Happy reading💕
“Ku menangis~ melepaskan…
Kepergian dirimu dar--”
“Selamat datang di rumah u--”
“Tr*veloka paylater, bayar bayar jadi gampang dan aman~ Juj--”
“Sh*pee COD, sh*pee COD. Bayar langsung ditem--”
“Aku merindu~ Kuyakin kau tau~”Dava menatap malas ke arah televisi yang sedari tadi ia mainkan remotenya. Ia terus mengganti channel-channel di televisi itu namun tidak ada satupun yang menarik perhatiannya. Bahkan ibunya yang duduk sambil mengupas bawang diseberangnya menatap jengah pada pria bongsor yang asyik rebahan di sofa itu
“Bang, kamu gak punya pacar atau temen gitu di Bandung?”
“Banyak lah” jawab Dava acuh tak acuh
“Main sana”
“Kenapa?”
“Mamah capek ngeliat kamu dirumah terus” Dava memanyunkan bibirnya sambil menatap wanita paruh baya yang pergi ke arah dapur itu. Setelah itu lagi-lagi Dava meletakkan kepalanya di bantal sofa sambil menatap malas pada televisi“Bagus lo ya”
Dava melirik malas pada Diva yang berdiri di depan pintu, “Apaan?”
“Lo baru aja pulang liburan, bang. Sekarang dengan enaknya lo males-malesan di rumah. Indah banget idup lo. Gue aja pulang habis ujian, langsung ambil magang. Eh lo gak capek apa?”“Capek apaan? Gue gak ngapa-nga--”
“Jadi beban orang tua” ucapan Diva sukses membangkitkan tatapan kesal Dava pada gadis yang notabenenya adalah adiknya itu
“Daripada lo dirumah, males-malesan, jadi beban orang tua, lo cari kerja kek. Magang kek, part time gitu. Daripada lo nganggur di rumah”Dava menatap sinis Diva, “Emang lo gak beban?”
“Sorry ya” Diva mengeluarkan sejumlah uang dari dompetnya dan memamerkannya pada Dava
“Anjir! Banyak duit lo?! Darimana? Ngepet?”
“Sembarangan?! Kalo ngepet, gue yang jaga lilin, lo yang keliling”
“...kurang ngajar”“Gue gajian lah, magang. Makanya lo jangan jadi pengangguran!”
“Gak usah sombong lo! Magang aja sombong!”
“Mending gue magang dapet duit, lo dirumah dapet apa emangnya? Mukjizat?”Bug!
Dava melemparkan bantal sofa yang tepat mendarat di wajah Diva, “MAMAH, ABANG LEMPAR LEMPAR BARANG”
“Bang!”
“NGGAK MAH! Cepu banget sih lo!” Dava segera berjalan mendekati Diva dan berniat untuk membekap mulut gadis itu namun baru lima langkah...
“MAMAH, BANG DAVA MAU BERBUAT YANG TIDAK SENONOH!”
“Apaan sih?! Gue belum ngapa-ngapain anjirr!!”
.
.
.
.
.Lihat! Betapa mengenaskannya Dava saat ini. Pria bongsor itu berjalan di trotoar sambil menggaruk perutnya dan...menguap. Dengan tampilannya yang saat ini hanya memakai kaos putih, celana training dan sandal jepit 10 ribuan--oh, jangan lupa rambutnya yang berantakan karena habis dijambak Diva. Sungguh, penampilan yang sesuai dengan ucapan Diva. Dava memutuskan untuk pergi dari rumah setelah jambak-jambakan dengan Diva dan berakhir membuat mamanya marah--bukan, bukan pergi minggat dari rumah, cuma pergi ke IndoFebruari aja buat beli garam sama kecap. Untungnya jalanan siang ini tidak terlalu ramai, jadi tidak terlalu ada yang memperhatikan penampilannya yang lebih seperti orang baru bangun tidur langsung lari keluar rumah
Plak!
Ternyata tidak hanya penampilan yang mengenaskan, tapi juga nasibnya. Tiba-tiba selembar pamflet menghantam wajahnya dengan tidak elit saat ia sedang menguap sambil menggaruk kepala
“WOY APAAN NI--” Dava terdiam saat ia membaca apa yang tertulis di pamflet itu. Sebuah pengumuman mencari model freelance untuk iklan. Ini jaman kapan masih mengiklankan pencarian model pake pamflet? Kayak gak ada sosial media aja. Namun seketika muncul lampu di atas kepalanya Dava--pria itu mendapatkan sebuah ide. Pria itu segera memberhentikan angkot dan naik ke dalamnya. Oke, dengan bermodal wajah tampan walaupun hanya pakai kaos putih, celana training dan sandal jepit, ia akan mengikuti audisi model freelance itu
KAMU SEDANG MEMBACA
Kost Nomor 17 | SVT
FanfictionSelamat datang di Kost Nomor 17 Semoga betah ya~ Kost yang dihuni 13 mahasiswa dengan berbagai macam sifat dan kelakuan [!] lokal fanfiction beberapa bahasa kasar semi baku Update : setiap selasa Start : 7 - 7 - 2020 ©BesiBromIodin; 2020 🏆H...