Dewa keluar dari kamar mandi dengan pakaian santai seraya mengeringkan rambutnya yang basah dengan handuk. Ia mengambil ponselnya yang tergeletak di atas tempat tidur. Melihat ada beberapa pesan yang belum ia baca.
Dewa mengabaikan pesan lain dan membuka salah satu pesan dari Athena.
Athena: Wa, kamu udah sampe rumah?
Athena: Jangan sampe sakit ya. Di luar masih hujan.Dewa berdiri dan membuka jendela kamarnya. Benar, hujan masih turun dengan lebat. Seketika ingatan Dewa kembali pada kejadian sore tadi. Dimana ia dan Athena terpaksa harus berhenti dan berteduh di halte terdekat karena hujan tiba-tiba turun saat mereka di perjalanan ingin pulang.
Dewa dan Athena hanya berdua di halte. Mereka diam dengan pikiran masing-masing. Athena menoleh melihat Dewa dari samping. Cowok itu menutup mata dengan kedua tangan terlipat di depan dada.
Lagi, Athena tersenyum kala melihat wajah Dewa yang semakin tampan di matanya. Di tambah dengan tetesan air hujan yang membasahi rambut dan wajah cowok itu.
"Udah ngeliatinnya?"
Eh? Athena terkejut. Perlahan Dewa membuka matanya dan menoleh pada Athena.
"Udah ngeliatinnya?" ulang Dewa. Athena masih diam dengan pikiran yang masih belum stabil. Ia mengerjap lalu berdehem pelan. Menetralkan kembali dirinya karena sudah ketahuan melihat orang secara terang-terangan.
Athena bersedekap mengalihkan pandangannya. "Siapa yang liatin kamu? Ge-er."
Dewa mengangkat alisnya lalu mengangkat bahunya acuh. Mereka berdua kembali terdiam dengan pandangan lurus menatap hujan yang turun. Tampaknya tidak ada tanda-tanda hujan akan reda.
"Wa," panggil Athena. Dewa hanya bergumam. "Kamu suka hujan gak?"
"Gue benci hujan," jawab Dewa cepat.
Athena menoleh dengan kening berkerut. "Kenapa?"
Karena hujan mengingatkan gue saat dimana gue hancur dan kehilangan semuanya, batin Dewa berucap.
Athena tersenyum. Paham kalau Dewa tidak ingin menceritakan alasan kenapa dia benci hujan. Athena berdiri. Melepaskan tas dan sepatunya lalu berjalan ke tengah hujan.
"Lo ngapain hujan-hujanan? Sini!" ujar Dewa.
"Enggak! Aku udah lama gak main hujan!"
"Na, nanti lo sakit!"
Athena menggeleng. Gadis itu asik bermain di tengah hujan yang turun. Athena merentangkan tangannya lalu berputar-putar. Membiarkan hujan membasahi tubuhnya.
"Ayo, Wa, sini! Kita main hujan! Seru!" ujar Athena melambaikan tangannya menyuruh Dewa mendekat.
"Lo pikir gue anak kecil?" Dewa memilih duduk kembali dan memejamkan mata. Tidak peduli dengan ajakan Athena.
Beberapa menit ia memejamkan mata Dewa tidak lagi mendengar suara Athena yang memanggilnya. Ia membuka mata dan sontak tertegun melihat Athena sudah berjongkok di tengah hujan. Memegangi kepalanya.
"Athena!" Dewa langsung mendekat. Melihat keadaan Athena. Dewa sudah tidak perduli lagi dengan hujan yang sudah membasahinya. "Na, lo kenapa?"
"Akh! Sakit, Wa. Kepalaku sakit," rintih Athena.
"Kan gue udah bilang, nanti lo sakit main hujan-hujanan gini. Keras kepala banget sih," omel Dewa.
"Wa," lirih Athena pelan memegang bahu Dewa. Kepalanya yang semula menunduk perlahan terangkat. Athena menarik sudut bibirnya. Tanpa Dewa duga Athena mengacak rambut cowok itu lalu berdiri dan berlari menjauh.

KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY [ END ]
Fiksi Remaja"Aku tidak pernah menyalahkan rindu, sebab rindu hadir karena adanya KENANGAN." ~ Dewa Althaf ~ "Aku juga tidak pernah menyalahkan pertemuan, meskipun akhirnya adalah PERPISAHAN." ~ Athena Wiatama Husein~ >>>> Dewa Althaf. Satu nama yang di pandang...