Dewa menghentikan motornya di depan rumah Athena. Setelah beberapa hari tidak masuk sekolah membuat Dewa selalu mencemaskan keadaan gadis itu. Ia sudah berusaha menolak ajakan Athena untuk keluar, takut jika nanti Athena masih belum sehat karena luka di kepalanya masih belum sembuh total. Namun karena Athena yang selalu meneleponnya dan memaksanya membuat Dewa jadi tidak bisa menolak. Biarlah hari ini Athena puas bermain, asalkan gadis itu senang sudah cukup bagi Dewa.
Dewa membuka gerbang rumah Athena. Berjalan ke arah pintu dan membunyikan bel. Beberapa menit kemudian seseorang dari dalam membuka pintu utama rumah. Dewa mengerutkan keningnya saat melihat seorang pria yang berusia lebih tua darinya berdiri menjulang di depannya. Dapat Dewa rasakan aura tegas dan wibawa dari pria tersebut sama seperti aura milik Ayah Athena.
"Siapa?" tanya pria itu dengan suara berat dan juga tegas. Tatapan matanya begitu tajam dan penuh intimidasi.
"Cari siapa?" tanya pria itu lagi karena Dewa masih diam.
Dewa tersadar dan berdehem pelan. Entah kenapa rasa gugup tiba-tiba langsung menyergapnya.
"A-Apa Athena ada?" tanya Dewa gugup.
"Kamu siapa? Ada urusan apa sama Athena?"
Dewa menelan salivanya dengan berat. "Saya temennya Athena. Dia meminta saya untuk datang kesini," jawab Dewa.
Pria itu masih diam menatap Dewa. Mengintimidasi.
"Dewa! Kamu udah datang?!"
Dewa melihat Athena yang berjalan mendekat. Gadis itu berdiri di samping pria itu sembari tersenyum. Matanya kemudian melirik Dewa dan juga pria di sampingnya.
"Oh ya kenalin, ini Abang aku. Namanya Bang Avran. Dia baru pulang dari Kalimantan," ujar Athena mengerti tatapan tanya dari Dewa pada Avran.
"Bang Avran, ini temen aku namanya Dewa," ujar Athena.
Dewa dengan sopan mengulurkan tangannya. "Dewa."
"Avran," sahut Avran menjabat tangan Dewa.
"Kamu mau pergi?" tanya Avran melihat Athena sudah rapi dengan celana jins panjang, baju berwarna merah muda yang ujungnya di masukan dalam celana serta sneakers warna putih membalut kakinya. Sebuah slimbag sudah menggantung di bahunya dengan warna senada dengan bajunya. Rambutnya di buat curly pada bagian ujungnya lalu mengikatnya satu di belakang, menyisakan sedikit rambutnya di sisi wajahnya sebagai pemanis.
[Outfit Athena]
"Iya, aku mau pergi bareng Dewa. Boleh kan?" ujar Athena."Emang kamu udah sehat? Kepalanya aja masih ada bekasnya tuh," tunjuk Avran pada kening Athena yang masih di balut kapas. Perbannya sudah ia lepaskan karena memang sudah tidak apa-apa. Lagian kepalanya tidak sakit lagi saat pertama kali kecelakaan waktu itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY [ END ]
Novela Juvenil"Aku tidak pernah menyalahkan rindu, sebab rindu hadir karena adanya KENANGAN." ~ Dewa Althaf ~ "Aku juga tidak pernah menyalahkan pertemuan, meskipun akhirnya adalah PERPISAHAN." ~ Athena Wiatama Husein~ >>>> Dewa Althaf. Satu nama yang di pandang...