"Vanya."
"Mmm."
"Kamu enggak takut masuk lingkungan baru lagi?"
Vanya tertawa kecil. "Kalau happy ending kayak gini aku siap."
"Kamu happy?"
Vanya mengangguk. "Iyah. Kamu?"
Igo memamerkan senyumnya lagi. "Happy."
Ada hening ketika mereka saling bertatapan. Tatapan hangat yang sempat menguap entah kemana. Igo memajukan wajahnya kemudian meraih dagu Vanya lembut mengalirkan kehangatan yang sempat membekukan kerinduan dihati gadisnya itu. Tanpa menunda waktu, Igo pun meraih bibir Vanya dan mengulumnya penuh rindu. Gadisnya itu memejamkan mata dan menerima kecupan mesra sang pangeran.
"Maafin aku Va."
"Maafin aku juga Igo."
"Aku sayang kamu."
"Aku juga sayang kamu Igo"
Mereka berpagutan.
Vanya dan Igo tertawa kecil sambil menunduk.
"Kamu hati -hati dan belajar yang bener yah. Biar jadi dokter kayak Susan."
Vanya tertawa sambil mencubit pinggang Igo. "Garing"
Keduanya pun tertawa.
***
Ruben POV
Aku melihat mereka duduk di depan rumah Vanya sambil tertawa mesra. Mungkin tawa itu terlalu mainstream tetapi yang tidak bisa dibohongi adalah ketika mereka saling bertatapan. Aku tidak pernah melihat Vanya menatap sehangat dan sedalam itu pada siapapun. Sekalipun itu pada saudara angkatnya, Alfa, yang sempat aku cemburui. Bahkan aku tidak pernah menerima tatapan itu sedetikpun walau seerat apapun kami bersahabat. Yah sahabat, hanya itu bagianku. Aku ikhlas, yang penting keretakan itu tidak terjadi lagi. Demi apapun.
Vanya POV
Aku memejamkan mata ketika Igo menarik daguku. Ciuman hangat itu aku rasakan lagi. kami berpagutan mesra setelah setahun tak bertemu. Masih dengan rasa dan getar yang berderap kencang. Aku, aku bisa mengukur diriku sekarang, kalau rasa untuk Igo memang benar-benar jujur dari hati kecilku yang lama terpendam namun kini menguak dan begitu indah. Igo. Igolah yang benar-benar aku cinta. Aku memang merindukannya sampai membeku. Dan ketika bongkahan es beku itu pecah dan mencair cinta Igo masih murni bersemayam dihatiku.
"Aku lega. Lega akhirnya bisa jujur. Ini benar-benar hatiku yang bicara. Ahhh.. bebanku terbang."
Igo POV
Cinta pertamaku ini terlalu sakit aku buat kemudian aku tinggalkan. Bukan salahnya menjadi ragu dan dilema. Aku terlalu jauh untuk ia gapai dengan kekacauanku kemarin. Sekarang, aku tidak akan mengulangi kesalahan yang sama. Aku akan menebus apapun kesalahanku dimasa lalu dan memperjuangkan masa depanku dengan Vanya. Semua yang terbaik untuknya sekalipun harus bertarung dengan jarak.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Potret Persahabatan
RomanceVanya. Mutia. Anggun. Bayu. Ruben. Alfa. Johan. Potret persahabatan dengan sejuta cerita yang terekam dalam seribu bingkai ekspresi.