Calon Kakak Ipar : Part 2

1.2K 191 9
                                    

Happy reading💕

































“Kak Dara gak boleh tunangan sama pria br*ngsek itu!”
“Hah?” Dara, mamih dan Rakha menatap bingung pada Sakha yang tiba-tiba pulang dengan wajah memerah dan air mata di pipinya—gadis itu tau, tau dengan sangat baik bahwa ada sesuatu yang terjadi pada Sakha

“Lo—maksudnya kamu kenapa, Kha?”
Sakha berjalan maju dan memeluk Dara dengan erat, “Pokoknya Sakha gak rela kalo kakak sampai tunangan sama cowok kayak dia!”
“Dia siapa?”
“Bang Kai”
“Ke-kenapa sama Kai?” jujur saja Dara bingung, sebenarnya ada apa antara Sakha dan Kai?

“Pokoknya kak Dara gak boleh tunangannya sama cowok itu”
Dara melepaskan pelukan Sakha dan menatap pria itu dengan penuh tanda tanya, “Ada masalah apa kamu sama Kai? Kok tiba-tiba banget bilang gini” Dara sebisa mungkin mencoba untuk menenangkan dirinya, bahkan ia juga menggunakan bahasa formal karena ada mamihnya

“Bang Kai….jalan sama cewek lain”
“Mungkin temen”
“Kalo temen gak bakal pake acara rangkulan sama ciuman ya”
“Hah?” mamih bahkan mengerutkan kening saat mendengar ucapan Sakha

Dara segera meraih tangan mamih, “Mih, mamih istirahat dulu aja. Pilih-pilih kainnya nanti lagi, habis makan malem aja”
“Tapi kata Sa—”
Dara menggelengkan kepalanya sambil tersenyum, “Ngaco”, kemudian menundukkan kepalanya mendekat pada telinga mamih, “Paling lagi mabok”

“Dia minum?!”
“Biar Dara yang cari tau, ya”
Setelah mamih pergi ke kamarnya, Dara menatap Sakha dengan tatapan marah bercampur kesal, “Maksud lo apa ngomong kayak gitu depan mamih? Kalo ini cuma bercanda, gak lucu! Lo suka lihat mamih over thinking?!”

“Kak, gue serius. Gue lihat dengan mata kepala gue sendiri. Bang Kai cowok yang gak bener kak”
“Lo punya bukti?” Sakha menundukkan kepalanya—ia memang melihat semua itu, namun…ia tidak mempunyai bukti apapun

“Mana? Lo bisa buktiin kalo dia bukan cowok baik-baik?”
“Gu-gue emang gak punya bukti kak, tapi lo harus percaya sama gu—”
“Jangan ngaco!” Dara menatap salah satu adik kembarnya itu dengan tatapan dingin, “Bentar lagi gue bakal tunangan sama Kai. Tolong jangan berbuat yang macem-macem”

“Kak…lo gak percaya sama gue?”
“Nggak, selama lo gak punya bukti. Gue harus percaya apa sama lo”
“KAK!”
Dara menggelengkan kepalanya, “Kai yang gue kenal selama ini baik, atas dasar apa lo nuduh dia kayak gitu?”

“Kak! Sumpah gue gak bo—” Rakha segera menarik tangan Sakha dan pergi membawa pria itu menuju kamarnya

Brak!

“Bang! Lo ngapain sih bawa gue kesini?! Gue belum selesai ngomong sama kak—”
“Jangan ngomong sembarangan”
“Gue gak ngomong sembarangan ya!” Sakha mulai meninggikan nada bicaranya, “Gue lihat pake mata gue sendiri, bang. Gue berani sumpah demi apapun! Gue lihat bang Kai keluar dari butik sama cewek, rangkulan. Naik mobil dari daerah Pemuda ke Ahmad Yani, mereka makan disana! Lo tau resort cafe mewah, yang dulu diimpi-impikan sama kak Dara pengen banget dilamar disana? Mereka makan di tempat itu, bang! Gue gak masalah kalo mereka makan di tempat itu, tapi gue ngelihat mereka ciuman di depan umum. Itu yang bikin gue gak terima!”

Selama Sakha menjelaskan semuanya, Rakha hanya bisa memandang pria itu dengan tatapan datarnya. Hingga Sakha tersadar, bahkan menatap sedih pada saudara kembarnya itu, “Bang…lo pasti gak percaya sama gue kan?” tanya Sakha sedih, “Karena gue gak bisa kasih bukti kan?” pria itu mati-matian menahan air matanya, “Atau karena lo gak mau gue ngerusak pertunangannya kak Dara? Hm?”

Kost Nomor 17 | SVTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang