rahasia

1.2K 62 0
                                    

"Jadi Vanya pulang dijemput Kak Alvaro, Mut?" Bayu langsung duduk di depan meja Mutia. "Kamu kenapa Mut?"

"Enggak apa-apa Bay."

"Apa ini soal Igo tadi?" Tanya Ruben.

"Igo?" Anggun heran. "Maksudnya Igo?"

"Aku tadi mau panggil Ruben, Vanya pingsan. Ruben di luar sementara Igo jagain Vanya di dalem, wajahnya khawatir sekali. Ada sesuatu yang mengundang pertanyaan atas kekhawatiran itu."

"Serius?"

Mutia mengangguk. "Vanya sudah dijemput Kak Alvaro tadi. Makanya aku ambil tas Vanya."

"Terus Igo? Jelasin dong." Anggun setengah memaksa.

"Igo khawatir banget sama keadaan Vanya. Aku tanya apa hubungan mereka sampai dia sepanik ini. Dia cuma diem. Aku tanya apa dia yang bikin Vanya patah hati kemarin, lagi-lagi dia diem. Tapi terakhir pas mau balik kelas, dia pesen supaya Vanya enggak tahu kalau dia yang tolongin Vanya. Dia bilang dia enggak mau Vanya patah hati lagi. Dan sampai saat ini aku juga masih bertanya-tanya."

Semua diam.

Termasuk Alfa.

"Janji ini rahasia kita. Aku sudah janji sama Igo."

"Kenapa harus? Kita kan sahabat Vanya bukan Igo. Aku rasa kita harus jujur."

"Aku rasa Igo benar kita harus rahasiaain ini." Ungkap Ruben.

"Sekarang kau yang patah hati Ben?"

Ruben hanya diam. Semua menatapnya jemu.

Bayu menepuk bahu Ruben. Ruben menghembuskan nafas berat.

***

Potret PersahabatanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang