Tahun Terakhir SMA
Vanya kelas III IPA 2. Sekelas dengan Anggun. Mutia kelas III IPS 3 sekelas dengan Alfa. Johan III IPA 1 sendiri. Bayu dan Ruben III IPA 3. Pelajaran-pelajaran di kelas tiga benar-benar menyita waktu untuk belajar dan memaksa otak untuk menangkap lebih cepat. Pekerjaan rumahnya pun banyak sekali. Belum lagi harus mengulang semua pelajaran dari kelas satu. Ini membuat stress!
Tujuh Sahabat sedang berkumpul di rumah Vanya Jumat ini melepas penat.
"Aku penasaran apa yang akan terjadi tahun terakhir di sekolah. Dengan cara bastard, nerd or love?"
Mereka langsung menceburkan Bayu ke kolam renang.
"Jadi kalian benar-benar tidak mau pacaran?" Tanya Bayu ke Ruben dan Vanya.
Mereka semua menunggu.
"Ayolah! Kalian tidak bosan begini-begini saja? Kau tidak takut kalau Ruben akan mengencani anak kelas satu lagi Vanya? Atau kau tidak takut Vanya akan direbut mahasiswa ketika kuliah nanti Ruben? "
"Cinta tidak bisa dipaksa kawan. Biarkan mereka menikmati apa yang mereka yakini sekarang. Nanti kalau Ruben nakal lagi kita patahkan tangannya!" Alfa melompat ke kolam renang, sengaja mencipratkan sahabat-sahabatnya.
Anggun sedang mengajarkan Johan main gitar. Mutia sedang sibuk menghafal.
"Mutia. Kalau kau sudah selesai menghafal, tolong lisankan padaku supaya aku bisa belajar!" Teriak Alfa. Tiba-tiba ia sudah mencuri es jeruk Johan.
"Kelakuanmu!" Teriak Johan. "Bagaimana kau mau jadi pengacara kalau SMA saja kau kriminal seperti ini Alfa!" Mereka tertawa mendengar keluhan Johan.
"Non. Makanannya sudah siap!" Mba Rum sudah menata makanan di taman. Masakannya lezat. Mereka semua doyan cumi goreng tepung Mba Rum. Yummy!
"Jadi tujuh belas tahun mau bagaimana? Sebentar lagi bukan?" Tanya Bayu.
"Come on. Kalian sudah tujuh belas tahun dan aku baru ini aku merasa minder."
"Kau seharusnya jadi adik kelas kami!" Sahut Alfa.
"Whatever! Aku tidak mau acara norak seperti Dinda kemarin. Ada ide?"
"Kau akan merayakan dengan satu sekolah atau teman dekat saja." Tanya Mutia.
"Belum tahu."
"Kau tidak tertarik dengan tujuh belas tahunmu sepertinya!" Sahut Mutia.
"Ya, bukankah itu mainstream untuk semua anak kelas dua SMA?"
"Bagaimana kalau kita makan di JW Marriot lagi, ayolah bujuk Papimu, makanan di sana enak sekali."
Mereka tertawa mendengar Johan.
"Villa Puncak! Dua malam cukup? Senin tanggal merah bukan?"
"Deal!!"
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Potret Persahabatan
RomanceVanya. Mutia. Anggun. Bayu. Ruben. Alfa. Johan. Potret persahabatan dengan sejuta cerita yang terekam dalam seribu bingkai ekspresi.