Tamu

3.4K 438 17
                                    

Happy reading💕

























Tidak terasa, tahun ajaran baru akan dimulai sebentar lagi. Penerimaan mahasiswa baru sudah mulai dibuka. Tahun ini, adik dari Dava dan adik dari Vernon--Diva dan Sofia sama-sama mendaftar jadi mahasiswa baru di universitas kakak-kakak mereka, selasa depan mereka tes SBMPTN dan ngambil lokasi ujian langsung di universitasnya. Jadi mulai hari ini mereka bakalan nginep di kost nomor 17 sampai beberapa hari kedepan. Selamat datang Diva dan Sofia~

“Gak terasa ya, bang. Udah pendaftaran mahasiswa baru aja. Perasaan gue baru kemarin jadi mahasiswa baru. Bentar lagi adek-adek kita yang jadi mahasiswa” Vernon tersenyum mengingat bahwa rasanya baru kemarin ia sibuk menyiapkan barang-barang ospek, jauh dari orang tua, hujan-hujanan cari barang ospek bareng Wawan dan Chan serta drama-drama ospek lainnya

“Iya. Adek gue juga cepet banget gedenya. Perasaan baru aja kemaren gue nakutin dia pake kodok sampe kencing di celana terus dia ngebales masukin ulat bulu ke celana gue”

“Gatel bang?”
“Gak usah ditanya, Non. Bengkak malah. Ulat bulunya 10 biji” Vernon yang mendengar cerita Dava bergidik ngeri--serem juga adiknya Dava

“Gak cuma itu. Pembalasan dia masih berlanjut, waktu gue main dibawah pohon dia sengaja ngelempar rumah tawon pake batu sampe jatuh. Terus kena gue”

“Jadi itu yang ngebuat lo tinggi banget, bang?”
“Hah? Apa hubungannya tinggi sama disengat tawon? Disengat tawon kan bengkak, Non”

“Ya kali aja tawonnya nyengat bang Dava secara vertikal. Jadi bengkaknya ke atas deh, bikin tinggi” Dava yang mendengar alasan Vernon menatap pria itu dengan ekspresi datarnya





“Mas Vernon” suara perempuan membuat Vernon menolehkan kepalanya
“Cah ayu kuu (gadis cantik ku)” Vernon berlari dan memeluk adiknya bak kartun teletubbies. Vernon membawa Sofia mendekati Dava yang duduk sambil mengecek handphonenya

“Mas Dava ya?”
“Oh, iya. Halo Sofia” Dava menjulurkan tangannya untuk menjabat tangan Sofia sebelum....

“Bang” Diva datang dengan wajah juteknya
“Heh! Ngagetin aja!” Diva menatap malas Dava dan menjabat tangan Sofia yang hampir dijabat oleh kakaknya

“Lo Sofia kan? Salam kenal, gue Diva. Adiknya manusia ‘kayu bakar’ ini” ucap Diva sambil tersenyum pada Sofia. Diva bisa senyum(?)
“Oh, halo Diva. Aku Sofia, adiknya mas Vernon. Salam kenal yaa”

“Yok. Lo sama gue aja. Biarin abang-abang kita bawain barang. Eh, btw lo daftar jurusan apa?” Diva menggandeng tangan Sofia dan melenggang pergi terlebih dahulu

“Jadi babu lagi gue...”
“Diva, cepet akrab tuh bang sama Sofia”
“Iya kalo sama cewek doang”
















Sofia dan Diva sekarang sedang berkumpul bersama pasukan penghuni kost nomor 17 di ruang keluarga--kecuali bang Satria yang lagi magang. Karena mereka akan tinggal beberapa hari di kost, setidaknya mereka harus kenal dengan para penghuninya kan?

“Jadi Sofia sama Diva ngambil jurusan apa?” tanya Juna yang sedang nyemil snacknya
“Saya ngambil jurusan akuntansi, mas” jawab Sofia
“Kedokteran” jawab Diva singkat, padat dan jelas
“Diva jadi adik tingkatnya bang Rakha dong”

“Emang semua anak kedokteran jutek ya?” ucapan Ochi mendapatkan tatapan tajam dari Rakha, Diva dan Hendra
“Maaf” cicit Ochi setelah menyadari ucapannya salah

“Ujiannya kapan?” tanya Uzi
“Selasa” bukan. Yang jawab bukan Sofia ataupun Diva tapi Dava yang jawab, “Makanya kalian jangan pada ribut mulai malam ini sampai selasa. Kasian adek gue mau belajar dengan tenang” ucapan Dava dijawab dengan anggukan seluruh pasukan penghuni kost

“Kayak lo nggak ribut aja, bang” ucap Diva sambil menatap malas kakaknya
“Sof, belajar bareng yuk” Diva menarik tangan Sofia pergi dan meninggalkan pasukan penghuni kost yang terdiam mendengar jawabannya

“Diva lebih cocok jadi adeknya Uzi deh”
“Kenapa?”
“Pedes mulutnya”
“Heh, lo ngatain adek gue, bang?”
















Karena ketambahan penghuni baru--ya, walaupun sementara doang, mereka juga menambah porsi masakan. Banyak anak kost yang mending makan diluar atau beli makanan di luar daripada masak sendiri karena lebih praktis. Tapi beda sama pasukan penghuni kost yang lebih milih masak daripada beli di luar. Mereka bilang masak lebih hemat dan higienis daripada beli di warteg kecuali kalo lagi laper banget.

Bahkan Sakha, Rakha, Dava, Juna, Ochi, Wawan dan Chan milih pulang buat masak dan makan di kost kalo jeda kuliah daripada makan di warteg belakang kampus. Pasukan penghuni kost nomor 17 punya uang kas mereka sendiri, dan uang itu mereka pake buat beli bahan masak--secara beras juga udah disediain sama bu Nana dan kirim setiap awal bulan. Jadi lebih hemat

“Bang Dava gak belanja bulanan?” tanya Chan yang masuk kedalam kulkas--maksudnya kepalanya masuk dalam kulkas buat lihat isinya
“Dava pergi ke rumah gebetannya, Chan. Coba tanya bang Juna”

Chan pergi ke kamarnya Juna, “Bang Jun, gak belanja bulanan?” namun justru terdengar suara dengkuran dari dalam kamar membuat Chan kembali ke ruang keluarga dan duduk bersama Sakha dan Uzi yang sedang main game

“Ngapain balik?” tanya Uzi yang sedang fokus pada handphonenya
“Bang Juna tidur. Ngoroknya kedengeran sampe keluar kamar. Gak enak mau bangunin”

“Mending lo telpon Dava, tanya apa aja yang mau dibeli buat belanja bulanan”
“Kayak Dava pegang hape aja kalo udah sama cewek” ucapan Uzi membuat Sakha menatapnya, “Bener juga. Gak mungkin dia pegang hape sambil--”
“Heh, ada anak kecil disini” Sakha menutup mulutnya perlahan saat Uzi menegurnya
“Terus ini gimana abang-abang?”

“Kenapa mas Chan?” rupanya Sofia yang mengambil air di dapur mendengar percakapan Sakha, Uzi dan Chan
“Eh, Sofia. Gak belajar?”
Sofia tersenyum dan mengambil duduk disebelah Chan, “Lagi istirahat mas, capek kalo otaknya dipake terus. Ada apa mas?”

“Bahan makanan udah mau abis. Besok kan hari senin, gak mungkin ada yang bisa belanja bulanan. Biasanya sih hari ini, tapi yang tugasnya belanja bulanan malah menjajakan diri sama gebetan-gebetannya”
“Oh. Mau Sofia temenin belanja?”
“Hah?”


















Waktu menunjukkan pukul 6 sore. Pasukan penghuni kost yang menghabiskan minggunya di luar kost sudah mulai pulang dan kembali ke habitatnya

“Adek gue mana?” tanya Vernon yang baru saja datang dari rumah temannya dengan membawa sekantong plastik jajan

“Enooonnn, lo kok tau gue lagi laper--” Ochi yang mau merebut plastik jajan Vernon malah jatuh dengan tidak elitnya karena Vernon menghindar

“Sorry bang, ini buat Sofia sama Diva. Buat nemenin mereka belajar. Sekarang adek gue mana?”
“Dibawa pergi”

“HAH?! DIBAWA PERGI SIAPA?! Jangan ngadi-ngadi lo, bang. Pergi kemana adek gue? Sama siapa? Ngapain?” Vernon yang panik mencoba untuk menghubungi handphone Sofia tapi tidak dijawab

“Chan pulang”
“Assalamualaikum. Wawan pulang nich”
“SOFIAAA!!” Melihat Sofia pulang bersama Wawan dan Chan, Vernon langsung memeluknya

“Awakmu gak lapo-lapo to? Ono seng sakit ora? Nengdi ae mau? Di apano karo arek-arek iki? (Kamu gak kenapa-napa kan? Ada yang sakit gak? Kemana aja tadi? Diapain aja sama mereka?)”

“Gak kenapa-napa mas. Tadi Sofia nemenin mas Chan sama mas Wawan belanja bulanan soalnya mas Dava gak bisa”
“Vernon berlebihan” ucapan Ochi membuat Vernon menatapnya tajam

“Lain kali bilang mas ya kalo kemana mana”
“Iya mas, maaf”
“Assalamualaikum Dava ganteng pula--”
“HEH BABON! DASAR GAK TANGGUNG JAWAB LO! CEPETAN MASAK! KITA LAPER!”


















Haloo halooww
Balik lagi di kost nomor 17
Untuk visualisasi Sofia, carat udah pasti tau lah ya, adiknya Vernon. Kalo yang jadi Diva itu Minseo adiknya Mingyu

Jangan lupa vote dan commentnya yaa
Horanghae💕

Salam
BesiBromIodin

Kost Nomor 17 | SVTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang