Liburan Akhir Tahun : Ini Liburan?

1.2K 183 22
                                    

Happy reading💕



























"Pak, ini mogoknya gak bisa agak depanan aja? Yang agak terang, biar gak gelap gini" pertanyaan Wawan sukses membuat para pasukan penghuni kost menatapnya malas. Bahkan sang supir dan kernet bus pura-pura tidak mendengar pertanyaan Wawan barusan. Pertanyaan macam apa itu?

"Ya kali mogok bisa diprediksi, Wan"
"SBM kali di prediksi" ucap Juna
"Hah?"
"Tuh, buku 'Soal Prediksi SBMPTN. Solusi lolos PTN tanpa bimbel'"
Ochi tertawa mendengar ucapan Juna, "Gue sempet percaya tuh buku lagi"
"Lolos?"
"Nggak, kan gue lewat jalur mandiri"

Para pasukan penghuni kost saat ini terjebak di sebuah jalan raya yang sangat sepi. Oh, jangan lupakan bahwa kanan dan kiri mereka masih hutan dan semak belukar. Satu-satunya penerangan yang ada hanyalah lampu dari bus. Supir dan kernet berusaha untuk memeriksa kerusakan yang terjadi. Seluruh pasukan penghuni kost terjaga dan terlihat waspada. Bagaimana jika ada hewan buas? Atau bagaimana jika ada begal di tengah hutan? Atau bahkan...

"Lo gak capek apa nengok ke belakang mulu, Dav?" tanya Hendra yang kesal sendiri melihat Dava yang terlalu waspada
"Gue waspada!"
"Waspada ap--"

"Waspada kalo ada hewan buas, atau begal, atau setan..." Dava mengecilkan nada bicaranya saat sampai di kata terakhir. Bahkan ia menengokkan kepalanya ke kanan dan ke kiri dengan takut
"Haiya, tenang aja. Kita kan bertiga belas"

Dava menatap sinis pada Hendra, "Emang lo berani?"
"Berani lah, kan rame. Kita keroyok aja"
"Masuk akal sih, tapi kalo mereka dateng rame-rame gimana?"
"Ya tinggal kita jorokin lo ke paling depan, buat tumbal" jawab Hendra enteng
"HEH?!"

Tak!

"WAAAAA!!!"
"WOY!"
"ANJIRR!"
"B*NGSAT APAAN NIH?!"
"NGAPAIN MANGGIL GUE?! GUE GAK TAU APA-APA!"

Terdengar bunyi sesuatu dari bagian mesin bus yang membuat seluruh lampu bus padam dan menjadi gelap gulita saat ini. Para pasukan penghuni kost segera menyalakan flash handphone masing-masing dan membuat bus sedikit lebih terang

"Ya allah apaan sih ini? Pake lampu mati segalaa!!" Wawan menutup wajahnya dengan bantal yang dibawanya sambil sedikit menjauh dari arah jendela

"Abang..." lirih Sakha yang terus memeluk Rakha yang duduk di sampingnya. Untung saja pria itu mengerti bahwa Sakha sedang ketakutan saat ini dan ia hanya bisa menepuk-nepuk pundak Sakha

"Hendra..." Hendra hampir tidak bisa bernafas saat Dava tiba-tiba memeluknya dengan erat
"Ha-haiya, lo...ngapain sih?"
Dava menatap Hendra dengan tatapan mengiba, "Gue ketakutan, Koh"
"Ya tapi gak usah peluk-peluk gue! Badan besar gitu kok penakut"

"Ya emang badan gede gak boleh penakut?!"
"Gak cocok!" seketika Hendra berpikiran jahil, "Dav, dibelakang lo--"
"APA?! APA?! ADA APAAN KOH?! TOLONG GUEE!!" bahkan Hendra belum menyelesaikan ucapannya namun Dava semakin memeluk tubuh kurusnya erat
"Bisa mati kehabisan nafas gue kalo kayak gini..."

Ctak!

"Anjir, apaan sih lo Sat?!" Joshua memelototkan matanya pada Satria yang duduk disebelahnya. Pria itu menjitak kepala Joshua dengan tidak santainya
"Lo kalo mau cari bus murah, jangan kayak gini juga ya!" ucap Satria tertahan karena takut terdengar supir dan kernet bus, "Bus apaan, baru jalan satu jam udah mogok?!"
"Ya kan gue gak mau bebanin anak-an--"
"Tapi gak gini juga ya! Murah, sih murah tapi jangan murahan--"

Tok! Tok! Tok!

"ANJIR SETAN!" teriakan Wawan sukses membuat pasukan penghuni kost lainnya juga terkejut
"Maaf mas, saya masih manusia. Belum jadi setan"
.
.
.
.
.

Kost Nomor 17 | SVTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang