Kelas II Semester II.
"Katanya Diaz peringkat terbawah dikelasnya." Jelas Anggun di kelas Mutia di hari pertama semester dua. Dan yang paling penting, satu kawan pun dia enggak punya diangkatannya, karena sibuk pacaran. Kasihan yah!" Cibir Anggun.
"Ssstt pake Super Z, Gun." Bisik Mutia.
"Temen kita yang capek ngajarin dia. Kasian kaya jaga lilin, malu sama temen-temen OSISnya kali. Va, itu baru asing, eh enggak deh, hmm apa yah looser! "
"Angguuunn.. nanti kalau ada yang denger sampe loh dan kita bakalan jadi ribut sama Ruben." Mutia memperingatkan.
"Kalau sampai iya, aku mau tahu Ruben bela kita atau pacarnya!"
"Anggun enggak boleh gitu. Ruben masih sahabat kita. Kita enggak tahu kan pergumulan dia sekarang karena sejak dia jadian sama Diaz kita jaga jarak sama Ruben. Sahabat bukan begini. Sahabat itu selalu ada dalam situasi apapun. Kita terlalu kekanak-kanakkan. Ruben ambil keputusan karena dia sudah mempertimbangkan sesuatu dan kemarin Ruben minta restu, bukan main kucing-kucingan. Enggak ada yang salah sebenernya. Ini hanya soal ego." Jelas Johan.
Jleb! Vanya tersentil.
Iya, Ruben enggak salah. Selama ini mereka hanya tahu kami teman tapi mesra sementara aku punya Igo dan main kucing-kucingan. Aku yang salah, aku yang memulai kekacauan dipersahabatan ini. Teman-teman maafin aku, aku egois. Ruben, maafin aku.. aku terlalu egois!
"Maafin aku." Vanya buka suara. "Ini semua karena aku egois."
"Ini bukan soal mengaku salah dan salah-salahan. Tetapi ini soal kedewasaan dalam pergaulan. Keluarga, persahabatan, tim profesional pun pernah berselisih. Kita hanya tinggal memilih, kita mau dewasa menyelesaikan perselisihan dengan jalan damai kemudian meneruskan yang sudah kita bangun atau membiarkannya rusak lalu pecah dan menyimpan akar pahit?"
Ada setetes embun bening yang sejuk mendamaikan hati Vanya, Mutia, Anggun, Alfa, dan Bayu yang selama ini kemarau. Tanpa sadar mereka mengangguk mengiyakan ucapan Johan. Dimulai dari Mutia pelukan itu pun terengkuh hangat seraya berkata, "Maaf Ruben."
Bayu senyum bahagia, hatinya melambung tinggi, persahabatan ini pasti kembali. "Hebat Johan!" Bayu menepuk bahu Johan, mengangkatnya melewati angkasa.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Potret Persahabatan
Roman d'amourVanya. Mutia. Anggun. Bayu. Ruben. Alfa. Johan. Potret persahabatan dengan sejuta cerita yang terekam dalam seribu bingkai ekspresi.