I love you Servagio Adam. I love you!!

1.6K 70 0
                                    

Satu bulan lagi lagi kelas tiga akan menghadapi ujian kelulusan. Sepertinya mereka begitu ingin meluapkan ketegangan. Istirahat ini mereka ramai sekali, bermain seperti anak SD. Setiap orang yang melalui gerombolan rusuh ini harus melipir, termasuk Anggun dan Vanya.

"Aaau!" Teriak Vanyakarena terdorong gerombolan kelas tiga. Ia menabrak seseorang. Oow! EsVanya tumpah, baju mereka basah. Seketika kantin sunyi karena yang Vanya tabrak ternyata Igo. Mereka semua masih ingat jelas pertarungan itu.NafasVanya tersengal. Mereka bertatapan. Semua mata seperti menunggu adegan selanjutnya.

"Maaf, aku enggak sengaja."

"Kau lagi!"

Aku tidak sangka Igo mengucapkan itu. Mataku langsung berkaca-kaca. Yang dihadapanku itu pacarku. Apakah dia akan menghajarku lagi? Bodoh! Kenapa harus nangis sih?! Stop Vanya! Dia bahkan tidak peduli padamu kenapa kau menuntutnya sebagai kekasihmu?

"Aku terdorong enggak sengaja." SuaraVanya pelan supaya tidak terdengar menahan tangis. Ia tidak kuat membalas tatapan tajam Igo yang tak tahu artinya apa.

"Sini!" Igo menarik Vanya. Ia tak peduli semua mata menghujani dengan tatapan menanti.Ia menyuruh penghuni basecamp Pramuka mengosongkan tempat. Kemudian menyeretVanya ke dalam dan mengunci pintu.

Kami berdua. Setelah sekian lama akhirnya kami berdua. Aku tidak bergerak sama sekali, tetapi sekuat tenaga aku menahan air mataku untuk tidak menetes.

"Apa kabarmu?"

Suara dingin Igo menyesakku. Ia bersandar di pintu. Aku bahkan tidak ingin menjawab atau menoleh.

"Kau menghilang dan sekarang kau datang dengan air mata." Ada sarat rindu di suara Igo. Vanya bisa merasakannya sekalipun Igo menutupi perasaan itu.

Ia mendekatiku.

Aku menjauh.

"Aku juga sakit Vanya. Bukan hanya kau!" Igo bergetar menahan suaranya supaya tidak teriak.

"Hubungan apa ini Igo? Bahkan aku tidak mengenalimu sama sekali." Vanya sempat diam. Menahan getirnya perasaan yang menyelimuti. "Aku dan Ruben tidak pacaran. Kau masih pacarku sekalipun aku tidak tahu apakah kau masih menganggapku atau tidak. Aku memilih tidak peduli, aku terlalu sakit. Temanmu itu terlalu menghinaku dan kau hanya diam saja. Itu membuatku patah hati."

"Sssttt..." Igo meletakkan telunjuknya dibibir Vanya. "Aku tak peduli apapun, aku hanya peduli perasaanmu tidak berubah." Wajah mereka tidak ada jarak. Ia merengkuh Vanya kepelukannya. "Aku rindu padamu." Igo menangis. Air mata Vanya yang sejak tadi ditahannya pun tumpah.

"Apa aku untukmu Igo? Ini sebentar saja tetapi begitu kuat." Vanya berbisiktepat ditelinga kekasihnya. "Perasaanku masih sama. Aku jatuh cinta pada Igo bastard yang menyiksaku." Igo semakin erat memelukVanya.

"Aku mencintaimu Vanya. Aku mencintaimu.Maaf untuk kebodohanku."

Vanya menangis. Membiarkan Igo mencium air matanya dan mengusap pipinya, berkali-kali Igo mengecup kening dan rambut Vanya sebagai tanda maafnya.

Aku benar-benar tidak menyangka ia masih menyimpan cinta untukku.

"Aku juga Servagio Adam, I do love you." Pelukan mereka erat sekali.

Igo mencium puncak kepalaku sekali lagi lalu menyuruhku keluar lebih dulu. "Yang tegar, Sayang." Ia mengusap air mataku."Aku suka rambut barumu."

Vanya merapikan bajunya. "Semua orang di luar pasti curiga."

"Biar aku yang urus."

Aku melangkah keluar, menyapu semua pandangan di luar sana yang penuh tanda tanya apa yang kami lakukan di dalam. Entah opini apa yang mereka buat aku tak peduli, yang aku peduli Igo masih mencintaiku dan hubungan ini masih ada. Yah aku mencintaimu, Igo. Sangat mencintaimu!

"Vanya!"

Sahabat-sahabatku sudah di sana. Pasti Anggun memanggil mereka.

"I am OK."

Aku melihat Igo keluar. Ia sempat menatapku.

"Apa yang terjadi Igo?" Semua teman-temannya menanyakan itu. Igo meninggalkan mereka.Juga Roland and the bastards.

I love you Servagio Adam. I love you!!

***

Potret PersahabatanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang