Drama Pertunangan : Part 2

1.2K 200 14
                                    

Happy reading💕






























“A-ara…”
“Loh? Kak Ara?”
“Apa maksudnya WO penipu? Laporan minggu lalu? Ngabisin tabungan? Itu...itu maksudnya apa, Jo?! Kamu kok gak jujur sama aku?!” Johan segera menarik tangan Ara dan membawa gadis itu keluar dari restoran

Plak!

Jihan--gadis yang bersama Johan tadi menutup mulutnya saking terkejutnya karena Ara tiba-tiba menampar Johan

“KAMU ANGGAP AKU INI APA, JO?! Kalo kamu gini aja gak bisa jujur sama aku, gimana kalo kita nikah nanti? Mau berapa banyak yang kamu sembunyiin dari aku, hah?!”
“Aku cuma gak mau bikin kamu kepikiran, Ra--”
“Dengan bohong dari aku?! Kamu ditipu WO yang ngurus acara pertunangan kita dan kamu gak bilang apapun ke aku! Kamu nganggap aku apa? Apa dengan kamu ngasih tau aku, aku akan nyusahin kamu, gitu?!”

“Ra, gak gitu. Aku--”
“Saat pertama kali kamu ngajak aku tunangan, aku ragu Jo. Aku ragu kalo kamu masih belum bisa berubah, masih ragu sama diri kamu sendiri dan selalu menangani semuanya sendiri. Lalu gunanya aku apa?! Jo, udah lah… kalo kamu aja gak bisa jujur sama aku, kita udahan aja”
“HAH?!”

“Kita udahan!”
“RA, KAMU GILA YA?! NGGAK! Aku gak mau kita putus ya! Ra, bentar lagi kita tunangan--”
“BUAT APA TUNANGAN KALO KAMU MASIH GAK BISA PERCAYA SAMA AKU?! Kita batalin semuanya, aku yang akan bilang sama mamah papah kalo kita putus”
“Ra, please Ra. Jangan pu--”

Drrrt drrtt

Johan segera mengambil handphone miliknya terus menerus berdering sejak tadi
“Ha--”
“Bang Jo, Wawan sama Chan kecelakaan!!”




---




Johan berlari di koridor rumah sakit menuju UGD dengan Jihan yang mengikuti di belakangnya. Ia bahkan meninggalkan Ara dan lebih memilih untuk pergi ke rumah sakit dibandingkan melanjutkan pertengkaran dengan gadis itu. Apa bisa dibilang ia lari dari masalah?

“WAN!”
“...ba-bang Jo” Johan menatap Wawan dari atas hingga bawah. Banyak luka di sekujur tubuh pria itu, bahkan tangan sebelah kanannya di gips. Mata pria itu bengkak bahkan masih terlihat bekas air mata di pipi gembulnya
“Chan mana?”
“Chan...masih di operasi, bang”
“Operasi?!”

Wawan menceritakan bahwa saat mereka pulang setelah mencari gedung untuk pertunangan Johan sejak pagi, mereka mengalami kecelakaan. Wawan mungkin masih mendingan walaupun tangan kanannya patah, namun Chan lebih parah. Pria itu memeluk Wawan dari belakang sehingga hantaman mengenai bahu dan punggungnya. Cerita Wawan membuat Johan sangat terpukul, ia ingin menangis...tapi ini bukan waktu yang tepat
Sakha berlari menuju Johan dan Wawan dengan tergesa, “Chan udah keluar dari ruang operasi”

Johan menepuk bahu Satria yang terus menerus mengintip ke dalam ruang ICU tempat Chan berada, “Sat”
“Jo, lo udah balik?”
“Maaf…”
“Bukan salah lo”
“Tapi mereka susah karena gu--”
“JO!” teriakan Joshua memang tidak seberapa nyaring namun menarik perhatian mereka semua
“Jo, lo harus ikut gue ke kantor polisi. Sekarang!”




Johan duduk sembari menatap tajam seorang gadis yang duduk dengan kepala yang menunduk di hadapannya. Gadis itu terus memainkan jari jarinya di bawah meja sambil menangis. Ia bahkan tidak berani mengangkat kepalanya atau bahkan menatap Johan

“Kita udah percaya ya sama lo, kenapa lo nipu kita hah?!” tanya Joshua emosi
“Ma-maaf kak..”
“Walaupun bukan kita doang yang lo tipu, perilaku lo keterlaluan. Apa yang lo dapet dari nipu? Masuk penjara kan?!”

Kost Nomor 17 | SVTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang