DESTINY-47

2.1K 168 0
                                    

Pagi ini Athena memilih untuk berada di kamarnya sembari fokus dengan gambar yang ia buat. Senyumnya tak henti-hentinya mengembang apalagi ketika mengingat kejadian semalam. Membuatnya tidak bisa tidur karena terus memikirkannya.

Athena menyentuh kalung pemberian Dewa. Tak bisa di pungkiri saat ini hatinya tengah berbunga-bunga menerima perhatian yang begitu manis dari Dewa.

Bruak!

"ATHENAAA!!"

Athena terpelonjat kaget saat Mega menggebrak pintu kamarnya dan masuk dengan suara cempreng yang begitu membahana ke seluruh ruangan.

"Mega! Lo apa-apaan sih?! Mau buat gue mati karena serangan jantung?!" ujar Athena kesal dengan ulah perempuan yang satu itu.

Mega langsung menghampiri Athena dan memeluk gadis itu erat untuk melepaskan kerinduannya selama hampir dua minggu tidak bertemu. Setelah urusannya di Jakarta selesai ia langsung ke rumah Athena untuk menemui gadis keras kepala itu.

"Lepasin ah! Napas gue sesak gara-gara lo!" Athena melepaskan pelukannya dengan Mega dan kembali mengais oksigen mengisi paru-parunya.

Mega hanya memperlihatkan cengirannya. "Sorry, kan gue kangen sama lo, Na!"

"Kangen sih kangen! Tapi perlu lo buat gue cepat mati kaya gini?" sinis Athena.

"Hush! Gak baik ngomong gitu," tegur Mega tidak suka dengan ucapan Athena barusan.

Athena mendengus dan kembali melanjutkan pekerjaannya. Melukis seseorang di atas kertas putih buku gambarnya.

"Itu Dewa?"

Athena kembali kaget saat tiba-tiba Mega sudah menjulurkan kepalanya di sebelah kepalanya. Membuat gadis itu semakin mendecak kesal dan melirik Mega tajam.

"Bisa lo gak usah buat orang kaget?" tajamnya pada Mega yang malah terkekeh melihat raut kesal Athena.

Mega memutuskan duduk di kasur Athena untuk melepas lelah setelah lama di perjalanan. Sebelum ia akan benar-benar habis di tangan cewek seperti Athena.

Walaupun Athena sering ramah dan tersenyum pada orang-orang. Namun jangan salah jika dia tidak bisa marah. Malahan orang yang jarang marah akan lebih berbahaya.

Mega mengambil sebuah boneka kucing yang tampak asing baginya. "Ini boneka siapa, Na?" tanya Mega.

Athena menoleh lalu menjawab, "Boneka gue lah. Lo pikir boneka disini punya siapa lagi? Bang Avran? Bang Arvin? Ngaco lo."

"Yee, santai aja kali. Gue kan cuma nanya. Abisnya gue gak pernah liat."

Athena menutup buku gambarnya. Beranjak dan duduk di sebelah Mega. Gadis itu mengambil Kitty dan mengelusnya seraya tersenyum.

"Ini boneka dari Dewa. Dia susah-susah dapetin boneka ini cuma buat gue," kata Athena mengingat saat Dewa berusaha mengambil Kitty dari mesin japit yang ada di taman bermain.

"Lo seneng?" Mega memangku dagunya menatap Athena.

"Hm," Athena mengangguk. "Dia juga ngasih kalung ini sebagai kado ulang tahun gue. Bagus kan?" Athena menunjukan kalung yang di pakainya pada Meja.

"Cantik banget," puji Mega jujur. "Gue gak nyangka ternyata Dewa so sweet juga."

"Terus dia bilang apa lagi?" tanya Mega penasaran.

"Dia bilang, kalau dia gak mau jadi orang pertama yang ngucapin selamat ulang tahun sama gue. Dia cuma pengen jadi yang terakhir."

"Kenapa gitu?"

DESTINY [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang