"Kalo kamu butuh sandaran, cari aku aja. Pundak aku akan selalu siap untuk kamu."
–AthenaWiatamaHusein–
///////
"Pagi!!"
Dewa tidak menghentikan langkahnya dan terus berjalan dengan pandangan lurus ke depan. Walaupun ia tahu bahwa Athena berjalan di sebelahnya.
Sejak kejadian kemarin membuat Dewa kembali berpikir. Apakah ia masih punya kesempatan dan harapan untuk bahagia? Walaupun ia merasa yakin, tapi masih ada sedikit keraguan di hatinya. Ragu kalau semua itu sudah tidak ada lagi untuknya.
"Heh! Sapaan dari orang itu harus di jawab tau!" ujar Athena mengerucutkan bibirnya melihat Dewa yang masih bersikap dingin padanya.
Hah, seharusnya Athena tidak berharap sifat Dewa akan berubah hangat padanya secepat itu. Tidak mungkin orang akan berubah semudah membalik telapak tangan. Tidak akan!
Mata Athena melirik bekas luka di wajah Dewa. Tangannya menyentuh bekas luka itu membuat langkah Dewa seketika terhenti dan menoleh pada Athena.
"Masih sakit?" tanya Athena dengan nada lembut.
Dewa kembali terpana melihat tatapan cemas dan khawatir Athena padanya. Tatapan yang sudah hilang darinya selama bertahun-tahun.
Dewa berdehem pelan. Menjauhkan kepalanya dari tangan Athena. Entah kenapa ia jadi gugup seperti ini saat Athena melakukan hal seperti barusan.
"Kenapa, Wa? Masih sakit ya?" tanya Athena merasa bersalah sudah menyentuh bekas luka Dewa. Seharusnya ia tahu bahwa tidak akan secepat itu menyembuhkan luka. Apalagi luka hati. Eeeaa!
"Hm, sedikit nyeri," jawab Dewa jujur.
"Sorry, ya. Biar lebih cepat sembuh kita ke UKS yuk," ujar Athena.
"Ngapain?"
"Pacaran!" ujar Athena ngegas. Dewa refleks membulatkan matanya.
"Kamu gimana sih! Buat sterilin luka kamu lah biar cepat sembuh!" ujar Athena.
"Yuk!" Athena menarik tangan Dewa namun langsung di tepis. Athena menatapnya heran.
"Gak usah. Bentar lagi juga sembuh," kata Dewa. Lalu ia berbalik pergi melanjutkan langkahnya yang tertunda.
///////
Angin berhembus perlahan namun terasa sejuk. Membuat Dewa enggan untuk berpindah dari tempatnya saat ini. Cahaya matahari yang tidak begitu terik dan langit tak berawan. Dewa jadi sadar, bahwa akhir-akhir ini cuaca memang sangat cerah dan bagus.
Dewa mengerutkan keningnya karena cahaya matahari yang menerpanya tiba-tiba redup. Di tambah sebuah benda dingin menempel di pipinya. Dewa lantas membuka matanya dan melihat Athena yang sudah berdiri menghalangi cahaya matahari.
"Hai!" sapa gadis itu dengan tangannya memegang dua buah minuman botol.
Dewa bangun dari tempat ia berbaring. Duduk menatap Athena.
"Ngapain lo disini?" tanya Dewa.
"Seharusnya aku yang nanya. Kamu ngapain disini? Bukannya belajar malah keluyuran," balas Athena.
"Nih!" Athena memberikan sebotol minuman dingin pada Dewa.
Dewa diam. Hanya menatapnya datar.
"Gak mau?" tanya Athena karena Dewa hanya diam.
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY [ END ]
Fiksi Remaja"Aku tidak pernah menyalahkan rindu, sebab rindu hadir karena adanya KENANGAN." ~ Dewa Althaf ~ "Aku juga tidak pernah menyalahkan pertemuan, meskipun akhirnya adalah PERPISAHAN." ~ Athena Wiatama Husein~ >>>> Dewa Althaf. Satu nama yang di pandang...