Happy New Year and
Happy reading💕“Kok bisa masuk kehutan pinus?!” tanya Satria panik
“Gu-gue juga gak tau, bang” Chan berbicara tanpa menatap Satria, pria itu tau Satria pasti akan marah besar, “Gue...udah peringati abang-abang yang lain buat gak sembunyi jauh jauh. Gu-gue juga gak tau kenapa mereka ke hutan”Satria mengacak rambutnya kasar. Hari sudah gelap, bahkan 5 menit lagi adzan maghrib akan berkumandang. Namun mereka mendadak menerima kabar buruk seperti ini
“Apa di dalem hutan bener-bener gak ada sinyal ya? Nomornya bang Johan sama bang Ochi di luar jangkauan” ucap Sakha
“Gue WA juga centang 1” tambah VernonWawan sudah hampir menangis saking paniknya, namun ia terus mencoba menghubungi Johan dan Ochi walaupun yang lain mengatakan bahwa handphone mereka tidak aktif
“Bentar, kalian lihat mereka masuk hutan?” tanya Joshua
“Bukan kita, tapi mang Dayat yang lihat” jawab Juna
“Mang Dayat penjaga villa?” seketika Uzi, Juna dan Chan menganggukan kepala sebagai jawaban atas pertanyaan Joshua“Haiya, ngapain mereka masuk hutan coba?! Emang gak ada tempat persembunyian di halaman?” omel Hendra
“Gue bilang juga apa, pamali” tambah Dava
“Ma-maafin gue bang, gu-gue gak bisa jaga bang Johan sama bang….Ochi”
Rakha menepuk bahu Chan pelan, “Seharusnya abang abang yang jagain lo, bukan lo yang jagain mereka”“Apa kita cari aja?” usul Hendra.
“BOLE--” Namun Satria menggelengkan kepalanya keras atas jawaban Wawan
“Terlalu berbahaya, Wan. Ini udah malem, kita juga gak tau jalan di hutan pinus. Nggak, gue gak mau bahayain yang lain”“Atau kita ke rumah mang Dayat aja? Minta tolong bantu kita cari Johan sama Ochi besok pagi-pagi?” kali ini Satria menganggukan kepalanya atas usul Rakha. Namun Wawan menggeleng tanda tak setuju, “Nanti kalo bang Ochi sama bang Johan kenapa napa gimana?! Ayo cari aja yok malam ini, bang. Kalo nggak, koh Hen temen gue yok cari bang Jo--” bujuk Wawan
“Nggak Wan! Terlalu berbahaya buat kita masuk ke hutan malem-malem. Kita juga gak tau medannya gimana” jawab Satria tegas
“Tapi bang, kita mau ke hutan bukan mau ke Medan..” ucapan Dava membuat para pasukan penghuni kost yang lain memutar bola matanya malas dan…Tak!
“ADUH! KOK GUE DIPUKUL SIH?!”
.
.
.
.
.Sebagai pasukan penghuni kost tertua, Satria--walaupun dengan rasa takut, memimpin para pasukan penghuni kost dan berjalan di depan untuk menuju ke rumah sang penjaga villa. Penjaga villa yang sering di sebut mang Dayat itu memang tidak setiap saat berada di villa, namun rumahnya tidak jauh dari villa. Akan tetapi tetap saja, itu malam dan jalan di depan villa sangat minim penerangan. Para pasukan penghuni kost juga membawa senter masing-masing
Tok! Tok! Tok!
“Assalamualaikum mang Dayat”
“Waalaikumsalam, eh akang. Kunaon (kenapa)?”
“Mang, tadi Chan bilang, mamang ngelihat dua temen kita masuk ke hutan?”“I-iya” firasat pria paruh baya itu mulai tidak enak, “Akang akang masuk dulu aja, ngobrol di dalem” pria paruh baya itu menggeser tubuhnya agar para pasukan penghuni kost dapat masuk ke rumahnya. Namun, tetap saja rumah kecil itu tidak dapat menampung kesebelas pria dewasa yang datang seperti pasukan itu. Wawan, Joshua, dan Dava menunggu di luar
“B-bang, gue… ke WC dulu ya. Kebelet” Joshua menolehkan kepalanya ke arah Wawan dan menatap pria itu heran“Lo tau WC nya?”
“Tuh” tunjuk Wawan pada sebuah bilik kecil tak jauh dari rumah. Di depan bilik itu tertulis ‘WC’
“Mau ditemenin?” tawar Joshua
“Ng-nggak usah bang”
“Yakin lo? Lo kan penakut” remeh Dava
“Yang penakut lo ya bang, bukan gue”
“Halah, kita itu…sama”
KAMU SEDANG MEMBACA
Kost Nomor 17 | SVT
FanficSelamat datang di Kost Nomor 17 Semoga betah ya~ Kost yang dihuni 13 mahasiswa dengan berbagai macam sifat dan kelakuan [!] lokal fanfiction beberapa bahasa kasar semi baku Update : setiap selasa Start : 7 - 7 - 2020 ©BesiBromIodin; 2020 🏆H...