Hari ini Mutia dan Bayu tidak hanya pulang berdua lagi.
Hari ini Anggun dan Johan tidak makan di kantin berduaan lagi.
Hari ini Alfa tidak lagi berdiri dipojok kelas mengawasi area sekolah.
Hari ini Vanya tidak lagi mengumpat di kelas.
Hari ini tidak ada lagi pemandangan miris di depan koperasi karena Ruben.
Kebersamaan yang sempat hilang muncul lagi. Mereka memang seperti puzzle sejak awal tahun ajaran baru. Berupa potongan yang kemudian disatukan dalam sebuah frame. Vanya; Mutia; Anggun; Bayu; Alfa; Ruben dan Johan. Tahun kedua ini puzzle itu benar masih ada. Potongan-potongan tentang rasa pengorbanan, rasa kehilangan, rasa kecewa, rasa setia, rasa sakit, rasa sayang, dan rasa takut. They did it sweet! Friendship never die. Indeed!
Semua mata menatap Tujuh Sahabat kaget namun bercampur senyum ketika mereka sudah tertawa bergerombol menuju kantin. Hanya bertujuh. Ya bertujuh! Ada aura yang berbeda ketika melihat tawa Vanya dan Ruben yang sudah lepas. Di hari Senin mereka masih belum yakin bahkan bertanya-tanya apa yang sudah terjadi karena tawa yang mereka lihat sekarang menggema seperti tawa yang pernah mereka dengar ketika kelas satu.
Hari berlalu, minggu pun berputar akhirnya kabar putusnya Ruben dan Diaz tersebar. Jelas bukan dari mereka sendiri tetapi dari kenyataan yang mereka lihat kalau pasangan itu sudah tidak bersama lagi. Bahkan tatapan iri Diaz dan sikapnya yang ketus semakin menyiratkan padamnya hubungan Diaz dengan Ruben.
Kelas dua berada di lantai dasar sehingga sangat mencolok kalau Tujuh Sahabat sedang bercanda. Diaz masih sering menatap dengan kebencian dari koridor depan kelasnya, Tujuh Sahabat sudah tidak peduli dengan dia. Yang mereka pedulikan hanya persahabatan abadi seperti saudara.
"Terima kasih Vanya. Kalau saja kau masih marah kita tidak akan seperti ini lagi." Gumam Ruben dalam hati ketika mereka menghabiskan istirahat bersama.
Persahabatan ini semakin hangat. Tidak ada lagi kekendoran. Seangkatan menyukai ini. Mereka justru menyuruh Vanya dan Ruben pacaran. Seperti kemarin, dua sahabat itu menganggap semuanya kafilah.
"Asshole!" Maki Diaz ketika pulang sekolah tidak sengaja berpapasan dengan Tujuh Sahabat. Makiannya dengan sinis tertuju pada Vanya.
Ruben langsung memeluk Vanya ketika sahabatnya itu balik badan. "Enggak usah dibalas Va, dia masih belum terima soal kemarin. Dia cemburu sama kamu."
***
![](https://img.wattpad.com/cover/23821092-288-k516206.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Potret Persahabatan
RomansaVanya. Mutia. Anggun. Bayu. Ruben. Alfa. Johan. Potret persahabatan dengan sejuta cerita yang terekam dalam seribu bingkai ekspresi.