Ospek Day 2 : Jurit Malam

2.4K 322 5
                                    

Happy reading💕






















Diary ospek masih berlanjut dan hari ini ospek universitas memasuki hari kedua. Hari ini ospek dimulai dari jam 3 sore, karena akan ada jurit malam hingga subuh keesokan harinya. Karena itu, Sakha, Dava dan Wawan hari ini bisa ngebangkong alias bangun siang. Waktu menunjukkan pukul 11 siang saat Dava bangun dari hibernasinya karena…...lapar

“Laper banget, laper banget, laper banget sekarang. Makan apa, makan apa, makan apa, makan apa sekarang~”
“Bang, gue juga laper” Chan menyahuti Dava dari ruang keluarga
“Sakha mana?”
“Belum bangun kayaknya”
“Yang lain?”
“Bang Ochi ke kampus, bang Wawan tadi dijemput sama temennya, bang Vernon....sama Sofia”

Dava berjalan menuju kamarnya Sakha, “Astaga punya temen gak ada yang beres. Satunya bucin adeknya, satunya kebo. Yang lain...gak jelas”

Tok! Tok! Tok!

“Sakhaa, bangun woy!! Lo masih hidup kan?” Tidak ada jawaban
“Kha? Bangun woy” Lagi-lagi tidak ada jawaban
“Kha, lo….gak mati kan?” Dava menempelkan telinganya pada pintu kamar Sakha. Masih terdengar dengkuran, berarti Sakha masih hidup

“Sakhaa, udahan dong gladi bersihnya”
“Gladi bersih apaan bang?” sahut Chan yang sedang berada di ruang keluarga
“Gladi bersih meninggal”
“Eh, buset dah”

Tiba-tiba otak Dava bersinar, ia tau bagaimana cara agar Sakha bangun
“Sayangg, bangun dong. Makan yukk”
“Sakha sayaangg, Dava laper nich”
“Sayaangg”
“Sayang ayo bangun, Dava laper”
“Sakha sayang, ih bangun dong”

Chan yang berada di ruang keluarga langsung bergidik ngeri menatap Dava yang bergelayutan di pintu kamar Sakha--dan jangan lupakan ekspresinya yang...err, menjijikan
“B*NGSAT! BABON LO HOMO?!?”














Jurit malam dimulai…

Lagi-lagi untuk jurit malam, Sakha dipasangkan dengan Dava. Hanya saja bedanya kali ini Wawan juga ikut bersama mereka untuk berkeliling.
“Gue bingung, divisi dokumentasi gunanya apaan malem-malem begini? Ngefoto jurig?”
“Hush, jangan ngomong gitu. Nanti beneran muncul loh”

Waktu menunjukkan pukul 1 malam saat Dava dan Sakha--dan jangan lupakan Wawan menjaga salah satu pos untuk jurit malam. Para mahasiswa baru diharuskan berkeliling ke pos-pos yang sudah tersebar di sekitar universitas mereka. Di pos tersebut, mereka akan mendapatkan tantangan dari para penjaga pos. Bukan jurit malam namanya tanpa keusilan kakak tingkat, tentu saja panitia sudah menyiapkan segalanya untuk menakut-nakuti mahasiswa baru--mulai dari menyebarkan rumor hingga mempersiapkan hantu palsu

“AAAAAA!!!” Suara teriakan mahasiswa-mahasiswa baru itu terdengar hingga pos tempat ketiga pria itu berjaga
“Kok serem...”
“Lo takut?”
“Ng-nggak” Sakha memeluk dirinya sendiri, “Cu-cuma dingin aja”

“Kha, inget gak sih waktu jurit malem dulu lo paling heboh. Padahal hantunya palsu, lo udah kabur duluan sampe lari ke kostan”
Sakha mengerucutkan bibirnya, “Gue takut tau. Lagipula gue kira itu beneran, mirip banget soalnya”
“Keren sih, mereka buat hantunya. Semirip itu”

“Angkatan gue bahkan ada yang sampe ngompol dicelana bang”
“Elo, Wan?” tanya Dava terkekeh
“Ya nggak lah bang”

Tidak lama kemudian segerombol mahasiswa baru datang ke pos penjagaan Sakha, Dava dan Wawan. Setelah menjalankan misi yang diberikan Wawan, mereka harus melanjutkan perjalanan menuju ke pos selanjutnya

“Dav, Wan…” suara Sakha sedikit bergetar seperti ketakutan saat menatap kepergian segerombolan mahasiswa baru itu
“Apaan?”
“Lo ngerasa gak sih..kalo kelompok mereka banyak banget?”
“Banyak gimana? Kan emang ada 12”
“Tapi gue ngitungnya ada 15, Dav”

“Jangan ngaco lo. Nakut-nakutin ya?”
“Sumpah Dav, gue ngitung ada 15”
“Bang...Wawan juga” seketika Sakha dan Dava menatap Wawan horror
“Kan bener..”

“Astaghfirullah, ya allah kok serem sih..” Sakha menatap sekelilingnya. Namun tiba-tiba indra penciuman ketiganya mencium bau yang sering orang katakan adalah bau ‘mereka’ yaitu bau bunga melati
“Lo cium bau gak?”
“Ih, Bang Dava jangan disebut. Nan-nanti beneran dateng…”
“Iya Dav”



“BOOM!!”





“Allahuakbar”
“Ya allah ampuni dosa Dava yang ganteng ini!!”
“Setan!! Pergi lo setan!”

Shella yang datang ke pos mereka menatap datar mereka bertiga. Saking takutnya Dava dan Sakha berpelukan dan bersembunyi di bawah meja, sedangkan Wawan sampai mengangkat kursinya dan hampir melemparkannya ke arah Shella

“HEH! Sembarangan aja ngatain gue setan!”
“Loh? K-kak Shella?”
“Kak Shella?” Dava dan Sakha yang bersembunyi dibawah meja langsung keluar saat Wawan menyebutkan nama Shella

“Kalian itu cowok, badannya gede-gede pula. Masa gitu aja takut, ih”
“Bukan takut sih kak, kaget”
“Iya kak, cuma kaget kok. Habis cantiknya kak Shella ngagetin” seketika Wawan dan Dava membelalakan matanya menatap Sakha--belajar gombal dari mana dia?

Shella terkekeh mendengar ucapan Sakha, “Iya, maaf ya. Gue ngagetin kalian. Oh iya, Wan. Udah berapa kelompok yang ke pos ini?”
“Ada 13 kak”
“13? Gak salah hitung?” Wawan mengerutkan dahinya mendengar ucapan Shella
“Bener kok kak. Barusan aja ke 13”
“Tadi gue ngomong sama Sarah lewat handie talkie, kata dia yang keluar baru 12 kelompok loh” jelas saja ucapan Shella membuat mereka bertiga merinding. Lalu 1 kelompoknya lagi siapa?

“Yaudah, gue balik dulu ya. Mau ngecek lagi, hati-hati ya kalian”
“Eh kak, tunggu” Shella berbalik dan menatap Sakha yang memanggilnya, “Kakak, pake...parfum bau melati?”
“Nggak”
“Oh, o-oke deh kak” Shella segera melanjutkan langkahnya menuju ke gedung rektorat

“Ancur deh image gue di depan Shella”
“Heh, babon. Lo beneran mau ngegebet kak Shella? Cari mati lo sama bang Donny?”
“Denger ya. Siapa sih yang gak tertarik sama Shella. Cantik, baik, ramah, suka senyum, kuat, tahan banting. Berbanding terbalik banget sama Donny yang penakut, sok garang kayak guru killer. Mendingan juga gue” ucap Dava--dan jangan lupakan wajah nyinyirnya

“Tapi...yang dibilang kak Shella tadi, dia gak pake parfum melati. Berarti..beneran ada dong….”
“Setan maksud lo?”
Wawan menepuk pundak Dava cukup keras, “Jangan disebut ih, bang”

“Gue yang pake” Dava, Sakha dan Wawan membelalakan mata saat mendengar sebuah suara perempuan di belakang mereka. Dengan keberanian yang dipaksakan, mereka bertiga melihat siapa yang berada di belakang mereka

“SETAN!!!” Sakha, Dava dan Wawan segera berlari ke segala arah setelah melihat wanita berbaju putih dan berambut panjang yang berdiri dibelakang mereka





























“S*alan! HEH, GUE BUKAN SETAN!! GUE VINNA WOY!!!”








Haloo haloowww
Hari ini edisi ospek hari kedua yaa
Jangan lupa vote + commentnya ya
Horanghae💕🐯

Salam
BesiBromIodin

Kost Nomor 17 | SVTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang