KKN Story 2 : Rempong Tsay!

902 149 30
                                    

Happy reading💕





















Kepanikan terjadi di Kost Nomor 17 saat mereka semua menyadari bahwa mereka….telat. Ya, telat. Kejadian tahun lalu terulang kembali. Hal yang aneh itu adalah…kenapa kesalahan-kesalahan mereka tahun lalu terulang kembali? Pertama, tahun ini Dava terlambat mengumpul berkas, sama seperti tahun lalu dimana Ochi sampai sesak nafas karena deg-degan terlambat ngumpul berkas. Kemudian sekarang….tiga sekawan itu mengikuti jejak abang-abang mereka—alias ketinggalan bus.

Rakha tidak henti-hentinya menatap tajam ketiga pria itu yang membuat nyali Dava dan Sakha ciut karena tatapannya, sedangkan Hendra sibuk menelpon teman sekelompoknya untuk mencari tau dimana keberadaan mereka. Dan jangan lupakan Satria yang melajukan mobilnya sesuai dengan arahan Hendra

“Kenapa diem aja? Telpon kelompok kalian!” perintah Rakha langsung membuat Dava dan Sakha gelagapan, bahkan gemetar saat memegang handphone
“Katanya mereka udah mau nyampe rest area 1”
“Yaudah kita kesana aja”

“Gimana kalo kita ke bandara aja?” ucapan Hendra membuat yang lainnya menatapnya bingung
“Ngapain?”
“Naik komedi putar”
“...emang di bandara ada komedi putar? Kok gue gak pernah lihat?” pertanyaan Sakha membuat seluruh pasukan penghuni kost yang ada di mobil itu memutar bola matanya malas
“Bang, tolong dipukul dulu kepala adiknya biar otaknya balik”

Tak!

“ADUH!”

Mereka segera bergegas ke rest area atau tempat pemberhentian pertama bus mereka. Tentu saja untuk kembali ke bus masing-masing kelompok. Jujur saja, pada awalnya mereka hendak menggunakan ide Hendra yaitu terbang ke Bali. Bagi mereka tidak masalah mengeluarkan sedikit biaya yang penting cepat sampai. Namun setelah dipikir-pikir, mereka akan dianggap egois karena anggota kelompok mereka yang lain menempuh perjalanan menggunakan bus sedangkan mereka bisa tiba lebih cepat dengan pesawat. Selain itu mereka juga pasti akan merasa sungkan saat bertemu dengan yang lain di Bali karena mereka sampai terlebih dahulu—sekarang saja mereka sudah merasa sungkan karena terlambat, apalagi jika ketahuan sampai lebih dulu karena naik pesawat. Mau ditaruh dimana muka mereka?

"Maaf ya temen-temen gue telat" Dava membungkukan badannya dengan raut wajah menyesal di depan teman-teman sekelompoknya

"Gak papa, Dav. Yang penting lo ikut" ucap Jeffrey dengan senyum diwajahnya. Oh iya, kalian masih ingat Jeffrey? Itu loh, anak kedokteran yang ngekost di Kost Nomor 21. Yang pernah dianggap saingan sama Dava waktu jadi panitia ospek. KKN kali ini bercampur aduk bagi Dava—ia senang karena bisa KKN di Bali, apalagi Yudha temannya, sekelompok dengan dirinya. Namun sialnya, Jeffrey, cowok kedokteran ganteng yang jadi saingannya, sekelompok juga dengannya. Parahnya lagi, pria itu jadi ketua di kelompok mereka. Dava hanya bisa berharap pesonanya tidak akan kalah dari Jeffrey dan gadis-gadis Bali lebih menyukai pria berkulit coklat seperti dirinya dibanding pria berkulit putih, tinggi, tampan dan berlesung pipi seperti Jeffrey

"Dav, sini!" Yudha yang duduk di bagian belakang memanggil Dava dan menepuk kursi kosong di sebelahnya. Dava segera berjalan menuju bagian belakang namun….

Bruk!

Pria bongsor itu tersandung tas milik seseorang, bahkan membuat bus bergoyang

"Eh, maaf maaf. Gara gara tas gue ya?"
"Tolong dong ditaruh diatas aja tasny—" ucapan Dava dan niatan untuk melabrak seseorang yang membuatnya jatuh itu seketika hilang saat melihat si pemilik tas, "O-oh, g-gue gak papa kok. Gue…taruh tas lo diatas ya?" Dava membantu meletakkan tas itu di bagasi atas tempat duduk sang pemilik
"Makasih ya, maaf juga"
"I-it's okay" Dava berjalan menuju tempat duduk dengan senyum yang mengembang

Kost Nomor 17 | SVTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang