Tamu Undangan

2K 250 8
                                    

Happy reading💕



















Percayakah anda? Pacar anda saat ini bisa jadi bukan jodoh anda sebenarnya. Bisa saja saat ini anda sedang ‘menjaga’ jodoh orang lain. Kata orang ya, kalo masih pacaran itu endingnya ada dua kemungkinan. Antara anda yang akan mendampingi dia di pelaminan atau hanya menjadi tamu undangan

Salah satu pasukan penghuni kost hari ini sedang mengalami masa itu. Jika kalian mengira maksudnya masa itu adalah ‘menjadi pendamping di pelaminan’--kalian salah. Satria sedang menatap sebuah kertas dengan desain yang sangat bagus, yang tergeletak begitu saja diatas meja di ruang keluarga. Entah sudah berapa lama pria itu terdiam dan memandang kertas itu. Cuma sebuah kertas, tapi mampu membuat hati Satria terombang-ambing gelombang perasaan. Yang salah bukan kertasnya, tapi tulisannya yang mampu membuat setiap ‘mantan’ menelan pahitnya kecewa

“Lo ngapain sih, bang?”
“...hah?”
Wawan duduk dihadapan Satria dan mencoba untuk menganalisis raut wajah pria itu, “Lo galau?”
“Ng-nggak. Gue gak galau kok”
“Terus ngapain lo ngelihatin itu undangan sampai segitunya?”
“G-gue lihat tv kok”
“Tv nya aja mati apa yang mau lo lihat, hah?” Satria menatap televisi di ruang keluarga. Iya, mati. Gagal sudah alibinya.

Wawan segera mengambil undangan itu dan membaca nama di bagian depannya
“Ken dan….Patricia” gumam Wawan, “Patricia? Kok gak asing ya?” Ochi yang baru saja pulang dari kampus dan mendengar ucapan Wawan segera ikut nimbrung bersamanya
“Apaan Wan?”
“Ini ada undangan kawinan, yang kawin Patricia sama Ken”
“Patricia?”
“Gak asing kan lo bang? Sama, gue juga”
“Bentar. Gue inget-inget”

Two hours later~

“HENDRA!”
“Apaan?”
“Patricia itu kakak tingkat lo kan?”
“Iya, mantannya bang Sat”
“Oh--OOH!! ASTAGA” Wawan dan Ochi saling berteriak heboh saat mengetahui siapa ‘Patricia’ yang dimaksud di undangan itu setelah dua jam berpikir
“Patricia. Ci Patrick, bang Chi. Mantannya Bang Sat. Yang mukanya galak itu. Pantes gue gak asing”
“Sama gue juga gak asing, Wan”

“Emang kenapa?” tanya Hendra
“Ini loh” Wawan melirik Satria yang tertidur di sofa ruang keluarga karena lelah menunggu kedua orang itu berpikir siapa Patricia selama dua jam, “Ada yang galau mantannya mau kawin”
“Siapa?”
“Ci Patrick mau kawin”

Brush!

“PATRICK MAU KAWIN?!”
“Kok jadi lo yang kaget sih Bang Josh?”
“Iya lah, orang minggu lalu tuh cewek masih jalan sama Satria”
“Gimana?!”


---


Kegalauan Satria bahkan belum berakhir hingga seluruh pasukan penghuni kost--yang (lagi-lagi) tidak dalam formasi lengkap, lagi makan malem bareng
“Aduk aja itu makanan sampe mual, jadi kayak bubur itu bentuknya. Kenapa sih lo?” tanya Johan
“Galau bang Jo”
“Galau?”
“Ci Patrick mau kawin”
“Ci Pat--siapa?!”
“Mantannya bang Sat itu loh, yang anak kedokteran hewan”

“Oh, cici muka galak?”
“Buset Chan, muka galak..”
“Tapi bener kan? Mukanya judes, jarang senyum lagi”
“Wih, mantan lo aja udah mau kawin bang. Lo kapan?” ucapan Dava sukses membuatnya dipelototi oleh seluruh pasukan penghuni kost, “M-maaf”

“Patrick mau kawin?”
“Iya bang, bang Sat dapet undangannya terus galau seharian”
“Gue gak galau ya!”
“Tapi gundah gulana”
“Bentar-bentar, bukannya minggu lalu lo masih jalan sama Patrick, Sat?”
Satria beralih menatap Joshua dan mengangguk, “Iya, jalan-jalan doang tapi”

Kost Nomor 17 | SVTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang