Protektif : Part 1

2.3K 238 9
                                    

Happy reading💕






























Jadi kakak yang punya adik perempuan itu susah--kata Vernon. Harus bertanggung jawab, harus memberikan contoh yang baik, harus melindungi adiknya dan harus harus lainnya. Tapi kata Dava yang juga punya adik perempuan, Vernon itu sayangnya terlalu berlebihan sama adiknya--semua diturutin, sayangnya kebangetan, manjain banget. Persis kayak memperlakukan tuan puteri. Kadang Dava ngelihatnya aja sampai geleng-geleng kepala--berkebalikan banget sama dia ke Diva. Tapi balik lagi, setiap kakak punya cara masing-masing untuk menunjukkan kasih sayang kepada adiknya

Contohnya kayak pagi ini, Sofia yang sudah resmi menjadi mahasiswa baru di Universitas Nusa dan Bangsa jurusan akuntansi punya jadwal kelas pagi. Jam menunjukkan pukul 6 pagi saat Sofia bersiap-siap menuju kampusnya

Tok! Tok! Tok!

"Dek! Sofiaa"
Sofia segera meletakkan buku yang akan dimasukkan ke dalam tas dan membukakan pintu untuk 'mas' nya itu
"Masuk dulu mas" Sofia membukakan pintu lebih lebar agar Vernon masuk--tenang, mereka gak bakal digrebek massa kok. Soalnya teman-teman kost Sofia udah tau kalo Vernon itu kakaknya Sofia. Soalnya...







Tok! Tok! Tok!

"Sofia"

Tok! Tok! Tok!

"Sof? Sofia! Dek!"
Vernon menatap layar handphonenya. Harusnya adik perempuannya itu sudah pulang dari kelasnya 1 jam yang lalu. Ya, Vernon punya semua jadwal Sofia dan Sofia juga harus bilang ke Vernon kalo dia pulang terlambat atau ngerjain tugas. Berlebihan sih kedengarannya, tapi kata Vernon itu cara dia melindungi Sofia

"LOH?! Kok ada cowok bisa masuk kost cewek sih?! Perasaan tadi gue kunci pintu depan deh" gadis itu pergi sebentar lalu membawa payungnya untuk....memukuli Vernon

"WOI APAAN NIH?! HEH GUE BUKAN MALING" Vernon melindungi dirinya dari hantaman bar-bar gadis itu, "Astaga! Bar-bar banget jadi cewek. WOI"

Sofia yang baru sampai di depan pagar kost segera melihat kakaknya dipukuli dengan brutal oleh gadis yang menjadi salah satu teman kost itu
"Mbak! Mbak Selena udahh! Ini kakak saya mbak, kenapa dipukulin?" Vernon segera menarik payung yang digunakan untuk memukulinya itu hingga gadis itu hampir terjatuh jika tidak ia tangkap

"Ih lepasin!" gadis itu memundurkan badannya setelah ia menatap wajah Vernon dari jarak yang sangat dekat
"Mbak Selena kenapa mukulin mas Vernon?"
"Hah? Mas Vernon? Lo kenal sama orang ini?"
"Kakak saya mbak"

Gadis itu--Selena menatap Vernon dan Sofia secara bergantian, "Gak mirip. Mana buktinya?"
"Woah" Vernon membelalakan matanya tidak percaya, "Masa gue juga harus buktiin pake kartu keluarga?!"
"Iya"
"Gila ya lo?!" Vernon menatap Sofia, "Dek, ambil fotokopi kartu keluarga kita"

"Bentar mas" Sofia segera berlari ke kamarnya dan kembali membawa selembar kertas, "Ini mbak"
Selena menatap selembar kertas itu lalu melirik Vernon dan Sofia, "...o-oke, gue percaya. Nih Sof, makasih ya" Selena menyerahkan fotokopi kartu keluarga milik Vernon dan Sofia

"S-sorry ya tadi...eum, gue mukulin lo. Habisnya gak pernah ada cowok berani masuk kost sembarangan"
"Mbak Selena, Sofia minta maaf ya. Mas Vernon gak tau kalo gak boleh masuk kost sembarangan"

"Iya Sof, hati-hati yaa"
"Hah? Hati-hati..kenapa mbak?"
"Iya hati-hati. Soalnya abang lo mirip pedofil" Selena segera kabur setelah mengatai Vernon pedofil

Kost Nomor 17 | SVTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang