Paranoid

1.5K 228 11
                                    

Happy reading💕























Seperti biasa, ketika liburan semester maka seluruh pasukan penghuni kost nomor 17 akan pulang ke rumah masing-masing dan menghabiskan masa liburan bersama keluarga--walaupun liburannya hanya berupa rebahan di kasur, makan, lalu rebahan lagi. Ya, namanya kan juga liburan. Bebas melakukan apapun tanpa terganggu hal yang mengganggu pikiran seperti biasanya.

Namun, seperti semester-semester sebelumnya, pasti ada saja mahasiswa ambis organisasi yang merelakan liburannya hanya demi nilai keaktifan atau Sistem Kredit Prestasi alias SKP. Fyi, SKP tersebut digunakan sebagai salah satu syarat kelulusan yang didapatkan apabila mahasiswa mengikuti organisasi, kepanitiaan atau seminar yang diadakan oleh pihak kampus.

Sebagai salah satu mahasiswa ambis--walaupun bukan lagi mahasiswa semester muda, Wawan (lagi-lagi) mengikuti kepanitiaan ospek hanya untuk SKP dan menyebabkan ia harus pulang ke kost lebih awal dari pasukan penghuni kost lainnya. Biasanya ia akan datang H-5 sebelum ospek, tapi karena ia tahu bahwa tahun ini hanya dirinya lah yang menjadi panitia. Wawan sengaja datang H-2 ospek. Bukan karena malas sebenarnya, tapi ayolah...siapa yang berani tidur sendirian di kostan yang sudah lama tidak berpenghuni sendirian? Dibilang lama tidak berpenghuni, ya..sebenarnya tidak juga. Tapi 1 bulan itu kan lama

“Kenapa ya, setiap pulang ke kost kalo sendirian hawanya pasti begini” Wawan berusaha untuk menyembunyikan rasa takutnya saat masuk ke dalam kost. Ya, walaupun kost bersih dan waktu menunjukkan pukul 1 siang. Tetap saja Wawan sedikit takut. Apalagi cerita-cerita horor yang ia sebarkan sendiri pada penghuni kost lainnya

Tak!

Wawan terperanjat saat mendengar bunyi sesuatu yang terjatuh dari arah dapur saat ia hendak membuka pintu kamarnya
“Tolong lah! Gue ini penakut, masih jam segini juga”

Krek!

Prang!

“WOY!”

Brak!

Wawan segera masuk ke kamarnya dan mengunci pintu. Entah kapan ia akan keluar dari kamarnya tapi sungguh, ia berharap ada 1 pasukan penghuni kost yang dapat menemaninya di kost






---





Kriet!

“Wan? Wawan?” Banu memasuki kost yang terasa sepi dan dingin. Bahkan seperti tidak ada hawa manusia di kost itu

Kriet!

“Bang Banu?” Wawan hanya menyembulkan kepalanya dari balik pintu kamar untuk memastikan apakah itu benar banu atau bukan
“Lo ngapain?” Wawan segera berlari menuju Banu

“Bang, temenin gue dong. Kalo nggak gue nginep di rumah lo deh”
“Emangnya kenapa?”
“Gu-gue taku--”

Kriet!

“Loh? Vernon?” Vernon yang baru saja tiba didepan pintu kebingungan saat melihat Banu dan Wawan yang menatapnya heran
“Kenapa?”







Saat ini Vernon, Banu dan Wawan asik ngopi di pinggir kolam renang sembari merokok santai--hanya Banu dan Wawan, Vernon tidak. Masih ingat kan kalo Vernon berhenti merokok karena Sofia? Dan saat ini gadis itu ada di ruang keluarga sambil menonton televisi

“Jadi lo kesini cuma buat nemenin Sofia jadi panitia ospek?” tanya Banu pada Vernon yang asyik menyeruput kopinya. Sedangkan yang ditanya hanya mengangguk-anggukan kepalanya
“Iya, kasian dia sendirian. Penghuni kostnya juga pada belum pulang. Makanya nanti dia nginep disini. Dia tidur dikamar tamu boleh kan bang?”
“Boleh boleh aja”

Kost Nomor 17 | SVTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang