KKN Story : Persiapan KKN

1.5K 221 24
                                    

Happy reading💕





















Dava kembali ke kamarnya dengan wajah yang ditekuk setelah mendapat omelan dari para abangnya yang ketakutan akan kehadirannya yang tiba-tiba--oiya, jangan lupakan juga lemparan bantal dari Uzi, masih untung bukan gitar. Kalo kata Ochi, udah kayak jelangkung--datang tak diundang, pulang tak diantar. Kalo gak diantar ya pulang naik ojol, manja banget

“J-jun” panggil Rakha yang masih mengatur detak jantung serta nafasnya karena terkejut, “Lanjutin aja ceritanya”
“Lo yakin?”
“Udah gak papa. Bukan om Wowo kok, cuma om Dava aja” Juna tertawa mendengar ucapan Uzi dan bersiap melanjutkan ceritanya lagi namun..

“Chi, lo ngapain sih?”
“G-gue takut”
“Udahlah cuma Dava” Ochi keluar dari balik punggung Juna dan duduk seperti semula
“Sampai mana tadi? Oh, tapi sama si Bima mahkota itu di titipin ke Ayu. Terus Ayu juga dikasih selendang ijo itu sama Badarawuhi buat memikat si Bima. Jadi sebenernya si Badarawuhi itu ngincar Widya buat jadi penari selanjutnya karena dia sesuai sama kriteria. Tapi malah salah sasaran dan diambil Nur, Nur juga punya penjaga gitu. Karena si Bima sama Ayu tadi membuat perjanjian sama Badarawuhi, apalagi mereka udah melakukan hal yang gak bener di tempat terlarang kayak Tapak Tilas ditambah si Badarawuhi salah sasaran, makanya yang diambil Bima sama Ayu”
“Bentar-bentar...si Ayu tadi megang mahkota putih, sama dapet selendang ijo. Berarti seharusnya dia bisa jadi penarinya?” tanya Rakha

Auuuuuuuuu

“Apaan tuh?”
“Hehe, maaf. Itu...suara notifikasi chat gue sama Sasha. Maaf ya” ucap Ochi sambil menatap ketiga temannya
“Jun, lanjut. Tadi gue tanya harusnya Ayu jadi penari kan?” tanya Rakha

“Iya, tapi karena dia gak memenuhi kriteria jadi dia gak kena. Ditambah lagi si Badarawuhi salah sasaran. Jadi dia yang ditumbalkan”
“Kok gak memenuhi kriteria?” tanya Ochi
“Ya kan tadi mereka udah kepergok sama si Nur lagi pok pok” jawab Rakha

“Pok...pok? Ooh, skidipapap”
“Makanya kalo KKN jangan cuma jaga sikap, jaga hormon juga” ucapan Uzi sukses membuat Ochi, Juna dan Rakha tertawa. Tidak terasa waktu menunjukkan pukul 12 malam namun keempat pria itu masih betah bercengkrama di kamar Juna, hingga...

Dug dug dug

Byur

“I-itu apaan sih? Dari tadi loh…”
“..gak mungkin Dava kan?”
“Masa dateng sih?” gumam Juna namun Ochi masih dapat mendengarnya dan seketika Ochi mengambil bantal milik Juna lalu menutup wajahnya

“J-jun, gue...tidur disini ya. Gue gak berani ke kamar” ucap Ochi yang sudah meringkuk di pojok kasur Juna
“Udah jam 12, gu-gue balik dulu ya” ucap Rakha
“Gu-gue ikut Kha”
“Yaudah, kalian hati-hati ya”

Rakha dan Uzi keluar dari kamar Juna namun baru sampai depan pintu, seketika hawa dingin menyambut mereka berdua
“Kh-kha, lo duluan aja keatas. Gue...mau ke dapur dulu, mau mi-minum”
“Oh, oke” setelah Uzi berjalan menjauhi dirinya yang masih berdiri di depan kamar Juna. Rakha segera berjalan menuju kamar sebelah kamar Juna

Tok! Tok! Tok!

“Siapa?”
“Rakha”

Kriet!

Blam!

Bahkan Rakha tidak menunggu persetujuan si pemilik kamar untuk masuk ke kamarnya dan langsung duduk di kursi belajar si pemilik kamar
“Abang kenapa? Kok keringetan?”
“Ng-nggak. Keringetan dari mana? Lo...lagi ngapain?”

Sakha menatap kearah laptopnya, “Lagi ngerjain tugas”
“Kadang?”
“Gue ngerjain salah, gak ngerjain salah. Bangga dikitlah kalo adeknya lagi rajin ngerjain tugas” Rakha terkekeh mendengar ucapan Sakha

Kost Nomor 17 | SVTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang