gadis-gadis! Pangeran tampan datang!" ujar Bima menyisir rambutnya ke belakang dengan tampang yang ingin di tampol sepatu Yola.

"Kalo lagi acara keluarga tuh ngumpul bareng-bareng! Bukannya bagi-bagi kubu kek gini!" ujar Bimo bersedekap.

"Terserah kita lah! Ini kawasan cewek dan kalian berdua lebih baik pergi aja sana! Ganggu aja!" ketus Kina mengibaskan tangannya mengusir si kembar.

Bima dan Bimo mendesis. Emang selain mulut Yola yang pedasnya minta ampun, Kina juga kadang menyebalkan dengan sikapnya yang tengil. Membuat orang-orang ingin menjitak cewek itu.

"Loh, kalian ngapain disini?" tanya seorang laki-laki yang usianya lebih tua dari mereka. Bisa dibilang sepantaran dengan Arvin.

Laki-laki dengan celana jeans, baju kemeja berwarna biru yang lengannya di gulung hingga sikut serta memakai kacamata. Dia adalah Keenan, kakak kandung Kina yang sekarang bekerja sebagai seorang Jaksa.

"Bang Keenan, si duo tengil gangguin kita nih!" adu Kina menunjuk Bima dan Bimo. Si kembar langsung menoleh dan cengengesan pada Keenan.

"Ampun, Bang. Kita cuma nyapa doang kok," ujar Bima.

DESTINY [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang