Ini adalah hari yang di tunggu-tunggu oleh anak-anak SMA Trisatya. Hari dimana keberangkatan mereka untuk acara camping. Semuanya tampak bersemangat dan tidak bisa menyembunyikan rasa senang mereka.
Sebuah mobil BMW X5 putih berhenti tepat di depan gerbang SMA Trisatya.
"Udah semua? Gak ada yang ketinggalan lagi?" tanya Hana.
"Gak kok, Mi. Udah semuanya," jawab Athena.
"Beneran? Yakin?"
Athena mengangguk. "Iya, Mi. Yakin."
Hana menghela napas.
"Ya udah, yuk keluar."
Mereka keluar dari mobil. Hana mengambil tas camping Athena dan memberikannya pada gadis itu.
"Ingat, jaketnya jangan lupa di pakai. Banyak-banyak minum air putih. Kalo ada apa-apa lang–"
"Langsung telfon Mimi dan Ayah," potong Athena.
Hana tersenyum mengusap kepala Athena. Dari tatapan matanya tersirat sebuah kekhawatiran yang begitu kentara.
Athena mengenggam tangan Hana. Memberikan senyuman untuk meyakinkan kalau dia tidak apa-apa.
"Mimi gak usah khawatir. Aku bisa kok jaga diri. Disana banyak orang. Mimi gak usah cemas ya?"
Hana mendesis. "Bagaimana Mimi gak cemas? Kamu itu selalu jadi perhatiannya Mimi. Mimi gak mau kamu kenapa-kenapa."
"Iya, Mi." Athena memeluk Hana yang juga di balas oleh wanita itu.
"Ya udah, aku masuk dulu ya. Mimi pulang aja gak apa-apa."
Hana mengangguk. "Mimi pulang ya. Bersenang-senang lah putriku yang cantik!"
Athena tertawa. Ia berbalik dan berjalan menuju pekarangan sekolah. Dimana anak-anak sudah berkumpul di lapangan. Menunggu instruksi dari guru-guru mereka.
"Athena!"
Athena menoleh ke arah Naomi yang baru saja memanggilnya. Gadis itu tersenyum dan menghampiri Naomi yang berdiri di tengah-tengah lapangan dengan tas camping di punggungnya.
"Hai, baru datang?" tanya Athena.
"Daritadi sih," jawab Naomi.
Athena mengangguk. "Irene mana? Kok belum datang? Biasanya dia yang paling semangat," kata Athena tidak melihat keberadaan temannya yang satu itu.
"Tuh dia, baru datang," ujar Naomi dengan pandangan lurus ke arah gerbang.
Athena mengikuti arah pandang gadis itu. Matanya membulat saat melihat Irene berjalan beriringan bersama seorang cowok. Mereka berdua tampak begitu akrab satu sama lain.
"I–itu... Itu Galih kan? Gebetannya Irene?" tanya Athena memastikan. Naomi mengangguk sembari membenarkan letak kacamatanya.
Pandangan keduanya masih lurus menatap Irene dan Galih yang semakin mendekat ke lapangan. Keduanya lalu berpisah. Irene melangkah mendekati Athena dan Naomi dengan senyum merekah.
"Hai, girlsss!" sapanya semangat.
"Wah, gila. Udah lengket aja nih kalian," ujar Athena.
Irene menoleh ke arah Galih yang sedang mengobrol dengan teman-temannya. Cowok itu ikut menoleh dan tatapannya sempat bertemu dengan Irene. Galih langsung memberikan senyumannya yang membuat pipi Irene seketika memerah melihat senyum manis Galih.
"Cieee... Udah jadian tapi gak bilang-bilang," goda Naomi menyenggol lengan Irene.
Walaupun cewek itu memiliki sifat cuek, tapi ia selalu senang ketika melihat sahabatnya senang. Naomi memang tidak banyak bicara. Karena dia hanya akan bicara lewat do'a. Berharap bahwa teman-temannya selalu bahagia.

KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY [ END ]
Novela Juvenil"Aku tidak pernah menyalahkan rindu, sebab rindu hadir karena adanya KENANGAN." ~ Dewa Althaf ~ "Aku juga tidak pernah menyalahkan pertemuan, meskipun akhirnya adalah PERPISAHAN." ~ Athena Wiatama Husein~ >>>> Dewa Althaf. Satu nama yang di pandang...