Happy reading💕
“Oke! Istirahat dulu ya! Balik lagi ke ruangan ini jam 2” teriak seorang pria bermata minimalis yang sibuk menyeka keringat yang mengucur dari dahi dan seluruh tubuhnya. Pria itu berjalan menuju ke pinggir ruangan sambil mengibaskan kaos yang ia pakai namun…
“OCHI AWAS!”
“Anjir Tendi!” protes Ochi saat melihat sebuah botol air mineral yang tergeletak tak jauh dari tempatnya. Sedangkan pria yang melempar botol itu justru menatap Ochi datar“Lo ngapain tiarap, bego? Kalo ada orang ngelempar botol ya ditangkep” ucapan Tendi sukses menimbulkan gelak tawa dari beberapa orang yang tersisa di ruangan itu
“Lagian bang Tendi pake lempar botol segala, udah tau refleksnya bang Ochi jelek” ucap Lisa“Heh! Sembarangan lo ya! Refleks gue bagus, cuma gue kaget aja tadi. Gue kira si Tendi ngelempar apaan”
“Pret! Bagus apaan. Gue kepleset di sebelah lo, bukannya di pegangin, lo malah ikutan jatoh” sewot Monika
“Kaget itu, Mon”
“Kaget aja terus!”Jika bisa dibilang, sebagai anak kost, para pasukan penghuni Kost Nomor 17 dapat digolongkan sebagai pria-pria yang mandiri. Selain terbiasa hidup mandiri yang apa-apa sendiri di kost, beberapa pasukan penghuni kost juga sudah mandiri secara finansial walaupun bukan penghasilan tetap dan gak banyak. Seperti contohnya Juna yang part-time di kafe, Uzi yang jadi produser freelance, Wawan yang sering ngisi MC, jadi penyiar radio dan kadang jadi biduan dangdut di hajatan, Vernon yang masih jadi guru privat bahasa Inggris, dan ada pula Ochi bersama tim dancer nya yang sering manggung di banyak tempat. Selain dancer, mereka masing-masing juga sering dibayar jadi juri di kompetisi dance atau bahkan jadi koreografer freelance.
Minggu depan, mereka diundang menjadi salah satu pengisi acara di kompetisi dance. Maka dari itu, beberapa hari ini mereka sangat sibuk latihan untuk koreo tari yang akan mereka bawakan
“Eh, Ten. Btw bang Robi kenapa kagak bisa dateng hari ini?”
“Katanya sih...ada urusan ya”“Urusan apaan?”
Pria yang dipanggil Tendi itu mengedikkan bahunya, “Mana gue tau. Gue gak se-kepo itu”
“Kayaknya gue tau deh” ucap Lisa
“Kenapa?”“Kayaknya bang Robi ikutan kencan buta”
“Hah?!”
“Apaan! Udah tua begitu masa pake ikut kencan buta segala. Tau dari mana lo?”
“Kagak tua-tua amat ya, selisih 2 tahun doang dari kita” komen Ochi“Iya sih...tapi lo tau dari mana, Lis?”
Lisa menunjukkan sebuah foto dari handphonenya, “Ini bang Robi bukan?” terlihat sebuah video dari inst*gram yang ditunjukkan oleh Lisa. Video itu bukan memperlihatkan orang yang di maksud Lisa, namun tidak sengaja tertangkap kamera dan masuk dalam video itu“Sn*pgram siapa tuh, Lis?”
“Temen SMA gue, tapi coba lihat deh bang” Lisa menyentuh layar handphonenya saat kamera mengarah pada tiga orang yang sedang berbincang di salah satu tempat duduk“Lo yakin itu kencan buta? Siapa tau emang ngobrol biasa”
“Ih, bang Ochi masa gak tau yang ditengah itu siapa”
“Si mak comblang kan?” tebak Monika
“Tuh, Ci Mon aja tau. Masa bang Ochi gak tau”“Mak comblang? Siapa?”
“Bang Dio! Anak sastra Perancis angkatannya bang Ochi”
“Armandio?” Lisa menganggukan kepalanya sebagai jawaban
“Jangan bilang lo juga gak tau ada tu program kencan buta?” tanya Monika yang disambut dengan gelengan kepala Ochi, “Sudah kuduga”“Apaan sih ada apaan? Kok gue kagak tau apa-apa”
“Chi, lo selain gaptek. Kudet juga ya”
Ochi malah memandang Tendi cengo, “Kudet apaan?”
Lisa menepuk jidatnya pelan, “Astaga bang Ochi, kurang update bang”
KAMU SEDANG MEMBACA
Kost Nomor 17 | SVT
Fiksi PenggemarSelamat datang di Kost Nomor 17 Semoga betah ya~ Kost yang dihuni 13 mahasiswa dengan berbagai macam sifat dan kelakuan [!] lokal fanfiction beberapa bahasa kasar semi baku Update : setiap selasa Start : 7 - 7 - 2020 ©BesiBromIodin; 2020 🏆H...