Happy Reading💕
Selamat datang kembali di Sabtu pagi Kost Nomor 17. Ada cerita apakah weekend ini?
Sabtu ini kost terasa sepi, aman, tentram dan damai walaupun jam menunjukkan pukul 10 pagi. Kenapa? Karena para pasukan penghuni kost masih betah menjelajahi alam mimpi alias ngebangkong--eh, tapi kehidupan di dapur kost pagi ini. Ada si pengusaha dessert, Wawan dan ada si ‘sok’ religius, Joshua. Joshua lagi bikin kopi dan mau siap-siap berangkat ke gereja, iya baru mau berangkat jam 10 padahal gereja nya udah mulai dari jam 8, entah apa motivasinya...
Sedangkan Wawan, apakah ada yang penasaran bagaimana usaha Wawan setelah menerima banyak orderan? Apakah Wawan hanya penjual dessert musiman yang cuma ikut trend habis itu gak jualan lagi? Tidak, alhamdulillah Wawan masih jualan dessert. Seperti biasa, dagangannya masih rame. Bahkan dia mau nambah menu baru hasil eksperimennya dia sama Sakha kemarin malem.
“Gimana Wan? Berapa banyak orderan lo minggu ini?”
“Hmm tunggu” Wawan mengecek kembali catetannya yang lebih mirip buku tagihan utang, “Gak sebanyak minggu lalu sih, bang. Sekitar 30 porsi lah”Joshua mengangguk-anggukan kepalanya mengerti, “Puji Tuhan masih laku ya. Gue kira lo bentar lagi bangkrut”
“Buset, jahat banget mulutnya bang”
Joshua tertawa mendengar rutukan Wawan, “Becanda doang”
“Lo gak berangkat ke gereja bang?”
Joshua menatap jam di dinding dan jam menunjukkan pukul 10.15 pagi, “Bentar lagi”
“...bukannya gereja lo mulai jam 8 pagi ya?”
“Iya”“Terus ngapain lo ke gereja jam 10 lebih? Kloter kedua lo?”
“Ya, nggak. Cuma mau lihat Natalie aja. Pura-pura keluar dari gereja, padahal baru dateng. Hehe” Cengiran Joshua nampak setelah menyelesaikan ucapannya namun dibalas tatapan sinis oleh pria yang asyik menghitung box dessert di seberangnya ituJoshua meletakkan gelas di rak cuci piring dan mengambil jaket kulitnya, “Gue berangkat ya Wan”
“Lo mau ke gereja apa balapan motor sih? Pake jaket kulit segala”
“Sekalian jalan nanti habis dari gereja. Bye, jangan ngiri ya”
“Nggak, gue nganan bang”Wawan menatap sekitarnya, sepi. Iyalah, cuma dia yang baru bangun, “Udah jam setengah 11 padahal, tapi kok pada belum bangun ya”
Wawan berjalan menuju kamar Dava. Rencananya dia ingin minta bantuan Dava untuk membuatkan list menu baru hasil eksperimennya untuk dijual di online shopnya. Namun saat ingin mengetuk pintu, Wawan mendengar percakapan Dava dengan seseorang di telepon dari dalam kamar“Halo. Kenapa? HAH?! HAMIL?!”
Wawan membelalakan matanya mendengar ucapan Dava, “Hamil?”
“T-tunggu...tunggu. Coba kamu ulangin lagi. aku baru bangun tidur, Jo. Iya..iya maaf. Hah? Beneran hamil? Kamu udah pastiin? Udah coba cek?”
“Jangan nangis dong, coba tenangin diri dulu ya. Kita cari solusinya bareng-bareng, oke? Aku kesana ya? Iyaa”“B-bang Dava nge-ngehamilin cewek?” Wawan menutup mulutnya yang menganga tidak percaya. Ia tahu abangnya yang satu itu memang playboy kelas ikan sarden, gebetan dimana-mana, dan handphone yang isinya udah kayak asrama putri. Tapi yang membuatnya tidak menyangka adalah pergaulan bebas Dava. Wawan melangkah mundur perlahan, namun ia kembali mendengar handphone Dava yang berbunyi dari dalam kamar
“Iya Lin? HAH?! KOK BISA?! Hamil juga?” Wawan menatap horror pintu kamar Dava
“Ng-nggak, kok bisa gitu soalnya Jovanka juga baru aja telepon aku. Iya, hamil. Iya, nanti aku ke rumah kamu ya. Tunggu ya sayang”
Rasanya Wawan pengen nangis--gak tau kenapa, padahal bukan dia yang hamil. Tapi dia gak nyangka aja kelakuan Dava udah kelewat batas, “Astaghfirullah bang, dosa banget lo”Wawan segera berlari ke kamar Satria, masuk dan membanting pintunya--membuat Satria yang asyik menjelajahi dunia mimpi dipaksa untuk kembali ke dunia nyata
“Wawan?”
“B-bang…” Wawan akhirnya beneran nangis, gaes
“L-lo kenapa sih? Kok...nangis?”
KAMU SEDANG MEMBACA
Kost Nomor 17 | SVT
FanficSelamat datang di Kost Nomor 17 Semoga betah ya~ Kost yang dihuni 13 mahasiswa dengan berbagai macam sifat dan kelakuan [!] lokal fanfiction beberapa bahasa kasar semi baku Update : setiap selasa Start : 7 - 7 - 2020 ©BesiBromIodin; 2020 🏆H...