SPECIAL CHAPTER : Tahun Baru Imlek

1.2K 178 8
                                    

Selamat Tahun Baru Imlek untuk teman-teman yang merayakan
Happy reading💕























Thek! Thek!
Dheng.. Dheng… Dheng..

Suara tabuhan tambur dan jik yang berirama menarik perhatian orang disekitar rumah Juna. Sebagai pria beretnis China, keluarganya pun turut merayakan tahun baru imlek. Walaupun dirinya merupakan seorang muslim, namun apa salahnya melestarikan budaya yang telah dibawa oleh nenek moyangnya sejak jaman dahulu kala. Ia memang bukan beragama konghucu, namun ia tidak berganti etnis–etnis cina masih mengalir didalam tubuhnya

“Yeay!” Juni yang berada di atas bahu Juna berteriak kegirangan saat barongsai mulai menunjukkan aksinya. Anak kecil itu menari-nari diatas gendongan Juna sambil memegang angpao miliknya.

Hari raya Imlek bagi pemeluk agama Konghucu dipandang sebagai hari raya keagamaan untuk memperingati kelahiran nabi Konfusius atau sering pula disebut Kung Sang Guru. Sedangkan bagi warga etnis cina yang memeluk agama lain, Imlek dipandang sebagai wujud peringatan hari raya kultural Cina. Pada awalnya, perayaan Imlek merupakan perayaan pergantian musim oleh petani di Cina, tujuannya sendiri sebagai wujud rasa syukur dan doa agar tahun depan mendapatkan rejeki yang lebih banyak. Dan kebetulan tahun kemarin, Juna dapat bonus yang lumayan banyak makanya saat tahun baru imlek kali ini, dia bisa panggil barongsai buat Juni

“WA!” Juni berteriak kegirangan saat sang barongsai mengambil angpao dari tangannya
“Gimana Juni seneng gak?” tanya Wawan yang berdiri di samping kedua orang itu. Ya, Wawan dan Uzi juga ada disini untuk ikut merayakan imlek bersama Juna, Juni dan ibu mereka
“Seneng banget bang Awan!” Wawan ikut tersenyum saat anak laki-laki itu kegirangan melihat barongsai,setelah itu Wawan mengalihkan pandangannya pada pria mungil yang berdiri di sampingnya

“Bang Uzi mau ngasih angpao barongsai?”
“Lo aja”
“Nggak, kali aja masa kecil bang Uzi kurang bahagia, terus pengen ngasih angpao barongsai” oke, Wawan berada dalam bahaya…

“JUNI!!” teriakan seorang pria yang baru turun dari mobil membuat Juna dan Juni seketika menatapnya
“Ochi?” Juna menatap terkejut pada Ochi yang turun dari mobil sambil menggandeng…Sasha? Astaga segitu bucinnya dia sampai bawa Sasha dari Malang?
“Ngapain bang Ochi ke Surabaya?” tanya Wawan, bahkan Uzi pun mengernyitkan dahinya menatap kedatangan Ochi dan pacarnya

“Bang…Ochi?” Juni menatap Ochi dan Juna bergantian–seakan meminta pendapat Juna bahwa apa yang disebutkannya benar, karena Juni sendiri jarang bertemu dengan Ochi ataupun teman Juna yang berada di luar Surabaya. Ia hanya dekat dengan Wawan dan Uzi. Setelah melihat anggukan kepala Juna, Juni segera meminta diturunkan dari gendongan dan berlari ke pelukan Ochi

“Aduh aduh aduh, hati-hati Juni. Jangan lari-lari, nanti kalo jatoh gimana?” Juni bahkan tidak menghiraukan ocehan Ochi yang disertai dengan kekehan dari pria itu. Juni hanya bersemangat memeluk leher Ochi dan minta gendong. Anak kecil berumur 6 tahun itu mulai tertawa saat Ochi menggendongnya dan membawanya mendekat pada barongsai

“Halo koh Juna”
“Eh, Sasha. Langsung dari Malang?”
Sasha menganggukan kepalanya sebagai jawaban dari pertanyaan Juna, “Iya, tadi berangkat jam 8. Mas Ochi bilang pengen ketemu sama Juni, mumpung hari ini imlek. Oiya, koh Juna, selamat tahun baru Imlek ya”
June tersenyum, “Makasih ya. Yuk mas–”

“KOH JUNA TOLONG GUE!” pandangan Juna dan Sasha teralihkan saat ada seseorang meminta tolong pada Juna, bahkan Juni dan Ochi yang asik bermain juga terkejut melihat..
“KOH JUNA TOLONG GUE! BANG UZI AMPUNN!!” Wawan berteriak sambil berlari ketakutan saat tiga barongsai mengejarnya dari segala arah sedangkan pria kecil, imut nan menggemaskan itu asik memvideo Wawan sambil tertawa
“Rasain lo!”



Kost Nomor 17 | SVTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang