Happy Reading💕
“Terima kasih kalian
Barisan para mantan
Dan semua yang pergi
Tanpa sempat aku miliki
Tak satupun yang aku sesali
Hanya membuatku semakin terlatih~” Sakha bersenandung riang sambil membuat kopi dan memanggang roti untuk sarapannya--dan abangnya
“OH!” Sakha yang berteriak tiba-tiba hampir saja membuat Juna menjatuhkan cangkir kopinya namun....“Begini rasanya terlatih patah hati
Hadapi getirnya terlatih disakiti
Bertepuk sebelah tangan” Juna justru ikut bernyanyi bersama Sakha
“Sudah biasa~”
“Ditinggal tanpa alasan”
“Sudah biasa~”
“Penuh luka itu pasti tapi aku tetap bernyanyi”“Kompak bener abang-abangku nyanyi lagu galau” Wawan meletakkan tasnya di atas meja makan dan ikut memasak bersama dengan yang lainnya. Sakha hanya terkekeh mendengar ucapan Wawan
“Chaa, tuan sarapannya sudah siap” Sakha meletakkan sepiring roti bakar dan kopi di depan abangnya yang sibuk main handphone, “Makasih mbok”
“Sama-sama tuan”“Btw kha, mantan lo yang selusin kurang 4 biji itu apa kabar?” pertanyaan Juna sukses membuat Sakha dan Rakha menghentikan makannya
“Kha yang mana nih?”
“Sakha lah, gak mungkin Rakha kalo bahas mantan”
“Anjir koh Jun, suka bener” Wawan tertawa mendengar ucapan Juna
“Kenapa emangnya koh?”
“Gak papa tanya doang. Semenjak lo putus, gue gak pernah lihat lo deket lagi sama cewek” ucapan Juna membuat Rakha mengalihkan atensinya pada Juna“Lo kok lebih merhatiin adek gue ketimbang gue ya?”
“Gue kan cuma tanya. Kemarin gue ketemu Natasha, mantannya Sakha”
“Apa kabar?”
“Alhamdulillah baik, lo lihat sendiri gue didepan lo, Kha”
“Bukan lo koh. Kabarnya Natasha gimana?”
“Ya mana gue tau. Tanya aja sendiri, kan lo mantannya”“Mantan bang Sakha ada 7, lah mantan bang Rakha?” ucap Wawan yang asyik memasak mie di dapur
“Gak usah ngejek lo”
Wawan terkekeh pelan, “Tenang bang, gue juga belum pernah punya mantan”
“Hah? Sumpah lo, Wan?!”“Kenapa sih pada kaget begitu? Emang muka gue muka bang Dava apa”
“Emang mukanya Dava kenapa?”
“Muka buaya”
“Bibirnya Dava gak maju kayak buaya--”
“Tapi manis banget kata-katanya”
“Bener jug--eh, emang buaya bisa ngomong?”“Pagi gaes” Johan yang baru saja kembali dari kamarnya langsung mengambil tempat duduk disebelah Sakha yang asyik menikmati sarapannya
“Pagi bang Jo”
“Lagi ngomongin apa?”
“Mantan”
“Ex”
“Bek--eh, gak enak kalo dibilang bekas. Emang barang”“Mantan? Emang Rakha sama Wawan punya mantan?”
“Wah bang, lo kalo ngomong….suka bener”
“Gue juga gak punya mantan” ucapan Juna sukses membuat penghuni kost lainnya menatapnya aneh, “Kenapa?”
“Sumpah lo nggak punya?”
“Lo punya kali koh”
“Siapa?”
“Bisa-bisanya lo lupa…”“Astaga” Wawan menepuk pelan dahinya, “Itu loh, yang anak pertukaran dari Rusia. Fransiska...Skoliosis”
Juna berpikir sejenak, “OOH! Fransiska Scoliosso, Wawan. Sejak kapan gue punya mantan skoliosis”
“Ya hampir mirip lah”“Tapi sekarang koh Juna udah punya penggantinya dong” ucap Sakha sambil menaik turunkan alisnya
“Oh jangan bilang cewek yang ditolongin Juna waktu itu?” tambah Rakha. Entah mengapa, dua kembar-kembara itu akan sangat kompak jika menggoda orang lain“Hah? Yang mana?”
“Itu loh bang Jo. Anak manajemen yang sekost sama gebetannya bang Dava. Terkenal kok”
“Yang mana sih? Gue kok gak tau”
“Aduh, itu loh, Theana. Theana Jamet”
Juna, Sakha dan Rakha menatap Wawan datar, “Theana Shaenette, Wawan”
“Jauh bener dari Shaenette ke jamet”

KAMU SEDANG MEMBACA
Kost Nomor 17 | SVT
FanfictionSelamat datang di Kost Nomor 17 Semoga betah ya~ Kost yang dihuni 13 mahasiswa dengan berbagai macam sifat dan kelakuan [!] lokal fanfiction beberapa bahasa kasar semi baku Update : setiap selasa Start : 7 - 7 - 2020 ©BesiBromIodin; 2020 🏆H...