Happy Anniversary yang Ke-2
Kost Nomor 17🎉It's a special chapter
Happy reading💕
Huft, tidak terasa kita sudah mengikuti berbagai cerita dari pasukan penghuni Kost Nomor 17 selama 2 tahun. Berbagai cerita….ada suka, duka, canda, tawa, sedih, senang bahkan horror sudah pernah dialami oleh pasukan penghuni kost kesayangan kita. Walaupun sudah 2 tahun, pasukan penghuni kost berharap semua cerita mereka dapat menghibur kalian. Itu harapan authornya juga sih. OKAY! Setelah 2 tahun bersama, apakah kalian penasaran bagaimana ketiga belas pria itu bisa berada dalam 1 atap?Baiklah, special chapter kali ini...kita akan bahas bagaimana mereka bisa terdampar di sebuah rumah yang terletak di Jalan Yang Lurus (Komplek Seberang Universitas Nusa Bangsa dan Bahasa) Nomor 17 atau yang sering disebut Kost Nomor 17 milik seorang perempuan yang biasa di sebut Bu Nana.
Alkisah….
Bukan, ini bukan legenda jadi gak usaha pake alkisah. Jadi, pada siang itu…
“L-lo….yakin gak papa, Sat?” seorang pria bertanya ragu pada pria lain yang duduk diatas kasur kostannya dengan mata yang sudah seperti cincau (re: panda) karena tidak tidur selama 2 hari
“Gue gak bisa tidur, Bim. Gue masih ngerasa tu hantu di depan muka gue!”“Gak usah disebut juga! Kalo dateng kesini gimana?!”
“Apa gue ketempelan ya?”
“Ketempelan apa?! Jangan ngadi-ngadi lo!” pria itu mendekatkan dirinya pada Satria, “Sat, kagak lo bawa ke kostan gue kan?” tanya pria itu ketakutan
“Ya mana gue tau”
“Ah! Lo mah! Pengen gue usir tapi kasian banget kayak gembel”
Satria menoleh perlahan pada pria itu, “Ngomong apa lo?”Sudah 2 jam Satria dan temannya--Abim memutari komplek, perumahan bahkan gang di sekitar kampus mereka, Universitas Nusa Bangsa dan Bahasa hanya untuk mencarikan Satria kost yang cocok dengannya
“Udah, ini aja deh, Sat” namun pria yang memandangi sebuah pamflet berisi iklan kostan itu terdiam bingung“Kenapa lagi? Menurut gue ini udah yang paling bagus dan paling worth it. 1 orang 1 kamar, pake AC, ada kolam renang. Kalo lo males nyuci tinggal tambah 100 ribu. Deket lagi dari kampus. Udah enak banget itu”
Satria melirik pada temannya itu, “Napa kagak lo aja?”“Kalo gue punya duit segitu, ya gue bakal langsung pindah, Sat”
“Kemahalan gak sih?”
Abim menghela nafas kesekian kalinya dan menatap Satria malas, “Uang saku lo sebulan aja lebih dari biaya kost. Bahkan hampir 2 kali lipatnya, belum lagi kalo abang lo tiba-tiba transfer. Gak usah sok miskin lo!”
.
.
.
.
.Satria mengetuk-ngetukkan kakinya ke lantai sambil menunggu seseorang. Setelah dimarahi habis-habisan oleh Abim kemarin, Satria memutuskan untuk menghubungi pemilik kost yang disebut ‘Bu Nana’ itu dan mengikuti sesi wawancara--Satria berasa kayak lagi cari kerja. Setelah menunggu cukup lama, ada dua orang lagi yang datang. Seorang pria yang tingginya hampir sama dengannya, memiliki mata sipit dan semakin hilang karena silaunya matahari dan satunya….seperti masih anak SMP, mukanya juga imut. Itu first impression Satria
“Permisi, mas nya...juga mau wawancara sama bu Nana?” tanya pria bermata sipit itu menyapa Satria terlebih dahulu
“Oh iya mas. Masnya juga?” pria itu mengangguk dengan semangat
“Kenalin, saya Satria. Mahasiswa UNBB”“Oh, masnya anak UNBB? Sama dong, saya juga. Saya Bintang mas, tapi biasa dipanggil Ochi. Kalo ini...Uzi, mas” Satria melirik pada pria kecil yang sedari tadi sibuk dengan handphonenya itu
“Oh, salam kenal ya mas. Btw, adeknya masih SMP atau udah SMA?” pertanyaan Satria sukses membuat Uzi menatapnya tajam, ditambah Ochi yang membelalakan matanya sambil melihat ke arah Satria dan Uzi secara bergantian dan….berharap tidak ada lagi perang dunia yang dibuat oleh Uzi
KAMU SEDANG MEMBACA
Kost Nomor 17 | SVT
FanfictionSelamat datang di Kost Nomor 17 Semoga betah ya~ Kost yang dihuni 13 mahasiswa dengan berbagai macam sifat dan kelakuan [!] lokal fanfiction beberapa bahasa kasar semi baku Update : setiap selasa Start : 7 - 7 - 2020 ©BesiBromIodin; 2020 🏆H...