Desas Desus Diaz

1.1K 58 0
                                    

"Vanya!!" Mutia memanggil Vanya dari seberang.

"Hai kalian!" Vanya sudah bersama mereka. "Kamu sudah masuk Mut? Eh, kamu kenapa Mut?" TanyaVanya aneh melihat wajah Mutia.

Mutia langsung berbisik.

"Serius Gun?" Tanya Vanya skeptic ke Anggun.

"Buat apa aku bohong. Desas desus ini sedang jadi topik hangat dan sampai ketelingaku. Biarin aja ntar juga Ruben sadar kalau dia terlalu disetir sama cewenya, enggak akan lama mereka pacaran. Dari sekarang aja Diaz sudah terlalu mengontrol untuk ikutan kalau jalan sama kita. Masa setiap waktu harus nempel terus. Anak OSIS juga risih kalau Diaz nungguin Ruben rapat dan minta pulang cepat, jadi enggak fokus."

"Sssstt.." Mutia menenangkan Anggun.

"Va. Enggak ada yah cemburu-cemburuan, sakit hati lagi gara-gara cewe pecicilan itu. Enggak mutu! Kamu angkat dagu, tunjukkin muka dan bertingkah kalau kamu jauh lebih baik dari Diaz. Bikin Ruben menyesal! Tuh cewe kayaknya tahu masa lalu kalian bagaimana. Dan dia menang atas kamu. Cuekin aja. Bikin Ruben menyesal!" Anggun tegas sekali. Sampai setiap orang yang jalan di sekitar mereka melirik.

Benar kata Anggun. Aku harus berani angkat dagu dan tidak akan sengaja menghindar lagi kalau berpapasan. Itu akan menunjukkan kualitasku. I was fault!

"Bayu mana Mut?" TanyaVanya mengalihkan topik.

"Hari ini kelasnya futsal."

"Kamu enggak ikut?"

"Enggak seru kalau bukan kita yang dateng."

"Yang penting sekarang Ruben sudah punya waktu sama kita lagi, pastinya tanpa anak kelas satu itu!" Vanya dan Mutia hanya mengelus dada.

***

Potret PersahabatanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang