Sidang

1.5K 200 13
                                    

Happy reading💕



















Untuk kalian yang sudah menginjak jenjang perkuliahan, kira-kira menurut kalian bagian perkuliahan apa yang paling tersulit?
Praktikum, dosen ghosting, naksir temen tapi cuma dianggap temen, mata kuliah Yangcrates, males pergi ke kampus, dosen senior yang bisanya cuma kritik sama protes mulu, atau apa?

Kalo menurut Satria--si penghuni kost tertua, bagian perkuliahan paling tersulit adalah skripsi. Satria sih nyebutnya skripshit--soalnya emang ‘sh*t’ banget. Gimana gak ‘sh*t’ kalo harusnya yang namanya dosen pembimbing itu nge bimbimbing tapi malah cuma komentarin dan asyik nyoret-nyoret hasil pekerjaan kita. Kan kesel

Padahal mulai awal nyusun proposal buat skripsian, sampai sidang proposal semuanya berjalan dengan lancar. Mulus--semulus kulitnya Johan. Tapi setelah dapat dosen pembimbing, semuanya sirna seketika. Dosen pembimbing 1 nya gak bermasalah, tapi yang jadi masalah adalah dosen pembimbing 1 nya sibuk dan selalu menyerahkan urusannya ke dosen pembimbing 2 yang kalo kata Satria UTBT alias Udah Tua Banyak Tingkah. Astaghfirullah, durhaka. Jangan ditiru ya teman-teman. Percayalah, jika dosen pembimbing mu menyukaimu maka perjalananmu akan mulus dan sebaliknya. Maka dari itu jangan mengumpat pada dosen

Satria membuka pintu depan dengan tergesa dan berlari menuju kamar mandi, dia bahkan melempar tasnya hingga mendarat di atas kepala Uzi yang sedang asyik menonton televisi
“WOY! Apaan nih?!”

Brak!

“AAARGGHH!!!”
Sakha segera berlari menuju kamar mandi dan mengetuk pintu itu seakan hendak menghancurkannya
“Bang? Bang Sat kenapa?!”
“Bang Sat!!”

Tok! Tok! Tok!

“Bang? Abang!”

Tok! Tok! Tok!

“Bang Sat!!”
“Ada apa, Kha?” tanya Dava yang keluar dari kamarnya
“Bang Sat teriak dari dalam kamar mandi” jawab Uzi yang masih tenang-tenang saja
“Hah? Emang kenapa?”

Tok! Tok! Tok!

“Bang Sat!! Bang Sat...kenapa?” yah, mulai nangis deh…
“Bang Sat...bang Sat kenapa?”
Uzi dan Dava saling berpandangan saat melihat Sakha terduduk di depan pintu kamar mandi

“Kha--”
“Bang Uzi, bang Sat gak...bundir kan ya?” Dava dan Uzi seketika berlari ke depan kamar mandi dan membantu Sakha menggedor pintunya. Bahkan Rakha dan Juna yang baru datang pun juga ikut berlari tanpa tau tujuannya

Tok! Tok! Tok!

“Bang Sat? Lo gak papa kan?”
“Bang? Bang, lo gak ngelakuin hal gila kan?”

“Ada apaan sih?”
“Abang…” Sakha segera menerjang Rakha dan menangis di pelukan abangnya
“Lo ngapain sih pake nangis segala? Ini ada apaan juga?”
“Bang Sat pulang-pulang lari ke kamar mandi terus teriak. Sekarang gak ada suaranya”

Tok! Tok! Tok!

Tok! Tok! Tok!

“Bang lo jangan nekat bang!”
“Bang Sat kalo lo nekat, gue tikung Stella” Sakha, Dava, Uzi dan Rakha terdiam mendengar ucapan Juna, namun…

“Bang, Stella buat gue ya”
“Sampai lo bundir, Stella gue lamar di pemakaman lo”
“Bang, Stella gue jadiin istri ketiga ya?”
“Buset, mau poligami lo Dav?”
“Rencananya…”
“Bang, lo--”

Kriet!

Satria menatap datar Sakha, Rakha, Juna, Uzi dan Dava, “Lo semua berisik banget sumpah”
“Lah? Abang gak kenapa-kenapa?”
“Emangnya lo berdoa gue kenapa?!”

Kost Nomor 17 | SVTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang