Kemarahan Anggun

1.1K 56 0
                                    

"Ruben!" Anggun langsung menerebos arus kelas Ruben.

"Ada apa Gun?"

"Ini soal persahabatan kita."

"Silahkan."

"Aku enggak peduli kamu mau pacaran sama siapapun. Aku enggak ikut campur sama urusan hati kamu. Tapi tolong Ruben, jaga sikap kamu untuk persahabatan kita. Kalau kamu memang yakin Vanya hanya anggap kamu sahabat dan kamu juga anggap dia sahabat, bersikaplah yang wajar dengan kami. Jangan menjauh dari kami, khususnya Vanya. Kalian seperti bermusuhan sekarang. Kalian sahabat kan?"

Ruben menatap Anggun kosong. "Bukannya kalian yang jauhin aku?"

"Kami?" Anggun kehabisan kata. "Oh, jadi sudah ada kata kalian dan kami sekarang. Kamu sudah anggap kita asing Ruben?"

"Anggun dengar aku. Siapa yang menjauhi aku setelah aku jadian sama Diaz? Awalnya aku masih ikut kemana pun acara kita kan?"

"Tapi enggak sama Diaz mu itu!"

"Kenapa? Kalian enggak merestui ? Aku sudah jelasin alasannya kan? Apa yang kalian bilang tentang persahabatan untuk selalu setia apapun kondisinya?"

"Terus kenapa kamu berhenti kempo? Enggak enak sama Vanya? Aku tahu kamu masih jaga perasaan dia. Tapi tanpa kamu sadari, sikap kamu yang berusaha netral dan seolah-olah enggak ada apa-apa itu justru melukai dia dan kami semua, Ben. Kamu sudah ninggalin kita. Kamu jahat Ruben! Apa kamu lihat Vanya? Kamu tahu kan? Tapi kamu hanya bertanya, bukan mengerti perasaannya! Kamu jahat Ruben! Kamu jahat!!"

"Gun!" Ruben menangkap dua lengan Anggun dan menggenggam itu kencang. "Aku masih sayang kalian. Dan aku enggak pernah tinggalin kalian. Aku justru merasa kalian yang jauhin aku karena Vanya. Apa aku salah pacaran sama Diaz? Kasihtau aku kalau aku salah!"

"Iya kamu salah! Kalian norak! Dan kamu bukan Ruben yang selama ini kami kenal. Sikap kamu berubah total. Kamu tahu Ruben? Bukan hanya Vanya yang kehilangan kamu, kami semua. Dan kami terluka karena kenorakan pacaran kalian!" Anggun memutar badannya.

Ruben masih sempat menangkap lengan Anggun. "Kasihtau aku apa yang bisa aku buat untuk memperbaiki semuanya. Aku akan melakukan apapun demi kita."

Anggun menarik nafas panjang. Ia memejamkan matanya. "Kalau kamu memang tahu arti sahabat, kamu enggak perlu tanya jawaban yang seharusnya kamu tahu Ruben." Anggun merenggangkan genggaman Ruben. "Aku kecewa sama kamu."

Sigap Ruben memutar tubuh Anggun. "Jangan main teka-teki sama aku, Gun."

Kedua sahabat itu saling bertatapan.

"Vanya patah hati." Anggun menghunuskan samurai tepat diulu hati Ruben dengan kedua matanya dan kalimatnya yang tegas. "Kamu salah." Anggun menarik samurainya. "Dan kamu sudah membuat persahabatan kita juga patah hati." Anggun menancapkan itu lagi dihati Ruben. "Kamu paham sekarang?"

Ruben menarik Anggun kepelukannya. "Maafin aku. Kalau ada yang harus aku tebus karena salahku, aku akan melakukannya untuk kita."

"Aku enggak butuh janji Ruben."

"Aku akan buktikan."

"Kita lihat."

"Kak Ruben?" Diaz memergoki dua sahabat itu berpelukan. "Apa yang kalian lakukan?" Diaz mendekat. "Apa yang kalian lakukan?"

Anggun dan Ruben melepas pelukan mereka tenang. Anggun menatap Ruben. "Kau urus dulu urusanmu." Anggun pun meninggalkan mereka berdua.

"Kau bisa jelaskan kejadian tadi?"

"Ini soal persahabatan kami."

"Persahabatan kalian? Kalian bertujuh atau hanya kau dan Anggun?"

Ruben melirik tajam ke Diaz. "Kenapa nadamu begitu?"

"Jelas aku cemburu melihat pacarku berpelukan dengan perempuan lain."

"Dia Anggun, sahabatku. Aku lebih dulu dekat dengan dia daripada kamu."

"Oh. Jadi setelah berpelukan dengan Anggun, kamu emosi sama aku?"

"Jangan membuat masalah Diaz."

"Aku justru sedang membersihkan masalah dihubungan kita."

"Masalah? Apa maksudmu masalah?"

"Kau masih tanya juga? Pelukanmu tadi dengan Anggun."

"Aku sudah bilang dia sahabatku."

"Sahabat apa berpelukan erat seperti tadi?!"

"Cukup Diaz!! Kamu tidak berhak bentak aku. Oke?"

"Jelas aku berhak. Kamu pacar aku."

"Aku lebih suka kalau hubungan ini selesai." Ruben menyambar tasnya seraya menggeser kursi. Dengan langkah besar Ruben meninggalkan Diaz .

***

Potret PersahabatanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang